Gedung evakuasi tsunami ini berlantai empat. Tomoaki Nakagawa menyampaikan bahwa, "Gedung evakuasi dengan struktur rangka baja di Banda Aceh ini merupakan gedung pertama yang dibangun pihaknya di luar Jepang."
Gedung Save Guard Tower (SGT) merupakan gedung penyelamatan satu-satunya berkontruksi baja yang materialnya dari Jepang.
Hasil survey yang dilakukan oleh LIPI bekerja sama dengan Nagoya University dan Nara University Jepang menunjukkan persentase, bahwa faktor yang membuat kebanyakan korban selamat dari bencana adalah faktor kesiapsiagaan diri, dengan persentasenya sebesar 35%. Lalu diikuti oleh faktor bantuan yang datang dari anggota keluarga sendiri sebesar 31,9%, dari tetangga atau lingkungan sebesar 28,1%.
Sedangkan faktor dari orang atau masyarakat (kelompok masyarakat) lain yang jauh cuma sebesar 2,6% saja. Bahkan tim SAR hanya menyumbang 1,7 persen saja dalam menyelamatkan korban bencana.
Para tamu dari Jepang ini juga dihibur dengan atraksi kesenian debus dan simulasi bencana oleh Basarnas Aceh, BPBD dan RAPI Banda Aceh dengan melibatkan anak-anak sekolah.
Dalam mengurangi resiko bencana juga meningkatkan partisipasi masyarakat, pemerintah dan semua pihak. Termasuk sosialisasi dan pelatihan penanggulangan bencana yang terus dilaksanakan.
Bantuan gedung berkontruksi baja tersebut harus menjadi alat pendidikan kebencanaan bagi warga Banda Aceh, terutama generasi muda. Harapannya mereka memiliki pengetahuan kebencanaan dan upaya menyelamatklan diri.
Gedung Save Guard Tower (SGT) ini diharapkan menjadi salah-satu alternatif dalam upaya penyelamatan dari bencana seperti gempa dan tsunami. Kita harus menyiapkan masyarakat siaga bencana.
Rachmad Yuliadi Nasir (SMS/WA: 0888.7211.300).