Mohon tunggu...
Indi Diana Fakhriya
Indi Diana Fakhriya Mohon Tunggu... Lainnya - Halo, saya mahasiswa!
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lets do it!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengajak Anak Berbicara untuk Perkembangan Bahasa

9 Maret 2021   23:21 Diperbarui: 9 Maret 2021   23:28 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia yang terlahir ke dunia tentunya tidak berbicara begitu saja. Berbicara masuk dalam kategori perkembangan manusia, yang mana hal tersebut perlu proses juga latihan. Mungkin saja Anda pernah menemukan anak yang umumnya di usia mereka dapat lancar berbicara, tapi justru mereka belum mengerti berbahasa.  Karena hal ini masuk dalam perkembangan dan kemampuan manusia, maka tidak akan tergali tanpa terbiasa. Memperkenalkan anak dengan bahasa tentunya bukan hal yang mudah. Kemampuan anak di setiap usia tidaklah sama, mengingat organ tubuh yang maih lunak dan tidak dapat dipaksakan. Untuk itu mari mengenal usia untuk perkembangan bahasa anak.

Bahasa adalah kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya dengan menggunakan simbol, misal kata, bunyi atau gerakan. 

Bahasa Reseptif

Sebelum masuk pada pembahasan usia, betapa utamanya mengenal terlebih dahulu perkembangan bahasa yang dimiliki manusia. Perkembangan bhsa secara umum terbagi menjadi dua, yaitu reseptif dan ekspresif. Perbedaan keduanya sebenarnya jauh, akan tetapi tak jarang yang salah mengartikan. Bahasa reseptif adalah ketika seseorang mampu menerima dan memahami pesan atau kata-kata dari lawan bicaranya dengan baik dan kemudian ia mengaplikasikannya. Sedangkan bahasa ekspresif adalah ketika seseorang mampu mengungkapkan keinginan atau sesuatu apapun itu melalui simbol-simbol bahasa yang telah disepakati.

Bagaimana? Cukup jauh bukan perbedaan dari reseptif dan ekspresif? Pada artikel ini, penulis akan memaparkan perkembangan bahasa reseptif manusia ditinjau dari pertambahan usia.

Perkembangan bahasa manusia dimulai dari ia terlahir hingga usia lima tahun. Termasuk salah satunya bahasa reseptif. Manusia menguasai kemampuan reseptif terlebih dahulu daripada ekspresif. Contohnya, ketika ada anak sedang menangis sebenarnya ia ingin mengatakan sesuatu tetapi ia hanya mampu menangis karena ia masih membutuhkan bantuan untuk mengungkapkan yang ia rasakan. Lalu bagaimana perkembangan reseptif manusia pada umumnya ditinjau dari usia? 

Usia 0-12 Bulan

Bayi yang baru lahir sebenarnya sudah mulai menyadari suara-suara di sekitarnya. Mereka mendengar percakapan orang-orang yang ada di dekat mereka. Ketika ada suara yang mengejutkan atau yang tidak disukai mereka akan menangis. Tidak mengherankan untuk bayi yang baru lahir hingga usia 3 bulan akan menoleh ke arah suara yang ia dengar. Terutama suara yang familiar di telinga bayi. Mereka akan mulai merespons suara yang lembut meskipun mereka belum mengenalinya.

Memasuki usia 4 - 6 bulan, bayi mulai menikmati musik atau irama yang ia dengar. Bayi mulai bisa membedakan suara yang berasal dari manusia dan suara yang dihasilkan benda. Setelah itu mulai memasuki saat- saat menarik dan menyenangkan, yaitu usia 7 - 12 bulan. Di usia ini, mereka mulai menunjukkan bahwa mereka mengerti ketika diajak berbicara. Mereka akan merespons orang yang mengajaknya bicara dan orang yang memanggil namanya. Anak juga akan menunjukkan kesenangan ketika sedang dihibur orang lain. Ia mampu mengenal nama-nama yang familiar terdengar di telinganya, seperti ibu, bapak, kakak, dan lain sebagainya.

Usia 1-3 Tahun

Si kecil mulai mampu mengenal gambar-gambar yang sering ia lihat. Ia mulai mampu menyebutkan gambar ketika di beri pertanyaan. Di usia ini, anak mulai suka mendengarkan cerita atau sajak sederhana dan menyanyikan lagu yang ia dengar. Kemudian memasuki usia 3 tahun, anak mulai memahami kalimat perintah. Ketika mendengar kalimat perintah, ia mampu mengolah kata kemudian melaksanakannya. Anak juga mulai mengerti kata yang berlawanan seperti panas dingin, baik buruk, dan lain-lain. 

Usia 3-5 Tahun

Memasuki tahap ini, anak telah memahami kalimat pertanyaan sederhana yang dilontarkan kepadanya. Ia dapat mendengar ketika namanya dipanggil dari jarak jauh. Nah pada usia ini, ketika anak yang memiliki gejala kesulitan pendengaran akan terlihat jelas. Sebaiknya orang tua segera membawa dan memeriksanya ke ahli audiologi klinis. Pada usia 5 tahun, metode yang cepat untuk mengembangkan kemampuan bahasa reseptif anak adalah dengan bercerita. Karena di usia ini, anak mulai menyukai beragam cerita dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan cerita tersebut. Jika kemampuan bahasa anak tidak berkembang sewajarnya, maka dapat di konsultasikan ke terapis wicara-bahasa. 

Begitulah perkembangan bahasa reseptif manusia pada umumnya dari proses pertambahan usia. Di bawah ini beberapa ciri anak yang mengalami gangguan reseptif, diantaranya:

1.     Kesulitan mendengar.

2.    Tidak memperhatikan orang yang sedang mengajak bicara. 

3.    Menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan.

4.   Tidak melaksanakan instruksi perintah yang diberikan.

Jika Anda menemukan salah satu dari beberapa faktor di atas, mungkin Anda dapat memeriksakannya ke ahli audiologi atau reseptif. Karena mengingat kemampuan ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia.

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun