Sebelumnya ada yang perlu diketahui, bahwa saya sudah lama tidak berpacaran sampai akhirnya berhenti untuk mulai kembali berpacaran dengan yang satu ini, si dia, kira kira waktu saya berpacaran dengan dia ini... waktu grade terakhir, sekolah menengah pertama. Nama mantan saya ini kayaknya perlu disamarkan, kurang etis rasanya kalau saya membuka privasi dia untuk diceritakan kepada kita semua yang berada disini.
..........
Kia,
cerita saya dengan kia dimulai dengan berkenalan lewat body language yang benar benar mengundang perhatian saya untuk menggodanya, ternyata wanita ini sudah merupakan ahli dalam memahami body language. Saya sempat merasa ini sedikit membuat saya mengalami attraction fever, namun apa gunanya memikirkan hambatan.
Karena saya pernah belajar mengenai body language, maka saya berniat memberikan sinyal untuk memberitahu dia bahwa saya... adalah seorang fair guy yang ingin berkenalan dengan dia, entahlah.
Setelah itu, saya jadi akrab dan tidak merasakan tirani jual mahal dari hobi seorang wanita pada umumnya. By the way, saya juga merasa sangat terbantu kalau ternyata blackberry messenger sangat mempermudah saya untuk membuat janji (semacam alat flirting). Di masa masa pendekatan saya dengan si dia, saya sudah menduga kalau kalau kia akan menerima permintaan berpacaran saya, dan beruntung itu terjadi kepada saya di waktu itu (lagi).
Dari dulu, saya belum, belum pernah ditolak wanita kalau bukan karena suatu kesengajaan, mereka bilang saya bisa menyaingi semua mantan pacar mereka yang kurang memahami mereka, bahkan PACAR mereka! Tentunya saya pikir ini adalah pacar yang pula kurang memahami wanitanya, jadi terkadang mendengar keluhan wanita yang seperti ini... saya cukup mengelus dada lalu berdoa, semoga para lelaki mereka lebih memahami lagi dari sebelumnya.
Although, i felt so sorry.. kenapa? karena saya merasa bersalah dengan semua yang pernah mereka tujukan kepada saya, saya jadi merasa bersalah terhadap lelaki mereka... karena saya sering menjadi parasit yang senang bermesra mesraan pada wanita yang kurang dipahami oleh lelakinya. Tahu itu? parasit kemesraan? semacam kiasan yang lebih sopan, untuk tukang tikung.
Kalau sampai dibuat biografi, kia berbicara kepada saya kalau kehadiran saya di dekat dirinya itu itu adalah sosok yang membuatnya nyaman dengan dunia yang mulai menjadi gila ini. Jujur, ini klise... sekali. Heh heh, memangnya saya peduli dengan dunia ini? Dari dulu juga memang sudah repot saja tinggal di bumi ini, untung saja, saya lebih pedulinya terhadap kia.
Teman teman wanita saya melongo melihat saya mengatakan ini.
That'sjust...