Bergenre Slice of Life
Jika kamu berekspetasi novel ini akan membahas tentang murid kedokteran di STOVIA, atau membahas tentang penyakit-penyakit, pembedahan, dan membelah mayat untuk belajar secara mendalam, ada baiknya menurunkan ekspetasi itu.
Romansa STOVIA tidak membahas tentang ilmu kedokteran secara mendalam. Memang dibahas beberapa, itu juga menggunakan bahasa bayi alias bahasa yang gampang dimengerti. Jadi, tenang aja. Meski ada istilah-istilah kedokteran, kamu masih bisa menikmatinya kok.
Balik lagi, novel ini punya genre slice of life. Lebih menampilkan hidup siswa dokter di STOVIA dan juga masalah-masalah yang mengikuti. Penggalan-penggalan kisah hidup setiap tokohnya yang masih remaja dalam mencari jati diri.
Banyak Istilah-Istilah HistorisÂ
Karena mengambil latar belakang sejarah, novel ini tentu saja menggunakan beberapa istilah-istilah tempo dulu. Mulai dari nama-nama kota, tempat, dan istilah-istilah lainnya.
Bagi saya, ini menarik karena saya yang cukup tertarik dengan sejarah Indonesia, jadi tahu banyak hal yang saya enggak tahu saat masih sekolah dulu.
Selain itu, adanya catatan kaki yang menjelaskan arti bahasa-bahasa yang dipakai itu menjadi wawasan yang baru bagi saya.
Untuk novel historical-fiction, saya rasa Romansa STOVIA bisa menggambarkan suatu sejarah dengan baik. Big applause to Sania Rasyid atas dedikasinya. Pasti susah untuk meriset sejarah-sejarah untuk dijadikan novel fiksi.
Lalu, untuk plot, penokohan, dan gaya bahasa bisa dikatakan sudah baik. Meski, ada bumbu-bumbu drama yang mungkin kurang cocok bagi beberapa orang.
Akhir kata, novel ini cocok untuk kamu yang lagi nyari bacaan ringan tapi ada unsur-unsur sejarahnya. Tak hanya sejarah juga, tapi kamu juga bakal dapat moral value lain yang mendalam juga tentunya.