Mohon tunggu...
Indigo Holic
Indigo Holic Mohon Tunggu... -

sedang belajar menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Diputusin, Mati Aja Ah ..

29 Januari 2012   12:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:19 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali pada kenyataan, Bunga lalu berteriak marah lagi pada Susi, "biarin aku mati! Jangan halangi aku bunuh diri! Aku sudah rusak, sudah kotor! Dan Kumbang gak pernah muncul lagi!"

Susi pantang menyerah, "Bunga, pikir lagi baik-baik, bagaimana dengan masa depan kamu? Katanya kamu mau jadi orang kaya dan punya banyak anak?"

Bunga membalas dengan kata-kata yang ia adopsi dari sinetron, "semua itu gak ada gunanya kalau gak ada Kumbang di sisiku! Aku cinta mati sama Kumbang! Hanya Kumbang sumber kebahagiaanku!"

"Kumbang itu playboy, Bunga, kamu terlalu polos, dia itu brengsek!"

"Nggak! Kamu bohong! Kamu ga tau apa-apa tentang Kumbang! Kumbang itu baik, Kumbang itu gak kaya gitu! Dia pasti berubah karena sesuatu!" gerutu Bunga sambil terus menangis tersedu-sedu. Imajinasi kembali menyeruak dalam pikiran Bunga.

Kali ini ia membayangkan bahwa ternyata Kumbang sedang membeli cincin pertunangan dan kemudian ia tertangkap ayahnya yang ternyata pengusaha mafia terkenal di seluruh Asia. Kemudian Kumbang dipaksa kawin sama temen pengusaha papanya biar dia makin kaya. Kumbang gak mau Bunga sedih makanya dia menjadi orang brengsek biar Bunga sengaja benci padanya.

Akhirnya Susi capek memberi nasihat dan Bunga bunuh diri beneran.

Setelah menjadi makhluk halus, Bunga melihat bahwa ayah dan ibunya tidak histeris, tidak marah dan merelakan kepergian putri mereka begitu saja dengan tabah sambil setiap hari mendoakan Bunga agar dimaafkan dosa-dosanya dan dibebaskan dari hukuman atas kesalahan-kesalahannya semasa hidupnya.

Kumbang bukan orang kaya. Bunga mengikutinya terus, ia menjebak gadis polos lainnya dan pergi tanpa bekas. Persis seperti yang dilakukannya pada Bunga. Ia diberitahu Susi dengan tatapan tajam penuh hukuman bahwa Bunga mati bunuh diri karena dia, tapi Kumbang menertawakan Bunga dan menjadikannya bahan lelucon bersama teman-temannya. Setelah itu Kumbang tidak pernah mengingat Bunga sama sekali dan hingga akhir hayatnya, Kumbang tidak pernah sekalipun menengok kuburan Bunga.

Bunga hanya bisa menyesal. Semua rasa bersalah yang diinginkannya dirasakan oleh Kumbang, tidak didapatkannya. Semua kemungkinan romantis bahwa Kumbang meninggalkannya dengan alasan terpaksa itu tidak pernah ada.

Bunga tidak pernah mendapatkan kepuasan dari melihat orang-orang tertentu merasa bersalah, ia justru terluka saat melihat kedua orangtuanya terus hidup dalam duka setelah kematiannya. Ayahnya meninggal lebih dahulu karena sakit jantung, dan ibunya meninggal karena kesepian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun