Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menikmati Lumba-lumba di Teluk Kiluan

10 Februari 2018   23:57 Diperbarui: 11 Februari 2018   00:15 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Saat berada di Lampung saya sempat  mampir ke beberapa destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Perjalanan dari desa ke desa maupun wisata alam menghilangkan sejenak kejenuhan kehidupan metropolis yang hingar bingar. Salah satunya menikmati lumba-lumba ke Teluk Kiluan. Petualangan "berburu" lumba-lumba di tengah lautan yang ombaknya cukup besar ini  sangat mendebarkan hati karena hanya menggunakan perahu nelayan (kapal ketinting) yang  relatif kecil. 

Jepretan-jepretan kamera mengabadikan kemunculan lumba-lumba dengan tingkah polahnya yang lucu saat melompat-lompat di atas air sayang kalau dibuang.

kiluan4-jpg-5a7f2463cbe52305942e34f2.jpg
kiluan4-jpg-5a7f2463cbe52305942e34f2.jpg
Salah satu obyek wisata yang menarik untuk menikmati lumba-lumba dari dekat selain di pantai Lovina Pulau Bali, yaitu Teluk Kiluan di Provinsi Lampung. Di Teluk Kiluan ini terdapat ratusan lumba-lumba hidung botol yang di waktu tertentu melintas dan muncul ke permukaan laut setiap hari. Teluk Kiluan yang berada di Pekon Kiluan Negeri, Kabupaten Tanggamus kini di kenal kawasan yang memiliki potensi wisata bahari yang terkenal dengan lumba-lumbanya. 

Teluk ini menjadi jalur migrasi jenis lumba-lumba hidung botol berwarna abu-abu dengan  badan lebih besar dan lumba-lumba paruh panjang yang berbadan lebih kecil. Selain lumba-lumba di kawasan sekitar teluk kiluan juga terdapat penyu yang kadang muncul berenang ke tepian pantai.

Pengunjung menikmati gelombang di Kiluan/dokpri
Pengunjung menikmati gelombang di Kiluan/dokpri
Perjalanan dari Kota Bandar Lampung ke Teluk Kiluan memerlukan waktu sekitar 3 jam. Memasuki kawasan teluk ini merupakan perjalanan yang cukup mengasyikan, karena sepanjang jalan menuju lokasi akan ditemui  kawasan wisata pantai, kolam budi daya udang maupun rumah-rumah khas penduduk asli. 

Bahkan saat memasuki kawasan teluk kiluan terdapat rumah adat atau pura khas bali, karena di masa lalu di desa ini memang cukup banyak terdapat warga pendatang berasal dari bali, bugis, jawa maupun sunda.

Pura di kawasan kiluan/dokpri
Pura di kawasan kiluan/dokpri
Cuaca gerimis di Teluk Kiluan/dokpri
Cuaca gerimis di Teluk Kiluan/dokpri
Untuk sobat kompasianer yang ingin melihat lumba-lumba sebaiknya berangkat pagi hari sekitar pukul 06.00, karena perjalanan ke tengah laut memerlukan waktu sekitar 45 menit. Di waktu ini cuaca tidak terlalu panas, dan informasi dari nelayan biasanya lumba-lumba  muncul sekitar pukul 8-10 pagi. 

Saat berada di tengah lautan, kalau kira-kira cuaca tidak memungkinkan sebaiknya segera kembali ke darat karena cuaca bisa berubah secara mendadak, yang tadinya cerah dapat berubah menjadi hujan badai. Walaupun piknik keselamatan tetap harus di utamakan!

Sekilas catatan ringan. Tulisannya singkat aja ya...soale kompasiana lagi sepiiiiii..... Salam 00:00

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun