Pernahkah kamu membayangkan ibumu menitipkanmu kepada seekor kucing yang dapat berbicara dan bertindak selayaknya manusia?
Pernahkah kamu membayangkan kamu yang masih kecil diajak ke sebuah pulau penuh dengan kucing aneh yang tak biasa?
Novel Kita Pergi Hari Ini menyajikan sebuah premis cerita yang berbeda dari yang lain! Sebuah petualangan ganjil yang dilakukan oleh anak-anak bersama kucing pengasuh mereka.
Kita Pergi Hari Ini, selanjutnya akan disebut dengan KPHI, menjadi salah satu karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang punya alur cerita yang menarik. Cover-nya yang imut dengan cerita yang berbeda.
Novel ini bercerita tentang tiga bersaudara Mi, Ma, dan Mo yang dititipkan kepada Kucing Luar Biasa, Nona Gigi. Mereka berteman dengan Fifi dan Fufu, anak tetangga baru. Mereka penasaran banget dengan pulau tempat Nona Gigi berasal. Petualangan kelima anak ini pun dimulai! Tanpa mereka sadari mereka melihat hal-hal yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Ulasan ini mengandung spoiler. Diharapkan kebijaksanaannya dalam membaca.
Genre dongeng fantasi dengan sedikit gore
Novel ini bisa dikatakan bergenre dongeng fantasi. Cara penulis menyampaikan ceritanya khas dengan dongeng. Ditambah dengan tokoh utamanya merupakan anak-anak. Lalu, diberikan juga bumbu fantasi yang semakin membuat novel ini menarik.
Kalian akan menemukan tokoh-tokoh tidak nyata, seperti kucing yang bisa bicara, jagung yang bisa bicara, dan tokoh-tokoh lainnya yang tidak bisa kita temui di dunia nyata.
Novel ini secara langsung mendorong kita untuk berfantasi ke dalam dunia yang diciptakan dalam novel.
Selain itu, penulis juga menyisipkan sedikit gore dalam ceritanya. Bagaimana ada tokoh-tokoh di dalamnya yang diceritakan mengalami suatu kejadian yang kurang mengenakkan. Deskripsi suatu peristiwa yang cukup sadis yang membuat bulu kuduk merinding.
Menyisipkan isu-isu kemanusiaan
KPHI sarat akan isu-isu kemanusiaan. Tidak seperti sampulnya yang imut, cerita di dalamnya lebih dari itu meski ini genre fantasi. Isu-isu tentang kemiskinan, penelantaran anak, dan eksploitasi hadir dalam novel ini.
Ada satu hal yang menarik dalam KPHI. Penyampaian terhadap satu isu kemanusiaan disampaikan dengan cara unik seakan menyentil pembacanya. Kalian tidak akan menduganya dan membayangkannya pun tidak akan sanggup.
Penulis tentu apik dalam meramu cerita yang nyentrik ini. Ide cerita yang berat ini disampaikan secara satir yang nyelekit. Pembaca akan dihantui uncomfortable feeling setelahnya.
Kata-kata panjang dan catatan kaki unik
Ciri khas pertama dari KPHI adalah deskripsi cerita yang terkesan bertele-tele nyaris melenceng. Maksudnya adalah penulis kerap kali menjelaskan tentang suatu adegan dengan sangat panjang yang diakhiri twist yang tidak sesuai yang diharapkan pembaca.
Lalu, ciri khas kedua dari KPHI adalah catatan kaki yang tidak biasa. Pembaca akan mengira itu hal yang penting, selayaknya catatan kaki, tapi ternyata tidak. Catatan kaki itu berisi hal absurd yang menimbulkan ketawa satir yang anehnya menarik untuk dibaca.
Dari segi bahasanya sendiri pada dasarnya mudah dipahami. Akan tetapi, pembaca yang belum terbiasa dengan gaya bahasa penulis akan sedikit kesulitan mencerna makna dan alur cerita.
Pada akhirnya, novel Kita Pergi Hari Ini bukanlah cerita dongeng biasa. Novel ini bukan diperuntukkan untuk anak-anak. Cerita yang dibangun dari hal remeh-temeh kemudian berkembang membahas isu-isu sosial. Tentu, lagi-lagi kutipan don’t judge a book by it’s cover adalah benar. KPHI akan menjebakmu dengan sampul imutnya. Tertarik untuk membaca?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H