Mohon tunggu...
Indi Kusuma Hati
Indi Kusuma Hati Mohon Tunggu... Freelancer - Blog Contributor

Berkarya dalam diksi-diksi. Merangkai kata-kata sebagai bentuk aksi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

6 Hal yang Dipercayai Orang Tionghoa Saat Tahun Baru Imlek

28 Januari 2025   08:00 Diperbarui: 27 Januari 2025   20:21 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tradisi Pemberian Angpao Saat Imlek (Sumber: pexels.com/RDNE Stock project) 

Imlek adalah hari raya yang ditunggu-tunggu oleh etnis Tionghoa. Selain menjadi momen berkumpul bersama keluarga, ada sejumlah kepercayaan dan tradisi unik yang dijalankan agar dapat membawa keberuntungan untuk satu tahun ke depan.

Apa saja, ya? Simak penjelasannya berikut ini!

Orang yang sudah menikah memberikan angpao

Ilustrasi Angpao (Sumber:pexels.com/Angela Roma) 
Ilustrasi Angpao (Sumber:pexels.com/Angela Roma) 

Berdasarkan tradisi Imlek, angpao biasanya diberikan dalam bentuk amplop merah yang berisi uang atau disebut lucky money. Angpao ini melambangkan doa baik, kebahagiaan, dan keberuntungan bagi penerimanya sepanjang tahun.

Dilansir dari BBC, angpao biasanya diberikan oleh orang yang sudah menikah dan orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda dan yang belum menikah, khususnya anak-anak. Bagi orang yang belum menikah bisa saja memberikan angpao jika mereka sudah mapan secara finansial.

Selain itu, ada kepercayaan bahwa orang yang belum menikah tidak boleh memberikan angpao karena dianggap dapat membuat “berat jodoh” atau memperlambat pernikahan mereka. Akan tetapi, kepercayaan ini tidak berlaku di semua keluarga. Ini bergantung kepada kepercayaan masing-masing keluarga dan komunitas.

Tidak berkata kasar dan tidak boleh menangis

Ilustrasi Suasana Bahagia Saat Imlek (Sumber: pexels.com/Angela Roma)
Ilustrasi Suasana Bahagia Saat Imlek (Sumber: pexels.com/Angela Roma)

Dilansir dari China Travel, masyarakat Tionghoa memiliki kepercayaan bahwa kita harus menyambut Imlek dengan penuh sukacita, kedamaian, dan keharmonisan sehingga berkah melimpah dan hal buruk tidak terjadi. Maka dari itu, berkata kasar dan menangis harus dihindari. Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa berkata kasar dan menangis saat Tahun Baru Imlek dapat merusak kebahagiaan, memengaruhi keberuntungan sepanjang tahun, bahkan membawa sial.

Dilarang tidur lebih awal ketika malam Imlek

Ilustrasi Berkumpul Bersama Keluarga (Sumber: Pexels.com/Angela Roma)
Ilustrasi Berkumpul Bersama Keluarga (Sumber: Pexels.com/Angela Roma)

Tradisi begadang ketika malam imlek disebut Shou Sui. Tradisi ini berakar dari mitologi Chinese tentang Nian, monster jahat yang mengganggu penduduk desa sehingga penduduk harus berjaga semalaman. Api, petasan, dan replika merah yang dibuat penduduk berhasil menakuti Nian. Kini, tradisi ini dilakukan sebagai bentuk doa untuk keberuntungan, mempererat kebersamaan keluarga, dan menyambut tahun baru dengan semangat baru.

Dilansir dari Beijing Tourism, Shou Sui bertujuan untuk mendoakan hal-hal baik. Bagi para orang tua, begadang untuk mengucapkan selamat tinggal pada masa lalu dan menyambut tahun baru dengan doa terbaik mereka, sedangkan bagi kaum muda, begadang saat malam imlek diyakini dapat memberikan umur panjang bagi orang tua dan kesejahteraan keluarga. 

Tidak membersihkan rumah

Ilustrasi Bersihkan dan Dekorasi Rumah (Sumber:Pexels.com/Kevin Malik)
Ilustrasi Bersihkan dan Dekorasi Rumah (Sumber:Pexels.com/Kevin Malik)

Pada hari-H Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa mempercayai bahwa keberuntungan telah datang ke rumah mereka. Untuk itu, rumah tidak boleh dibersihkan. Tidak boleh menyapu, tidak boleh mencuci piring dan baju. Jika kita melakukan hal itu, tandanya kita membuang rezeki dan keberuntungan.

Oleh karena itu, biasanya masyarakat Tionghoa membersihkan dan mendekorasi rumah mereka beberapa hari sebelum Imlek. Tujuannya adalah membuang kesialan dan energi negatif, dan bersiap terhadap rezeki yang akan datang.

Harus pakai baju baru

Ilustrasi Masyarakat Tionghoa Pakai Baju Baru (Sumber: Pexels.com/Thành Đỗ)
Ilustrasi Masyarakat Tionghoa Pakai Baju Baru (Sumber: Pexels.com/Thành Đỗ)

Imlek identik dengan memakai baju baru. Dilansir dari China Highlights, hal ini merupakan tradisi yang dilakukan etnis Tionghoa bermakna positif, yaitu menyongsong awal baru yang penuh berkah dan keberuntungan, dan meninggalkan hal buruk di tahun lalu.

Biasanya masyarakat Tionghoa memakai baju berwarna merah karena warna merah melambangkan kekuatan dan kemakmuran. Selain itu, warna emas (gold) juga bisa dipakai saat Imlek karena warna tersebut melambangkan kekayaan.

Tidak keramas dan potong rambut

Ilustrasi Potong Rambut (Sumber:Pexels.com/Godwin Torres )
Ilustrasi Potong Rambut (Sumber:Pexels.com/Godwin Torres )

Masyarakat Tionghoa mempercayai bahwa keramas dan memotong rambut di hari pertama Imlek sama saja membuang rezeki dan nasib baik. Maka dari itu, biasanya masyarakat Tionghoa memotong rambut sebelum Imlek. Potong rambut sebelum imlek menandakan kita telah membuang sial dan kesukaran dari tahun sebelumnya dan siap menyambut tahun baru penuh berkah.

Imlek bukan hanya sekadar perayaan bagi masyarakat Tionghoa, tetapi juga tradisi yang sarat akan nilai-nilai filosofis dan kepercayaan yang mendalam. Semoga kebahagiaan, keberuntungan, dan keselamatan selalu menyertai kamu sepanjang tahun ini!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun