Oleh karena itu, seorang pemimpin yang efektif harus bisa menyeimbangkan antara bertindak cepat dan berpikir secara mendalam, dengan cara mempertimbangkan semua informasi yang ada tetapi tetap bergerak cepat ketika situasi mendesak. Â
Contoh dalam konteks bisnis adalah ketika sebuah perusahaan dihadapkan pada peluang pasar yang menarik, tetapi juga menghadapi risiko besar. Pemimpin yang mengikuti konsep the golden mean akan memastikan bahwa mereka mengevaluasi risiko dengan hati-hati tanpa terlalu lama merespons, sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang tanpa terjebak dalam ketidakpastian.Â
1. The Golden Mean dalam Manajemen TimÂ
Seorang pemimpin harus menyeimbangkan antara memberikan kebebasan dan kontrol kepada tim mereka. Memberikan terlalu banyak kebebasan dapat menyebabkan kekacauan dan kurangnya disiplin, sementara memberikan terlalu banyak kontrol dapat mematikan kreativitas dan inisiatif individu. Dalam konteks ini, the golden mean dapat membantu pemimpin menemukan titik keseimbangan yang tepat.
 Pemimpin yang baik harus bisa mendelegasikan tanggung jawab dengan efektif, memberikan kepercayaan kepada tim untuk mengambil inisiatif tetapi tetap menjaga kendali agar tim tetap beroperasi sesuai dengan visi dan tujuan organisasi. Dengan demikian, pemimpin dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan individu di dalam tim tanpa kehilangan arah dan disiplin.
Seorang manajer proyek, misalnya, harus mampu memberikan kebebasan kepada anggota tim untuk menemukan solusi kreatif terhadap masalah yang muncul, tetapi tetap memantau perkembangan proyek untuk memastikan bahwa setiap langkah sejalan dengan rencana yang lebih besar. Dengan menerapkan the golden mean, seorang manajer bisa memberikan ruang bagi tim untuk berkembang sambil tetap menjaga struktur dan fokus. Â
2. The Golden Mean dalam KomunikasiÂ
Kepemimpinan yang efektif juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi. Di sini, pemimpin sering kali harus menyeimbangkan antara transparansi dan diskresi. Dalam komunikasi dengan tim atau pemangku kepentingan, terlalu transparan bisa membuat pemimpin terlihat tidak memiliki filter, sementara terlalu tertutup bisa menimbulkan ketidakpercayaan dan spekulasi.
Menggunakan prinsip the golden mean, seorang pemimpin dapat menemukan keseimbangan dengan berbagi informasi yang diperlukan untuk memastikan kejelasan, transparansi, dan kepercayaan, tetapi tetap menjaga kerahasiaan ketika diperlukan demi melindungi kepentingan perusahaan atau menjaga stabilitas internal.Â
Ini terutama penting dalam situasi krisis, di mana komunikasi yang berlebihan atau kurangnya informasi bisa memperburuk keadaan.Â
Sebagai contoh, dalam menghadapi krisis finansial di perusahaan, seorang CEO yang menerapkan the golden mean mungkin akan memberikan informasi yang jujur tentang situasi yang dihadapi kepada karyawan, tetapi menjaga beberapa detail strategis tetap rahasia agar tidak menimbulkan kepanikan di pasar atau di antara karyawan. Dalam hal ini, komunikasi yang seimbang akan membantu pemimpin mempertahankan kepercayaan dan stabilitas.