Permasalahan dengan angka dan hitungan, dapat terjadi pada usia anak-anak. Bagi orang yang telah dewasa, karena bertambahnya usia mungkin saja mengalami permasalahan dengan matematika yang lebih kompleks.
Gejala/tanda umum dari diskalkulia:
1. Lambat dalam hal perhitungan baik lisan maupun tulisan
2. Mengalami peningkatan kecemasan saat harus berhubungan dengan yang berbau matematika
3. Tidak mampu memahami konsep matematika meskipun yang mendasar
4. Tidak mampu membaca nilai numerik atau nilai operasional
5. Kesulitan melacak waktu
6. Kesulitan menghitung mundur
Strategi Pembelajaran Anak Penyandang Diskalkulia
Hal umum yang mengatasi masalah diskalkulia pada anak adalah dengan membawa mereka pada terapi psikologis. Selain itu, ada beragam cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak penyandang diskalkulia dalam proses pembelajaran, seperti berikut ini:
1. Kertas Grafik
Menggunakan kertas grafik dapat melatih kreatifitas anak dalam mengorganisir ide-ide yang dimiliki serta melatih kemampuan imajinasinya. Menuangkan berbagai idenya diatas kertas grafik dapat melatif proses berfikir mereka dalam mengonsep sesuatu yang dipikirkannya.
2. Kelereng
Alat bantu yang dapat membantu pemecahan masalah (problem solving) dalam berhitung  salah satunya dengan menggunakan kelereng. Kegunaan kelereng dalam hal ini sebagai  lambang angka serta mengajarkan konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pemabagian.
3. Jari Tangan
Kegunaan jari dalam mengajari anak untuk berhitung telah menjadi cara yang paling umum dan mendasar, serta praktis.
4. Kertas Warna
Kertas warna dapat digunakan dalam mengenal bangun datar seperti persegi, persegi panjang, segitiga, dan lingkaran. Dari bentuk bangun datar tersebut bisa digambarkan di atas kertas warna, lalu digunting dan menyesuaikan dengan nama yang telah disediakan.
Mempelajari matematika mungkin memang begitu sulit untuk sebagian orang. Juga kerap kali menjadi hal yang tidak mudah untuk beberapa anak. Bahkan, ada orang tua yang tidak suka jika anaknya tidak bisa dalam matematika. Mungkin saja anak yang mengalami kesulitan dalam matematika tersebut mengidap gangguan belajar diskalkulia. Pada hakikatnya, tidak ada anak yang tidak dapat mempelajari segala sesuatu.
Semua anak pasti mempunyai kelebihan mereka masing-masing. Supaya dapat mengembangkang kelebihan yang dimiliki, perlu adanya pendekatan dan cara yang tepat, serta dilakukan secara bertahap.Â
Perlu diingat, bahwa tidak semua anak yang merasa kesulitan dalam matematika dapat disebut mengalami diskalkulia. Untuk mengetahui kebenaran mengidap gangguan belajar diskalkulia dapat dibawa ke ahli psikologi atau psikiater.