Karena detik berikutnya tak pernah kita tahu, masih diberikanNya atau tidak. Lakukan hanya kebaikan, tak ada waktu untuk apapun yang tak baik.
 Bebaskan hati dari perasaan apapun yang tak enak, dari buruk sangka, dari curiga, dari minder, benci, dendam, galau, khawatir atau kesal.
 Bebaskan otak dari pemikiran apapun yang tak menyenangkanNya, yang dimurkaiNya.
 Bebaskan mulut dari gossip, kata-kata yang tak baik, tak benar, tak membuat bahagia orang lain, tak akurat, apalagi fitnah.
 Bebaskan tangan dari perbuatan apapun yang tak bermanfaat.
 Dan bebaskan kaki dari langkah-langkah ke tempat yang belum tentu diridloiNya.
Hanya kebaikan, hanya manfaat. Kalau 365 hari sudah diberikanNya, masak sih satu hari ini saja tak bisa benar-benar kita bersihkan dan kita sucikan. Sambil berharap bahwa hari-hari berikutnya pun akan menjadi hari penuh manfaat, ikhlas, syukur, bahagia bersama, yang benar-benar dinikmati setiap detiknya.
Barangsiapa yang tidak mampu wukuf di 'Arafah
 Maka hendaklah ia wukuf (berhenti) pada batasan-batasan Allah yang ia ketahui.
Barangsiapa yang tidak mampu mabiit (berdiam) di Muzdalifah
 Maka hendaklah ia berdiam diatas ketaatan kepada Allah untuk mendekat dan tunduk kepadaNya.
Barangsiapa yang tidak mampu menyembelih hadyu (sembelihan)nya di Mina
 Maka hendaklah ia menyembelih hawa nafsunya agar sampai pada cita-citanya (surga).
Barangsiapa yang tidak mampu sampai ke Baitullah karena jauhnya
 Maka hendaklah ia menuju ke pemilik Baitullah karena Dia lebih dekat dari urat leher.
Imam Ibnu Rajab rahimahullah, disampaikan oleh Ustadz Fauzan Al Kutawy Hafizhahullah.
Referensi:
Kemuliaan dan Keistimewaan Hari ArafahÂ
Amalan Hari Arafah: untuk mendapat keberkahan seperti mereka yang berhaji.Â