Malamnya saat Penulis coba tidak ada sinyal dari kartu baru Smartfren.
Hari Minggu, 7 Januari 2024, akhirnya dapat juga kotak handphone, ada nomor seri handphone tersebut atau imei.
Rencananya hari Senin mau ke Polresta Banda Aceh tetapi hari hujan, tidak jadi keluar.Â
Hari Selasa sempat hujan juga, Penulis tidak jadi lapor ke Polresta Banda Aceh.Â
Pada hari Rabu, 10 Januari 2024, terlihat sinyal dari kartu Smartfren tetap tidak ada sinyal, mungkin rusak.Â
Akhirnya kartu tersebut Penulis buang ke sungai, hilang tenggelam selama-lamanya seperti Kapal Fery KMP Gurita tenggelam pada 19 Januari 1996.
Siangnya Penulis menuju galery Smartfren lapor kartu rusak/hilang, tidak ada sinyal.
INFONYA handphone darurat milik Penulis pakai 3 G sedangkan kartu Smartfren sudah 4 G, jadi tidak terbaca dan tidak keluar sinyalnya.
Kemudian Penulis lapor ke petugas Polresta minta surat keterangan kartu hilang serta lapor handphone hilang di bagian reskrim.
INFO terakhir keberadaan Handhone milik penulis sedang dilacak oleh tim penyelidik reskrim Polresta Banda Aceh dan akan diberitahu hasilnya kemudian.
Sore harinya Penulis kembali ke galery Smartfren minta ganti kartu baru dan diberi kembali kartu penganti, sinyal tetap tidak keluar karena Handhone belum 4 G.