Secara umum hampir semua prasarana transportasi seperti jembatan menjadi alat untuk melihat denyut nadi perekonomian setiap wilayah. Tetapi khusus jembatan Marunda ini ada sedikit keistimewaannya, yaitu sebagai alat untuk memutus mata rantai kecelakaan lalu-lintas yang kerap terjadi beberapa ratus meter dari jembatan tersebut. O..ya jalan yang menuju akses Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda ini tadinya hanya memiliki satu jembatan saja yang membelah sungai Landak-Cilincing dan satu jalur jalan. Setelah badan jalan diperlebar maka dibuatlah dua jembatan diatas sungai tersebut. Salah satunya sudah beroperasi kurang dari 2 tahun belakangan ini, pasca dibongkarnya jembatan yang ada sebelumnya (jembatan yang kini jadi sorotan media karena tiang penyangganya ambruk).
Otomatis dua lajur jalan yang ada hanya tersedia satu jembatan yang menghubungkan dari dan ke KBN-Marunda. Mengapa kehadiran jembatan yang kini dalam proses pembangunannya tersebut sangat diperlukan untuk memutus mata rantai kecelakaan diwilayah tersebut?. Coba saja anda bayangkan!, dua lajur jalan hanya menyediakan satu jembatan saja. Sementara arus kendaraan menemui titik temu yang semrawut beberapa ratus meter dari jembatan. Kurang lebih ada 9 arah yang berbeda bertemu dalam satu titik. Akibatnya banyak terjadi kecelakaan oleh karena kesemrawutan tersebut. Karena dari berbagai penjuru bertemu disatu titik yang sama, tanpa ada traffic light dan ketiadaan polisi lalu-lintas yang mengaturnya setiap hari.
Tentu saja kehadiran jembatan tersebut menjadi penting bagi kemananan dan kenyamanan pengguna jalan tersebut, terlebih bagi angkutan yang menjadi denyut nadi kegiatan eksport-import dari KBN Marunda-Cilincing menuju pelabuhan Tanjung Priok. Tetapi sangat disayangkan bahwa jembatan yang berada disamping jembatan yang sedang dibangun tersebut kondisinya sangat memprihatinkan dan patut untuk dilakukan pengawasan yang ketat dari pihak yang berwenang. Karena kondisinya sudah mulai rusak disepanjang jembatan dan mulai terasa ayunan bila truk-truk kontainer isi melintas diatasnya. Jangan sampai kejadian seperti "Golden Bridge" Kutai Kartanegara menimpa jembatan yang menjadi satu-satunya akses dari dua lajur jalan yang menuju kekawasan Marunda tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H