Mohon tunggu...
Indhira FebriantiAqilla
Indhira FebriantiAqilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif

Penggerak Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Sulit Memahami Matematika, Wajar atau Gangguan?

23 November 2022   01:13 Diperbarui: 23 November 2022   01:20 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.apologiku.com

Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), kita sudah dihadapkan dengan pelajaran yang dianggap menakutkan, ia adalah Matematika. Mata pelajaran ini menjadi sesuatu yang tidak disukai oleh sebagian besar siswa sampai sekarang. 

Tingkat pemahaman siswa yang masih rendah dalam belajar matematika menyebabkan nilai mereka lebih rendah dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Sehingga bisa saja  membuat siswa menjadi takut, bahkan malas ke sekolah.

Ada beragam alasan yang menjadikan siswa kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Bahkan, berhitung yang termasuk hal paling mudah untuk dilakukan, masih ada siswa yang sering merasa kesulitan. 

Hal seperti ini perlu diwaspadai oleh pengajar maupun orang tua. Mungkin saja siswa atau anak Anda memiliki gangguan dalam berhitung atau belajar matematika. Kesulitan dalam belajar atau gangguan belajar ini disebut dengan diskalkulia. Simak penjelasan lebih lengkap mengenai diskalkulia serta strategi pembelajarannya berikut ini.


What Is Dyscalculia?
Patut diketahui parents, diskalkulia merupakan gangguan belajar dalam memahami angka dan hitungan. Orang yang mengalami diskalkulia mempunyai ketidakmampuan dalam belajar matematika, meskipun sekedar aritmatika dasar. Mereka juga dapat mengalami kesulitan mengerjakan soal-soal matematika dasar, bahkan matematika yang lebih abstrak.

Seringkali diskalkulia dianggap hampir sama dengan disleksia. Namun, kedua hal tersebut merupakan dua hal yang jauh berbeda. Melansir dari riset yang dipublikasikan oleh situs WebMd, sebanyak lebih dari 7% siswa Sekolah Dasar (SD) mengalami kesulitan belajar diskalkulia. 

Selain itu, diskalkulia juga dapat dikatakan sebagai bagian dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Sebanyak kurang lebih 60% orang yang mengalami ADHD, juga dapat mengalami kesulitan belajar, salah satunya diskalkulia. Faktor yang sampai sekarang masih dipercaya dapat mempengaruhi besar gangguan ini yaitu genetik atau turunan.

Kesulitan dengan matematika ini mempunyai tingkatan. Anak mengalami kesulitan dalam menghitung penjumlahan sama halnya dengan orang dewasa yang mengalami kesulitan dalam  memahmi aljabar. Salah satu yang juga termasuk gangguan matematika adalah konsep dasar kuantitatif.


Apa Saja Gejala Diskalkulia?

Anak yang mengalami diskalkulia dapat memiliki kesulitan yang beragam. Gejala yang dialami tiap anak tentunya berbeda. Perbedaan usia juga menjadi faktor dari variasi tanda yang muncul. 

Permasalahan dengan angka dan hitungan, dapat terjadi pada usia anak-anak. Bagi orang yang telah dewasa, karena bertambahnya usia mungkin saja mengalami permasalahan dengan matematika yang lebih kompleks.


Gejala/tanda umum dari diskalkulia:


1. Lambat dalam hal perhitungan baik lisan maupun tulisan
2. Mengalami peningkatan kecemasan saat harus berhubungan dengan yang berbau matematika
3. Tidak mampu memahami konsep matematika meskipun yang mendasar
4. Tidak mampu membaca nilai numerik atau nilai operasional
5. Kesulitan melacak waktu
6. Kesulitan menghitung mundur


Strategi Pembelajaran Anak Penyandang Diskalkulia
Hal umum yang mengatasi masalah diskalkulia pada anak adalah dengan membawa mereka pada terapi psikologis. Selain itu, ada beragam cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak penyandang diskalkulia dalam proses pembelajaran, seperti berikut ini:


1. Kertas Grafik
Menggunakan kertas grafik dapat melatih kreatifitas anak dalam mengorganisir ide-ide yang dimiliki serta melatih kemampuan imajinasinya. Menuangkan berbagai idenya diatas kertas grafik dapat melatif proses berfikir mereka dalam mengonsep sesuatu yang dipikirkannya.

2. Kelereng
Alat bantu yang dapat membantu pemecahan masalah (problem solving) dalam berhitung  salah satunya dengan menggunakan kelereng. Kegunaan kelereng dalam hal ini sebagai  lambang angka serta mengajarkan konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pemabagian.

3. Jari Tangan
Kegunaan jari dalam mengajari anak untuk berhitung telah menjadi cara yang paling umum dan mendasar, serta praktis.

4. Kertas Warna
Kertas warna dapat digunakan dalam mengenal bangun datar seperti persegi, persegi panjang, segitiga, dan lingkaran. Dari bentuk bangun datar tersebut bisa digambarkan di atas kertas warna, lalu digunting dan menyesuaikan dengan nama yang telah disediakan.


Mempelajari matematika mungkin memang begitu sulit untuk sebagian orang. Juga kerap kali menjadi hal yang tidak mudah untuk beberapa anak. Bahkan, ada orang tua yang tidak suka jika anaknya tidak bisa dalam matematika. Mungkin saja anak yang mengalami kesulitan dalam matematika tersebut mengidap gangguan belajar diskalkulia. Pada hakikatnya, tidak ada anak yang tidak dapat mempelajari segala sesuatu.

Semua anak pasti mempunyai kelebihan mereka masing-masing. Supaya dapat mengembangkang kelebihan yang dimiliki, perlu adanya pendekatan dan cara yang tepat, serta dilakukan secara bertahap. 

Perlu diingat, bahwa tidak semua anak yang merasa kesulitan dalam matematika dapat disebut mengalami diskalkulia. Untuk mengetahui kebenaran mengidap gangguan belajar diskalkulia dapat dibawa ke ahli psikologi atau psikiater.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun