Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Dilawan, Tapi Cobalah Berdamai dengan Stress

21 Januari 2017   22:51 Diperbarui: 22 Januari 2017   09:41 3704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: indiraabidin.com

Sesungguhnya bukan kejadiannya, bukan orangnya, bukan sumber stressnya yang menyebabkan berbagai masalah ini muncul, tapi persepsi kita terhadap sumber stress ini yang menjadi tantangan kita.

Berdamailah dengan sumber stress

Orang yang tak biasa melihat ular akan melihat ular sebagai ancaman, sebagai sumber stress. Tapi pawang ular banyak yang senang melihat ular, bahkan tertarik mempelajari kehidupan ular. Bagi mereka ular sama sekali bukan sumber stress. Maka kalau sampai kita tinggal di daerah banyak ular kita perlu mempelajari cara menghadapi mereka dan kalau kita piawai, kita tak akan lagi stress menghadapi mereka.

Begitu juga dengan berbagai cobaan hidup, boss, pasangan, keluarga, lingkungan yang bikin stress, perlu kita fahami dan pelajari, sehingga kita bisa menerima mereka dalam hidup kita tanpa harus stress. Seperti pawang bisa menghadapi ular.

Pertama, ikhlas dulu. Semua ujian dan cobaan itu dihadirkan Sang Pencipta yang Maha Pengasih Penyayang, yang Maha Kuasa. Hidup kita Ia pula yang menciptakan, jadi siapa kita untuk mengeluh? Ikhlas saja, terima semua hal yang Ia berikan pada kita. Selama masih ada nafas, kita punya kesempatan menerima semua itu. Setiap nafas adalah nafas baru, harapan baru, jadi jangan galau akibat masa lalu, dan tak perlu khawatir masa depan. Manfaatkan dulu detik ini, nafas yang ini.

Syukuri semuanya, karena semua diciptakan untuk kita. Ya, kita.

Semua sumber stress yang bikin kesal, bikin marah, dan membuat kita tak nyaman, sesungguhnya dihadirkan untuk sebuah maksud yang didasari cinta kasihNya. Kira-kira kenapa Sang Maha Pengasih Penyayang yang mencintai kita lebih dari siapapun, bahkan lebih dari ibu kita, memberikan kejadian, orang, atau lingkungan tersebut pada kita atas dasar cintaNya?

Pada saat kita mampu memahami, menerima, menikmati, mensyukuri dan berbagi bahagia dalam kondisi dicoba dan diuji, cobaan dan ujian tersebut tak akan lagi menjadi sumber stress. Otak akan menerima sinyal bahwa "semua baik-baik saja" dan menurunkan kadar kortisol.

Silaturahmi, berbagi, limpahkan cinta dan rasakan kebahagiaan orang lain

Hindari perasaan kesepian. Ini penting sekali, dan tidak tergantung pada jumlah orang yang ada di sekitar kita. Syukuri semua yang ada di sekitar kita, dan ambil hukum "memberi dan menerima" bukan "memberi dan mengambil." Hubungan manusia bukan transaksi dagang penuh tuntutan. Tidak boleh ada "aku sudah begini, dia harus begitu dong."

Berbagi, memberi dan semua tindakan di mana cinta berlimpah, membuat kortisol turun. Perhatian kita pun beralih dari sumber stress ke kebahagiaan orang lain. Ikutlah bahagia. Jauhi iri, dengki karena itu artinya kita menciptakan sumber stress baru. Bahagia saja atas apapun kebahagiaan orang lain, juga terhadap mereka yang menjadi sumber stress kita. Bawalah senyum dan tawa dalam setiap kesempatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun