- Pengertian Kreativitas
Rahmawaty berpendapat bahwa kreativitas adalah proses mental individu yang menghasilkan ide, proses, metode, atau produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, terintegrasi, berkesinambungan, terputus-putus dan terdiferensiasi untuk memecahkan masalah secara efektif di berbagai bidang.
Kreativitas adalah konsep yang perlu dijelaskan dari perspektif yang berbeda. Hal ini karena setiap perspektif unik dalam menjelaskan makna kreativitas. Perspektif yang berbeda ini didasarkan pada berbagai teori yang menjelaskan kreativitas. Jamaris (2013:74-78) mensintesis berbagai perspektif tentang kreativitas, seperti yang dijelaskan pada bagian berikut.
1. Sudut Pandang Behavioris
Teori behavioris berpendapat bahwa kreativitas bukanlah hasil inisiatif individu yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi kreativitas adalah kemampuan genetik individu yang berkembang di bawah pengaruh lingkungan sekitarnya.
Pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, dalam hal ini lingkungan memberikan contoh atau model untuk berperilaku dan bertindak dengan cara tertentu, termasuk bertindak kreatif, yang mendasari kapasitas kreativitas individu.
2. Sudut pandang psikoanalis
Teori-teori yang didasarkan pada pengembangan kepribadian menjelaskan bahwa kreativitas merupakan bagian dari kepribadian. Berkaitan dengan hal tersebut, Kitano dan Kirby (1986) dalam Jamaris (2013:75) memandang kreativitas sebagai mekanisme kontrol bagi manusia untuk melawan berbagai tekanan yang dialaminya. Stres yang dialami individu dapat menyebabkan kemunduran atau kemunduran.
Oleh karena itu, individu mencoba untuk mengontrol regresi. Psikoanalisis mengamati kreativitas proses melepaskan kontrol diri, memungkinkan ambang kesadaran manusia terungkap secara bebas. Pengungkapan dapat berupa berbagai karya seperti karya seni, lukisan atau musik, antara lain.
3. Pandangan humanistik
Carl Roger dan Abraham Maslow mengemukakan dalam Jamaris (2013) bahwa kreativitas merupakan aspek kepribadian yang berhubungan dengan aktualisasi diri. Oleh karena itu, setiap manusia memiliki potensi untuk berkreasi sejak lahir. Perkembangan potensi kreatif sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar individu tersebut.
4. Perspektif kognitif
Kognitivis melihat kreativitas sebagai proses mental yang terjadi ketika manusia belajar tentang lingkungannya dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. kreativitas memerlukan kemampuan untuk menyeimbangkan proses berpikir integratif, berpikir analitis, dan berpikir praktis dalam mengolah informasi yang digunakan untuk memecahkan masalah.
- Dimensi Kreativitas
1. Person Kreativitas manusia merupakan ekspresi (ekspresi) keunikan individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Mencerminkan ekspresi kreatif individu.
2. Press Media Bakat kreatif anak-anak akan dibawa bermain jika didorong dan didukung oleh lingkungan, atau jika mereka memiliki keinginan yang kuat untuk berkreasi di dalam hatinya.
3. Process Proses Untuk menumbuhkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan berpikir kreatif. Pendidik harus dapat merangsang partisipasi anak dalam kegiatan kreatif dengan menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan.
4. Product Produk Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna adalah kondisi pribadi dan lingkungan. Kedua hal tersebut dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam proses kreatif.
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Anak
1.Rumah
Rumah merupakan salah satu kondisi yang mempengaruhi perkembangan kreativitas anak. Rumah dianggap sebagai lingkungan pertama yang membangkitkan kemampuan alami anak yang berpikir kreatif. Untuk alasan ini, penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda dan individu dengan minat yang berbeda.
2. Sekolah
Sekolah sering berfokus pada pemikiran konvergen daripada pemikiran divergen. Dengan cara ini, secara alami dapat menghambat kreativitas berpikir anak. Untuk itu, pembelajaran di sekolah harus dirancang agar anak dapat berpikir secara holistik dan memberi makna bagi perkembangan kreativitasnya.
3. Lingkungan sosial
Kondisi sosial terkadang tidak mendukung sikap kreatif anak dan tidak menghargai usaha kreatif anak. Hal ini dapat menjadi penghambat munculnya kreativitas dari dalam diri anak. Untuk itu, orang tua, pendidik, dan masyarakat perlu menciptakan suasana yang membantu meningkatkan kreativitas anak.
4. Situasi ekonomi
Anak dengan status sosial ekonomi tinggi cenderung lebih kreatif dibandingkan dengan anak dengan status ekonomi rendah. Karena mereka memiliki fasilitas yang dapat mendukung pengembangan kreativitas.
- Hal-hal yang Dapat Mengembangkan Kreativitas
Secara umum, Amabile (1989) menyebutkan terdapat beberapa upaya yang biasa dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak, diantaranya:[8]
1. Kebebasan, artinya tidak selalu berusaha mengendalikan anakanaknya dan tidak merasa cemas dengan apa yang dilakukan oleh anak.
2. Rasa hormat, artinya menghargai dan menghormati keberadaan anak sebagai individu yang unik dan memiliki kemampuan yang berbeda.
3. Kedekatan emosional. Ini berarti bahwa pendidikan tidak dibatasi dan anak-anak bergantung pada orang lain.
4. Nilainya dan tidak ada aturannya. Dengan kata lain, aturan yang mendetail tidak membuat anak kewalahan.
5. Achievement Not Numbers artinya dengan tidak menekankan bahwa anak mendapatkan angka yang bagus di rapor, mereka menekankan pentingnya melakukan yang terbaik yang mereka bisa.
6. Orang tua aktif, orang tua memiliki kepentingan yang beragam baik di dalam maupun di luar rumah, tidak menekankan perbedaan status sosial dan tidak terpengaruh oleh tuntutan sosial.
7. Syukur atas kreativitas, yaitu membantu anak melakukan hal-hal kreatif melalui permainan dan pengalaman yang sudah dimiliki.
Sumber : Novita Eka Nurjannah. (2016). Kreativitas Anak Usia Dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H