Ketika perempuan berhasil melewati agama, kultur, dan partai politik, maka perempuan akan berhadapan dengan hal yang paling vital dan berat dilakukan yaitu meyakinkan masyarakat untuk percaya kepada perempuan di dalam politik.Â
Lagi-lagi, perempuan akan menghadapi kesulitan untuk meyakinkan masyarakat bahwa perempuan mampu untuk terjun dan berpartisipasi di dalam politik.Â
Masyarakat Indonesia yang kental akan budaya patriarki akan bersikap acuh terhadap keterlibatan perempuan di dalam politik. Masyarakat punya banyak alasan untuk mendukung sikap patriarki mereka, salah satunya yaitu agama dan budaya yang sejak zaman dahulu telah mengatur tugas dan peran perempuan di dalam masyarakat.
Ketiga hal tersebut kemudian membuat perempuan yang ingin terjun ke dalam politik terjebak di dalam lingkaran setan yang disebabkan oleh satu budaya yaitu patriarki.Â
Oleh karena itu, affirmative action dari pemerintah belum cukup untuk mendorong keterlibatan perempuan di dalam politik. Diperlukan gerakan yang mengakar di dalam masyarakat untuk mengurangi cengkraman budaya patriarki.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H