Mohon tunggu...
Indigo
Indigo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penyimak persoalan-persoalan sosial & politik,\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Anda Blogger Narsis?

17 Desember 2011   00:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:09 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Browsing di internet memang bak sisi mata pisau, bila digunakan dengan bijak maka akan bertambah wawasan tentang hal-hal yang baik, bila sebaliknya maka yang terjadi adalah kita menjadi “budak internet” saja, tidak lebih!.

Salah satu wawasan yang saya dapat dari browsing adalah tentang “narsisme”. Bahwa selama ini kita begitu asyiknya bahkan merasa nyaman dengan sebutan-sebutan sebagai blogger narsis, atau setidaknya ingin menjadi narsis dalam dunia perbloggingan.

Berikut saya berikan ulasan tentang narsisme yang ternyata berbahaya, dan menunjukkan siapa sebenarnya diri kita, silahkan simak info menarik yang saya dapatkan dari sini :

Kata narsis sering digunakan sebagai istilah untuk menyebut orang yang ‘gila foto’ dan membanggakan diri sendiri. Padahal, narsis merupakan penyakit mental yang si penderitanya lebih mungkin memiliki bakat untuk berbuat curang.

Narsis atau yang dalam istilah ilmiahnya Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah penyakit mental ketika seseorang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi untuk kepentingan pribadinya dan juga rasa ingin dikagumi.

Narsis termasuk salah satu dari tipe penyakit kepribadian. Seseorang yang terkena penyakit narsis biasanya diiringi juga dengan pribadi yang emosional, lebih banyak berpura-pura, antisosial dan terlalu mendramatisir sesuatu.

Dan sebuah studi baru juga menunjukkan bahwa orang dengan karakter narsis memiliki kecenderungan untuk berbuat curang, baik pada tugas dan nyontek ujian sekolah.

Hasil studi menunjukkan bahwa orang narsis termotivasi untuk menipu dan berbuat curang karena sifatnya yang selalu ingin pamer kepada orang lain. Orang narsis juga tidak pernah merasa bersalah dengan tindakannya.

“Orang narsis benar-benar ingin dikagumi oleh orang lain. Saat menjadi pelajar, ia selalu ingin mendapat nilai bagus dengan cara apapun termasuk berbuat curang dengan menyontek,” kata Amy Brunell, penulis studi dan asisten profesor psikologi di Ohio State University di Newark, dilansir Medindia, Senin (6/12/2010).

Menurut Brunell, orang narsis cenderung lebih egois, melebih-lebihkan bakat dan kemampuannya serta kurangnya rasa empati kepada orang lain.

“Narsisis (sebutan untuk orang narsis) merasa perlu untuk mempertahankan citra diri yang positif dan mereka kadang-kadang akan menyisihkan kekhawatiran etis untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan,” jelas Brunell lebih lanjut.

Studi yang dilakukan tim Brunell melibatkan 199 mahasiswa. Pada studi ini, peneliti mengukur tingkat narsisme dengan memilih pernyataan yang paling menggambarkan sifat partisipan.

Misalnya, partisipan dapat memilih antara ‘saya tidak lebih baik atau tidak lebih buruk daripada kebanyakan orang’ atau ‘saya berpikir saya orang yang spesial’.

Peneliti juga mengukur tingkat ‘harga diri’ partisipan dan menanyakan seberapa sering partisipan berbuat curang dengan menyontek pada saat mengerjakan tugas atau ujian sekolah selama satu tahun terakhir.

“Kami menemukan bahwa salah satu bagian yang lebih berbahaya dari narsisisme-eksibisionisme (keinginan untuk pamer dan menjadi pusat perhatian) adalah terkait dengan kecurangan, dalam hal ini kecurangan akademik,” jelas Brunell.

Brunell mengatakan, keinginan untuk memamerkan diri benar-benar membuat orang dengan karakter narsisme lebih mungkin untuk melakukan tindakan curang.

Hasil studi ini telah dipublikasikan secara online di jurnal Personality and Individual Differences.

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders serta American Psychiatric Association pun menyebutkan beberapa gejala dan kriteria penyakit narsis , diantaranya :

  1. Mementingkan diri sendiri, melebih-lebihkan prestasi dan bakat yang dimiliki, berharap dikenal sebagai orang unggul tanpa ada hasil atau pencapaian tertentu.
  2. Terlalu bangga dengan fantasinya dan memiliki tujuan yang tidak realistik tentang keberhasilan yang tiada batas, kekuatan, kepintaran, kecantikan atau kisah cinta yang ideal.
  3. Percaya bahwa dirinya sangat spesial dan hanya bisa bergabung atau bergaul dengan orang-orang yang juga memiliki status tinggi.
  4. Memerlukan pujian yang berlebih ketika melakukan sesuatu.
  5. Memiliki keinginan untuk diberi julukan tertentu.
  6. Bersikap egois dan selalu mengambil keuntungan dari setiap kesempatan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
  7. Tidak memiliki perasaan empati terhadap sesama.
  8. Selalu merasa iri hati dengan keberhasilan orang lain dan percaya bahwa orang lain juga iri padanya.
  9. Menunjukkan sifat arogan dan merendahkan orang lain.
  10. Mudah terluka, emosional dan memiliki pribadi yang lemah

Setelah kita simak apa yang dipaparkan diatas, tentunya kita tak ingin dicap sebagai blogger narsis, apalagi jika diindikasikan sebagai orang yang punya bakat curang.

Dua tahun dalam dunia perbloggingan ternyata saya banyak menemukan blogger-bloger yang narsis dan punya bakat untuk berbuat curang dan indikasi-indikasi lainnya seperti yang diuraikan diatas yang tentunya bisa merugikan bukan hanya bagi sang blogger itu sendiri, juga blogger lainnya.

” Jelang akhir tahun masehi rasanya pas buat menengok diri kita masing-masing apakah kita termasuk dalam barisan blogger narsis yang punya bakat curang itu atau tidak. Kalau ya maka berbenahlah, jika tidak maka bantulah teman-teman anda yang menjadi blogger narsis itu untuk sembuh “

sumber gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun