JAKARTA-Independent, Setiap bulan Januari, masyarakat Aceh umumnya dan masyarakat Sabang khususnya pasti ingat peristiwa tenggelamnya KMP Gurita.
Kapal fery KMP Gurita tenggelam di teluk Balohan Sabang pada hari Jumat, 19 Januari 1996.Â
Pada hari Jumat, 19 Januari 2024, tepat 28 tahun peristiwa kelam tenggelamnya kapal fery KMP Gurita.
Sesuai jadwal dari PT ASDP Indonesia Ferry (persero), kapal fery KMP BRR, trip I berangkat dari pelabuhan Ulee Lheue pada jam 07:30 WIB.
Pasca shalat subuh di masjid kawasan Ulee Lheue, penulis langsung menuju pelabuhan Lheue Banda Aceh untuk persiapan menuju Sabang.
Cuaca cerah, matahari pagi terbit dengan indahnya. Di kejauhan terlihat pulau Weh Sabang yang agak mendung.
Di pintu gerbang keberangkatan terlihat nahkoda KMP BRR kapten Eko Medianto sedang memantau kendaraan dan penumpang untuk masuk ke dalam kapal.
Perjalanan menuju pulau Weh Sabang berjalan dengan aman, memasuki teluk Balohan, cuaca tiba-tiba berubah. Turun hujan ringan.
Setelah tiba di pelabuhan Balohan Sabang, KMP BRR bongkar dan muat kembali kendaraan serta penumpang.
Pada jam 10:15 WIB, trip II, kapal fery KMP BRR berangkat menuju pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh.
Pada keberangkatan trip II, kapal fery KMP BRR membawa 275 orang penumpang, 77 kendaraan roda dua, 2 becak, 19 kendaraan roda empat, 2 bus, serta 2 truk.
ABK KMP BRR mempersiapkan beberapa lembar tikar di atas kapal untuk doa bersama mengenang tragedi tenggelamnya KMP Gurita.
Kapten Eko Medianto memberi pengumuman kepada penumpang bahwa hari ini Jumat, tanggal 20 Januari. RALAT, penulis menyela perkataan kapten, bahwa: "Hari ini tanggal 19 Januari 2024."
"Akan diadakan doa bersama, bagi keluarga korban kapal fery KMP Gurita dan dipersilakan keluarga korban untuk duduk diatas tikar yang sudah dipersiapkan."
Pimpinan doa bersama tahun 2024, masih tetap sama seperti tahun yang lalu yaitu Teungku Ibrahim dari Balohan Sabang.
Lokasi doa bersama langsung dipenuhi oleh para penumpang. Suasana doa bersama cukup sakral.
Nahkoda KMP BRR Kapten Eko Medianto turut serta doa bersama dengan para ABK dan penumpang lainnya.
Setibanya di kawasan ujung seukei, kapal fery KMP BRR melakukan satu kali putaran 360 derajat.
Terlihat awan hitam pekat dikawasan ujung seukei. Sempat turun gerimis sebentar.
Doa bersama selesai dan dilanjutkan dengan ramah tamah antar penumpang. Ini adalah tugas terakhir kapten Eko Medianto di KMP BRR, selanjutnya pindah ketempat baru.
Beberapa penumpang asing atau turis asing juga turut serta dalam suasana doa bersama mengenang 28 tahun tenggelamnya kapal fery KMP Gurita.
Pada tanggal 19 Januari 2024, kapal fery KMP BRR melayari lokasi tengelamnya KMP GURITA sebanyak 5 kali atau lima trip.
Yaitu trip I (07:30 WIB), trip II (10:30 WIB), trip III (14:30 WIB), trip IV (17:30 WIB), serta trip V (19:30 WIB).
Kapal fery KMP Gurita saat kejadian tenggelam, Jumat (19 Januari 1996), dengan data 40 orang selamat, 54 orang meninggal dunia serta 284 orang hilang tenggelam selama-lamanya (termasuk kedua orang tua Rachmad Yuliadi Nasir)
Untuk muslim dan muslimat korban tenggelamnya kapal fery KMP Gurita, marilah kita berdoa dengan membaca Alfatihah...7 X.
rachmad yuliadi nasir (082272788910)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H