Setiap warga bisa menjadi PR atau provokator. Kitalah yang mengarahkannya. Mau tak mau, terima tak terima, semua orang adalah wakil perusahaan di dunia digital. Maka semua yang mereka katakan dan lakukan bisa membangun atau merusak reputasi perusahaan. Banyak sekali perusahaan yang harus mengeluarkan uang jutaan dolar untuk memperbaiki reputasi yang tak sengaja dirusak oleh warganya sendiri.
Maka mengarahkan warga untuk menjadi duta yang baik adalah penting. Susunlah tata cara komunikasi digital yang baik, yang memandu setiap warga apa yang perlu mereka lakukan dan tidak boleh mereka lakukan, untuk kepentingan bersama. Berikan mereka tools yang mereka butuhkan untuk bisa menjadi duta yang baik. Studio yang bisa digunakan bersama, tempat-tempat yang “instagrammable” dan berbagai tools lain, penting untuk disediakan.
Corporate ambassadorship adalah kunci saat ini untuk menciptakan presence untuk mendapatkan talent terbaik dalam industry dan cakupan klien yang luas yang tak terjangkau tanpa adanya digital presence.
- Coaching is the way
Di dunia digital pertemuan adalah kemewahan. Maka setiap pertemuan akan mubazir kalau hanya digunakan untuk “melaporkan” perkembangan. Setiap pemimpin harus mampu menggunakan cara komunikasi baru: coaching-style communication, yang bisa memberdayakan dan menggali potensi terbesar dari warganya. Baik secara langsung maupun secara digital.
Like it or not, your team needs coaching. Don’t say it, don’t give instruction, don’t tell them what to do. Let them speak so that they know what they need to excel, and what the company needs from them to grow significantly.
- Jadikan digital sebagai way of life
Digital bukan divisi, tapi way of life. Semua orang perlu mulai merangkul kebiasaan hidup digital, mulai dari pimpinannya sampai anggota team yang paling junior. Kalau dulu orang harus bisa pakai word, powerpoint, dll, sekarang perlu ada training untuk mengasah kemampuan menggunakan iMovie, Yelp, IG, dan berbagai digital tools lain. Even email is so out of date.
Training tak lagi bisa dilakukan hanya dalam kelas. Berdayakan digital untuk membangun dan mengasah soft skill dan hard skill setiap hari.
Rekrutmen, retention, semua perlu mulai memberdayakan aspek digital.
Bangunlah pemahaman dan dukungan setiap pihak secara gradual. Susunlah sebuah digital roadmap sehingga akhirnya terciptalah sebuah lingkungan kerja yang benar-benar mampu merengkuh dunia dengan sebuah ketikan.
Jakarta, 18 April 2017
Disampaikan Indira Abidin, Chief Happiness Officer PT Fortune Indonesia Tbk dalam “She Rules in the digital world” oleh Veltica Academy