Sering kali, terbesit dalam pikiran ingin mengingat saat pertama kali mengucap sebuah kata. Momen tersebut mungkin sudah lama terhapus dari memori otak diri sendiri. Entah huruf apa yang pertama kali anda kenal saat sepuluh atau berpuluh tahun silam. Hanya bisa bertanya pada ibu atau orang-orang yang menjadi saksi masa kecil anda. Ketika pertama kali mengucap "ibu", "bapak", atau sebutan sederhana lainnya.Â
Mendengar anak mengeluarkan suara dari bibir mungilnya untuk pertama kali adalah satu momen yang membahagiakan menurut seorang ibu. Tentunya anak tidak akan mungkin mengenal seluruh kata dalam sekejap mata. Pada awalnya mungkin bayi hanya bisa menangis jika menginginkan sesuatu dan tersenyum saat menyukai sesuatu. Karena mereka belum berkenalan dengan bunyi, huruf, kata, dan kalimat.Â
Selain perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan lainnya manusia juga memiliki tahapan perkembangan berbahasa. Mengingat keanekaragaman bahasa yang ada didunia, menuntut manusia untuk melewati proses berkenalan dengan bahasa. Dilansir dari infoplace.com bahwasanya jumlah bahasa didunia mencapai 6.500. Dari bahasa daerah hingga bahasa nasional setiap negara. Sedangkan otak manusia memiliki batas.Â
Menurut penelitian yang dilakukan Salk Institute yang dilansir Liputan6.com  menemukan bahwa otak manusia memiliki kapasitas memori setara dengan 10 juta GB. Untuk menyimpan semua memori perjalanan hidup mungkin tidak muat, apalagi untuk mengetahui 6.500 bahasa yang berbeda didunia. Setiap manusia memiliki sistem memori yang berbeda, tetapi terdapat sejumlah orang yang sanggup menguasai sedikitnya 10 bahasa.Â
Sebenarnya, anak sudah memasuki proses berkenalan dengan bahasa sejak mereka dilahirkan. Memang mereka belum bisa mengutarakan kata melalui apapun itu. Tetapi mereka berusaha menjalin komunikasi dengan manusia disekitarnya. Mungkin mereka hanya bisa mengeluarkan suara "aaa", "eee", atau suara merengek. Disitulah mereka mulai masuk dalam proses berbahasa.Â
Secara umum, perkembangan bahasa pada anak dibagi menjadi dua yaitu tahap pra linguistik dan tahap linguistik.Â
- Tahap Pra LinguistikÂ
Tahap linguistik dialami manusia saat fase bayi. Berusaha menjalin komunikasi dengan orang lain melalui tangisan, tertawa, dan menjerit. Kemudian akan berkembang menjadi lebih verbal seperti mengoceh sesekali.
- Tahap LinguistikÂ
Ketika si bayi mulai memasuki usia bulanan, ia akan mengalami perkembangan menuju tahap selanjutnya. Pada tahap ini anak mulai mengenal kata, akan tetapi juga membutuhkan proses dari usia ke usia. Ia akan mulai memahami bahkan mulai berbicara sesuai dengan apa yang ia dengar. Tahap linguistik dapat dilihat berdasarkan pertumbuhan usia:
- Usia 3 sampai 12 bulan
Pada usia ini, anak dominan lebih bersuara yang belum bisa disebut kata. Hingga kemudian pada usia pertamanya ia mulai memainkan nada bersama kosa kata yang ia miliki.
- Usia 12 sampai 18 bulan
Usia pertama anak, ia mulai berbicara tentang apa yang ia inginkan. Anak juga mulai mengenal nama-nama benda yang ada disekitarnya. Ia akan mengerti ketika ada seseorang memanggil namanya.
- Usia 2 sampai 3 tahun
Anak mulai mampu menyusun kata menjadi kalimat meskipun belum sempurna. Ia dapat menjawab pertanyaan sederhana dan mengerti aturan dalam berbicara.Â
- Usia 4 sampai 8 tahun
Usia ini anak memiliki perkembangan yang pesat. Ia mulai mampu menggunakan konjungsi dalam kalimat yang ia gunakan. Ia sudah bisa mengenal berbagai emosi dan mulai bercerita kepada orang-orang disekelilingnya.
Terlepas dari tahapan anak berbahasa, pasti ada dasar yang paling dasar dalam bahasa. Bahasa sendiri memiliki struktur di dalamnya. Bahasa terbentuk dari bunyi, huruf, kata, dan kalimat yang diucapkan. Struktur dalam bahasa terdapat unit terkecil hingga unit yang menyempurnakan bahasa.Â
- Fonem (Phonemes)
Fonem merupakan unit dasar atau struktur terkecil dalam bahasa. Ia berbentuk bunyi dan jika di gunakan sendirian tidak memiliki makna. Ilmu yang mempelajari tentang fonem adalah fonologi. Contoh dari fonem, seperti huruf [b] dan [d] dalam kata bata dan data merupakan dua fonem yang berbeda. Jika [b] dan [d] berdiri sendiri, maka ia tidak memiliki makna.
    2. Morfem (Morphem)
Morfem merupakan unit terkecil atau satuan terkecil yang memiliki makna. Morfem bisa berupa kata, prefiks (awalan), atau sufiks (akhiran). Morfem ini tidak dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi. Ilmu khusus yang mempelajari morfem adalah morfologi. Contoh morfem kata dasar (seperti makan, minum), awalan (seperti me-, ter-), dan akhiran (seperti -lah,-kah).
   3. Sintaksis (Syntax)
Sintaksis merupakan aturan kombinasi kata, frasa, dan kalimat. Mempelajari tentang tata bahasa dalam satuan kalimat. Aturan sintaksis berlaku untuk struktur kalimat bahasa apapun. Selain itu, sintaksis juga memiliki struktur tersendiri, yaitu:
- Urutan kata sebagai penopang terkecil.
- Bentuk kata.
- Intonasi.
- Dapat diberi konjungsi.
Mengenal tahapan usia anak dalam melewati perkembangan berbahasa dan struktur tersendiri dalam bahasa memang hal yang perlu diketahui terutama seorang pendidik. Tidak lupa untuk selalu mengajarkan anak berbahasa yang baik dalam berbicara. Karena kemampuan anak berbicara terlahir dari komunikasi yang baik bersama orang terdekat mereka.Â
Semoga bermanfaat!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI