Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangan Asal Main Clurit 

23 September 2015   00:00 Diperbarui: 23 September 2015   00:22 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan Asal Main Clurit

Hingar bingar dan hiruk pikuk rekan kompasianer yang berseteru dan berbeda pendapat terkait kasus Pakde & Gayus masih terus bergulir. Ada 3 kelompok kompasianer atas kasus ini, yaitu: pertama kelompok yang menghujat alias menghakimi, kedua kelompok yang mendukung  dan ketiga kelompok yang bersikap netral alias tak berpihak. 

Aku sendiri cenderung tidak ikut ketiga kelompok tersebut, melainkan memilih kelompok keempat, yaitu kelompok yang menganggap tulisan rekan kompasianer sebagai hiburan semata. Yang baik diambil, yang buruk ditinggalkan. Ketika ada artikel yang isinya clurit-cluritan, aku jadi teringat waktu masih tinggal di Surabaya dulu. Ini kisahnya.

Sewaktu masih di Surabaya, aku banyak berinteraksi dan berkenalan dengan sahabat-sahabatku warga madura. Walaupun temanku orang madura aku gak pernah denger sobatku ini ngomongin soal clurit menclurit. Aku bahkan pernah traveling menyusuri mulai ujung jembatan Suramadu sampai ujung timur Sumenep tanpa takut di clurit.

Di Surabaya, salah satu tukang sate yang ku kenal namanya cak Tole (samaran), sering mangkal dekat rumah. Kalau malam biasanya aku beli sate cak Tole. Namun karena selalu membawa clurit dilacinya, maka aku gak pernah mau deket-deket cak Tole waktu membeli satenya. Takut kesrempet cluritnya! 

Suatu ketika saat ada kesempatan mengobrol-ngobrol, sambil bercanda aku mengomentari rasa sate yang dijual cak Tole. Aku tanya begini: "Cak, kalau aku bilang sate kambing ini gak enak piye?" 

"Oo tak clurit sampean!". Jawabnya sambil ngipas-ngipas sate.

Yo wis cak, jangan marah-marah. Ini kan cuma bercanda! Lagian ini kan sate ayam bukan sate kambing! Hehehe...

Truss aku tanya lagi. "Cak, umpamanya aku beli sate truss gak bayar piye cak? "

"Oo tak clurit sampean!". Jawabnya masih sambil ngipas-ngipas sate.

"Ihh bikin takut aja!"

Truss aku tanya lagi. "Cak, kalau aku beli sate kelebihan bayar piye, cak?"

"Oo tak clurit sampean!". Jawab cak tole.

Wah, wong guendheng nih. Kelebihan bayar juga mau di clurit!

Truss aku tanya lagi. "Cak, seandainya semaleman jualan sate tapi gak laku dan gak ada yang beli, piye?"

"Oo tak clurit sampean". Jawab cak Tole.

Wah repot nih ngobrol sama cak Tole. Dikit-dikit tak clurit sampean, ...dikit-dikit tak clurit sampean...clurit kok dikit-dikit.

Dah ah tulisan ini gak jadi dilanjutkan karena aku takut mimpi di clurit sampean.

Ihh tulisan ini apa sih maksudnya? Gak jelas! Ya iyalah gak jelas namanya juga tulisan hiburan dan cermin diri...makanya ya sekedar untuk ha ha hi hi aja...gak ada maksud apa-apa.

Tulisan ini terinspirasi setelah membaca media kompasiana sore tadi. Di kompasiana sehabis berantem dan "clurit-cluritan" ternyata para kompasianernya langsung saling maap-maapan. Dan aku salut sama orang yang mau meminta maaf dan yang mau memberi maaf! Mudah-mudahan keikhlasan memberi maaf membawa pahala dan berkah! 

Yo wis ngono ae.. Met malam. Met tidur. Semoga damai di kompasiana.

Bandung (Melbourne Utara), 23 September 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun