Mohon tunggu...
Indigo
Indigo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penyimak persoalan-persoalan sosial & politik,\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kampanye Itu Piknik Politik

18 Maret 2014   19:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:47 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok. Indigo

Penulis mungkin salah satu dari sekian banyak penduduk Jakarta yang memiliki sedikit waktu luang untuk bisa bercengkerama bersama keluarga. Rutinitas pekerjaan dari Senin hingga Sabtu sore sudah menjadi wajah umum penduduk Jakarta. Sehingga jika bertemu hari libur atau hari Minggu akan digunakan semaksimal mungkin digunakan untuk bercengkerama dengan seluruh anggota keluarga. Pilihan untuk piknik beserta anak dan istri sering menjadi pilihan untuk mengisi hari libur atau hari Minggu tersebut.

Alhamdulillah di Jakarta banyak tersedia tempat-tempat piknik murah meriah dengan keramaian dan aneka jajanan khasnya. Walaupun mengunjungi tempat-tempat tersebut hanya sekedar duduk dan jalan-jalan ala kadarnya, serta menghabiskan makanan kecil yang dibawa dari rumah atau dibeli  ditempat piknik, sudah menjadi sebuah hiburan berharga.

Hari Minggu kemarin (16 Maret 2014), Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menjadi pilihan sebagai tempat piknik. Bukan sebuah kebetulan, karena sejak beberapa hari sebelumnya penulis membaca ajakan untuk mengikuti kampanye terbuka perdana Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Maka dimulailah persiapan untuk melakukan perjalanan sejak pagi hari.

Meskipun tempat yang kami tuju adalah area kampanye terbuka partai politik dan tentunya ada tempat-tempat khusus untuk memobilisasi peserta kampanye, baik kader dan simpatisan serta tokoh masyarakat, kami memilih untuk melakukan perjalanan tersebut dengan angkutan umum biasa. Dimulai dari menaiki angkutan umum jurusan Kebantenan-Tanjung Priuk dan kemudian naik Trans-Jakarta jurusan PGC di terminal Tanjung Priuk, lalu turun dihalte Cempaka Mas dan melanjutkan perjalanan menggunakan Trans-Jakarta jurusan Pulo Gadung-Harmoni, kemudian naik lagi Trans-Jakarta jurusan Kota-Blok M, maka sampailah kami di halte GBK. Perjalanan selama 2,5 jam untuk sampai ketempat piknik telah menghantarkan kami bersama ribuan massa PKS yang telah datang lebih dahulu.

[caption id="attachment_299581" align="aligncenter" width="530" caption="Dok. Indigo"]

1395120374401769345
1395120374401769345
[/caption]

Kami masuk dari Pintu masuk VIII menuju tribun bawah SUGBK, ternyata bangku-bangku yang tersedia sudah dipenuhi massa dari kader, simpatisan dan tokoh masyarakat. Sepanjang mata memandangi jejeran bangku-bangku yang tersedia, dominasi warna putih pakaian peserta kampanye serta atributnya memeriahkan GBK. Hentakan musik "Semangat Indonesia" yang menjadi theme song PKS semakin memeriahkan kampanye terbuka perdana PKS.

Piknik Politik


[caption id="attachment_299579" align="aligncenter" width="550" caption="Dok. Indigo"]

13951196861403628102
13951196861403628102
[/caption]

Pertanyaan mengapa area kampanye terbuka perdana PKS jadi pilihan tempat piknik? atau piknik kok ketempat area kampanye?, mungkin menjadi tanya bagi sebagian pembaca tulisan ini dan menjadi sorotan media massa terkait pelanggaran pemilu yang di ungkapkan oleh pengamat politik, serta perangkat penyelenggara pemilu, hingga komnas anak pun ikut bicara.

[caption id="attachment_299576" align="aligncenter" width="350" caption="Dok. Indigo"]

1395119355729761820
1395119355729761820
[/caption]

[caption id="attachment_299577" align="aligncenter" width="350" caption="Dok. Indigo"]

1395119475690015263
1395119475690015263
[/caption]

[caption id="attachment_299578" align="aligncenter" width="350" caption="Dok. Indigo"]

13951195901953132950
13951195901953132950
[/caption]

Bagi penulis ini adalah sebuah hal yang masih sangat bisa diperdebatkan, apalagi jika berangkat dari kekhawatiran akan keamanan dan keselamatan anak-anak. Tokh terbukti selama ini, khususnya kampanye yang digelar oleh massa besar PKS hingga ratusan ribu  selama ini masih berjalan sangat tertib dan aman. Bahkan kalau hendak membandingkan dengan perhelatan lain seperti sepakbola yang mengusung semangat sportifitas, seringkali berakhir bentrok antar pendukung masing-masing.

Kalau kita bisa memastikan bahwa area kampanye aman bukan hanya dari sisi keselamatan jiwa, juga aman dari sisi konten yang disuguhkan dari penyelenggara kampanye, bukan menyuguhkan aksi erotis dan pornoaksi dan hal-hal yang menjurus kultus individu dan kampanye hitam, mengapa tidak?

Kekhawatiran yang tidak perlu terkait kampanye membawa anak-anak belum cukup umur untuk memilih jangan dijadikan "ketakutan semu", seharusnya semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pemilu berupaya untuk menciptakan suasana kampanye sebagai ajang bergembira bagi semua bukan arena gontok-gontokan, sesuai semangat yang diusung pemilu aman dan damai.

Bagi penulis mengajak anak ke arena kampanye lebih kepada sisi senang-senangnya serta dalam rangka mengajak anak-anak untuk lebih mengenal dunia yang lebih luas dari dunia yang dia lakoni sehari-hari ditengah-tengah kesibukan orangtuanya mencari nafkah. Bahwa diluar sana ada anak-anak sebayanya dengan jumlah yang jauh lebih besar dari dunia pertemanannya  selama ini.

Jangan biarkan kita mewarisi aura kecemasan yang berlebihan kepada generasi penerus kita. Ini adalah bagian dari tanggung-jawab politik, tanggung-jawab untuk memperkenalkan kepeda generasi penerus kita tentang dunia politik sejak dini. Politik yang baik, politik yang menyenangkan, bukan politik yang membahayakan.

Sebelum tulisan ini diakhiri, penulis ingin mengungkapkan sebuah pertanyaan dari anak sulung penulis

"bi, kapan kita ikut kampanye lagi?'

Yuk mari mulai saat ini perkenalkan spot piknik politik sebagai tujuan baru piknik keluarga kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun