Mohon tunggu...
Rachmad Yuliadi Nasir
Rachmad Yuliadi Nasir Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Independent

Rachmad Yuliadi Nasir, Jurnalis Independent, WA 0888.7211.300 Sang Traveller Twitter:@rachmadyuliadi, Email: puspiatur@gmail.com, FB/tragedi.gurita dan FB/puspiatur.aceh

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tiang Pelangi di Hotel Atjeh

16 Juni 2020   21:22 Diperbarui: 16 Juni 2020   21:14 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka Warna-warni Tiang Pancang di Lahan Bekas Hotel Atjeh (doc Rachmad Yuliadi Nasir)

JAKARTA-Independent, Sejarah lama perjuangan kemerdekaan Indonesia banyak ditulis oleh para pakar.

Pada tanggal 16 Juni 1948, Presiden Soekarno, Presiden Indonesia pertama datang ke bumi Aceh.

Rombongan Presiden Soekarno naik pesawat dan mendarat di lapangan terbang Lhok Nya, Aceh Besar.

Rombongan ini disambut dengan meriah dan malamnya diantar ke hotel Atjeh untuk menginap serta makan malam bersama.

Hotel Atjeh ini terletak di sebelah selatan masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.

Pada jamuan makan malam tersebut Presiden Soekarno berpidato singkat tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia paska proklamasi di Jakarta, 17 Agustus 1945.

Pertemuan ini dihadiri oleh tokoh masyarakat Aceh, pemuda serta para pengusaha yang tergabung dalam GASIDA-Gabungan Saudagar Indonesia Daerah Aceh.

Presiden Soekarno di hotel Atjeh mengutarakan niatnya tentang pembelian sebuah pesawat Dakota. Di pasaran harga pesawat Dakota saat itu sebesar 130.000 dolar Singapura.

"Saya belum mau makan malam bila belum ada jawaban ya atau tidak," ujar Presiden Soekarno.

Mendengar pidato Presiden Soekarno tersebut, para hadirin termasuk para pengusaha, menyanggupi untuk pengumpulan dana.

Hasil kunjungan Presiden Soekarno ke Aceh dari 16 Juni hingga 20 Juni 1948.

Dana terkumpul dari masyarakat Aceh saat itu cukup banyak yaitu 20 KG emas serta 120.000 dolar Singapura.

Akhirnya dari dana itu dapat dibeli pesawat Dakota pertama dalam kurun 3 bulan.

Presiden Soekarno memberi nama pesawat Dakota dengan nama "Seulawah" dan terdaftar dengan nomor register RI-001.

Sedangkan dari penjualan emas didapat sebuah pesawat Dakota lainnya, register RI-002.

Pesawat Dakota merupakan cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan Pertama di Indonesia yaitu Garuda Indonesia.

Banner Tiang Pelangi di Hotel Atjeh (doc Rachmad Yuliadi Nasir)
Banner Tiang Pelangi di Hotel Atjeh (doc Rachmad Yuliadi Nasir)
Hotel Atjeh tetap berdiri kokoh, beberapa tahun sebelum tsunami 2004, diadakan renovasi.

Hotel Atjeh diratakan dengan tanah dan dipasang puluhan tiang pancang.

Takdir Allah SWT berkata lain. Minggu, 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi dan tsunami di Aceh.

Di lokasi pembangunan kembali hotel Atjeh penuh sampah, puluhan mayat serta beberapa mobil hanyut.

Setelah dibersihkan pasca tsunami, lokasi pembangunan hotel Atjeh tidak ada perubahan apa-apa.

Sisa-sisa tiang pancang tersebut akhirnya dicat berwarna-warni seperti pelangi.

Lapangan yang luas di lokasi bekas hotel Atjeh ini akhirnya menjadi lahan parkir dihari Jumat. 

Juga sebagai lokasi pameran, pasar malam serta lokasi anak muda Aceh bermain bola.

Rachmad Yuliadi Nasir (WhatsApp: +62-8887211300).

Galery Photo:

Tiang Pancang Hotel Atjeh Menghadap Menara Masjid Raya Baiturrahman
Tiang Pancang Hotel Atjeh Menghadap Menara Masjid Raya Baiturrahman

Aneka Warna-warni Tiang Pancang Hotel Atjeh
Aneka Warna-warni Tiang Pancang Hotel Atjeh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun