Studi yang dilakukan tim Brunell melibatkan 199 mahasiswa. Pada studi ini, peneliti mengukur tingkat narsisme dengan memilih pernyataan yang paling menggambarkan sifat partisipan.
Misalnya, partisipan dapat memilih antara ‘saya tidak lebih baik atau tidak lebih buruk daripada kebanyakan orang’ atau ‘saya berpikir saya orang yang spesial’.
Peneliti juga mengukur tingkat ‘harga diri’ partisipan dan menanyakan seberapa sering partisipan berbuat curang dengan menyontek pada saat mengerjakan tugas atau ujian sekolah selama satu tahun terakhir.
“Kami menemukan bahwa salah satu bagian yang lebih berbahaya dari narsisisme-eksibisionisme (keinginan untuk pamer dan menjadi pusat perhatian) adalah terkait dengan kecurangan, dalam hal ini kecurangan akademik,” jelas Brunell.
Brunell mengatakan, keinginan untuk memamerkan diri benar-benar membuat orang dengan karakter narsisme lebih mungkin untuk melakukan tindakan curang.
Hasil studi ini telah dipublikasikan secara online di jurnal Personality and Individual Differences.
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders serta American Psychiatric Association pun menyebutkan beberapa gejala dan kriteria penyakit narsis , diantaranya :
- Mementingkan diri sendiri, melebih-lebihkan prestasi dan bakat yang dimiliki, berharap dikenal sebagai orang unggul tanpa ada hasil atau pencapaian tertentu.
- Terlalu bangga dengan fantasinya dan memiliki tujuan yang tidak realistik tentang keberhasilan yang tiada batas, kekuatan, kepintaran, kecantikan atau kisah cinta yang ideal.
- Percaya bahwa dirinya sangat spesial dan hanya bisa bergabung atau bergaul dengan orang-orang yang juga memiliki status tinggi.
- Memerlukan pujian yang berlebih ketika melakukan sesuatu.
- Memiliki keinginan untuk diberi julukan tertentu.
- Bersikap egois dan selalu mengambil keuntungan dari setiap kesempatan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
- Tidak memiliki perasaan empati terhadap sesama.
- Selalu merasa iri hati dengan keberhasilan orang lain dan percaya bahwa orang lain juga iri padanya.
- Menunjukkan sifat arogan dan merendahkan orang lain.
- Mudah terluka, emosional dan memiliki pribadi yang lemah
Setelah kita simak apa yang dipaparkan diatas, tentunya kita tak ingin dicap sebagai blogger narsis, apalagi jika diindikasikan sebagai orang yang punya bakat curang.
Dua tahun dalam dunia perbloggingan ternyata saya banyak menemukan blogger-bloger yang narsis dan punya bakat untuk berbuat curang dan indikasi-indikasi lainnya seperti yang diuraikan diatas yang tentunya bisa merugikan bukan hanya bagi sang blogger itu sendiri, juga blogger lainnya.
” Jelang akhir tahun masehi rasanya pas buat menengok diri kita masing-masing apakah kita termasuk dalam barisan blogger narsis yang punya bakat curang itu atau tidak. Kalau ya maka berbenahlah, jika tidak maka bantulah teman-teman anda yang menjadi blogger narsis itu untuk sembuh “
sumber gambar