Tauhid membawa nikmat, tenang, bahagia. Tauhid menjauhkan kesal, dendam, benci, kerusakan rumah tangga, persahabatan. Kita sadar bahwa hanya Allah tempat kita meminta, bukan manusia atau makhluk apapun.
Untuk semuanya, minta dulu pada Allah, baru usaha, bekerja mendapatkannya. Maka kerja kita akan mendapat petunjukNya. Tanpa izinNya, kerja keras kita tak akan pernah membuahkan hasil.Â
Tapi kalau Allah sudah berkehendak dan sudah menetapkan bahwa saatnya sudah tiba, tak akan ada yang bisa menghalangi, meskipun kita belum menjalankan usaha. Usaha kita hanya syarat.Â
Allah bisa mengabulkan dengan berbagai cara-cara ajaibNya. Dan yang namanya "usaha" jangan hanya usaha yang kita kenal secara duniawi, bekerja saja. Lengkapi dengan tahajud, dluha, sedekah, shalawat dan berbagai "usaha" ibadah lainnya.
Yakinlah pada Allah seperti Umar yakin sungai Nil akan mengalir kembali saat namaNya disebut. Lakukan semua perintahNya dan jauhi semua laranganNya. Yakin bahwa semua doa itu didengar dan akan dikabulkan dengan cara dan waktuNya. Kita tak bisa memaksaNya. Allah yang tahu apa yang terbaik bagi kita. Jadi berdoa, dan serahkan segalanya hanya padaNya.
Yuk, kita junjung tinggi tauhid. Baik dalam bentuk fisik, tertulis, maupun amalan sehari-hari. Ini yang paling penting. Ini pula yang insya Allah bisa membawa kalimat ini ke bibir kita di penghujung usia nanti. Aamiin... ridloilah, ya Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H