JAKARTA-Independent, Masalah narkoba tentu merupakan pekerjaan besar bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Aceh yang terkenal dengan ganja nomor satu di dunia harus dihilangkan persepsi buruk demikian.
Kepala BNN (Badan Narkotika Nasional) Â Pusat Komisaris Jendral Polisi Drs. Budi Waseso S.H datang langsung ke Aceh untuk melakukan kunjungan Kerja (kunker). Kepala BNN pusat Komisaris Jendral Polisi Drs. Budi Waseso S.H, dikenal juga dengan sebutan "BUWAS."
Budi Waseso (Buwas) pernah juga menjabat sebagai Kabareskrim Mabes Polri. Setelah ada sedikit persoalan politik akhirnya posisi Budi Waseso (Buwas) sebagai Kabareskrim Mabes Polri digeser menjadi Kepala BNN (Badan Narkotika Nasional).
Sedangkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) pusat Komjen Pol Anang Iskandar bertukar tempat menjadi Kabareskrim Mabes Polri.
Dalam kunjungan kerja (kunker) kepala BNN pusat Budi Waseso (Buwas) ada beberapa agenda penting yaitu:
Pada hari Rabu, 20 Desember 2017, Kepala BNN (Badan Narkotika Nasional) Â Pusat Komisaris Jendral Polisi Drs. Budi Waseso S.H, tiba di Aceh langsung menuju Mapolda Aceh, bertemu dengan Kapolda Aceh Irjen Pol Rio S Djambak dan para staf.
Kemudian dilaksanakan Apel Gabungan Pemuda Anti Narkoba dan pengucapan ikrar anti narkoba dihadapan kepala BNN Pusat Komisaris Jendral Polisi Drs. Budi Waseso S.H; dengan thema,"Saatnya Pemuda Aceh Bergerak dan Menyatakan Lawan Narkoba."
Selanjutnya menuju Kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh acara Pengukuhan Relawan Anti Narkoba dan pemberian kuliah umum dihadapan ratusan mahasiswa.
Pada malam harinya kepala Komisaris Jendral Polisi Drs. Budi Waseso S.H, melakukan kunjungan kerja (kunker) ke kantor BNNP Aceh untuk bertemu dengan Brigjen Pol. Drs. Faisal Abdul Naser, M.H, beserta segenap staf dan perwakilan BNN kota/kabupaten sedaerah Aceh.
Ramah tamah, makan malam bersama dengan hidangan khusus ikan bakar, gulai bebek, penganugerahan penghargaan bagi PNS BNN kota/kabupaten, pemberian mobil dinas untuk BNN kota/kabupaten.
Nasir Djamil dari Komisi III DPR RI mengakui bahwa saat ini BNN Pusat telah menjalin kerjasama yang harmonis. Kedepan perlu orang-orang yang lebih GANAS daripada BUWAS untuk memberantas narkoba di Indonesia.
Karena dalam beberapa waktu lagi kepala Komisaris Jendral Polisi Drs. Budi Waseso S.H, sudah berakhir masa jabatannya. Makanya perlu dicari orang untuk memimpin BNN Pusat yang singkatan namanya "GANAS."
BNN Pusat juga belum mempunyai gedung sendiri, di daerah Cawang itu bukan gedung BNN Pusat tetapi milik Mabes Polri dan sudah dua kali diminta Mabes Polri untuk dikembalikan. Bila sudah tiga kali gedung BNN Pusat diminta oleh Mabes Polri maka BNN Pusat akan pindah dan berkantor di Istana Negara.
Saat ini ada lahan tanah yang diberikan oleh Presiden Indonesia untuk kantor baru BNN Pusat di kawasan Tanah Abang. Lahannya masih kosong dan belum dibangun, belum ada anggaran khusus.
BNN Pusat juga akan membangun Laboratorium khusus dan Pusdiklat khusus untuk memberantas narkotika di Indonesia.
Pada hari Kamis, 21 Desember 2017, Kepala BNN (Badan Narkotika Nasional) Â Pusat Komisaris Jendral Polisi Drs. Budi Waseso S.H, kepala BNNP Aceh Brigjen Pol. Drs. Faisal Abdul Naser, M.H, beserta segenap staf menuju kawasan bekas lahan ganja di Lamteuba Aceh Besar.
BNN Pusat saat ini bekerja sama dengan Kementerian Pertanian membuat program alih fungsi lahan tanaman ganja menjadi tanaman pangan di Aceh Besar.
Disini dilaksanakan program Grand Design Alternative Development (GDAD) semoga dapat meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat Aceh yang hidup dikaki gunung seulawah yang dahulu petani ganja.
Masyarakat yang sebelumnya pernah terlibat menanam ganja diharapkan dapat beralih ke sekor pertanian yang lebih produktif.
Yaitu dengan menerapkan kebijakan untuk mendorong masyarakat agar tidak lagi terjerumus dalam bisnis obat terlarang ini dengan memberi mereka berbagai bentuk pelatihan dan pemberdayaan.
Lahan yang digunakan seluas 20 hektar dan ditanami jagung perdana. Hadir juga Menteri Pertanian Dr.Ir.Andi Aran Sulaiman, MP. Kementrian Pertanian akan memberikan bantuan kepada masyarakat melalui Dinas Pertanian Aceh berupa alat-alat pertanian diantaranya, traktor, pompa air dan bibit palawija.
Program Grand Design Alternative Development (GDAD) adalah pilot project pertama BNN Pusat yang diterapkan di Indonesia dan nantinya bisa menjadi kawasan agrowisata.
Pada malam harinya dilaksanakan acara ramah tamah di pendopo Gubernur Aceh, Anjong Mon Mata. Acara makan malam bersama, pergelaran tarian Aceh dan pemberian penghargaan BNN Pusat kepada Gubernur Aceh, Keuchik Lamteuba, Bank Aceh, Bupati Aceh Besar. Â
Dari hasil survei BNN Pusat ternyata biaya belanja narkotika mencapai angka  Rp 250 Triliyun setahun dengan beragan jenis narkoba. Kepala BNN Pusat Komisaris Jendral Polisi Drs. Budi Waseso S.H; juga menyerahkan contoh jenis-jenis narkotika yang ada dalam suatu figura kepada pemerintah Aceh.
Stop narkoba sekarang juga karena narkoba menimbulkan kerusakan yang luar biasa di muka bumi dan masa depan anak bangsa Indonesia.
Rachmad Yuliadi Nasir (SMS/WA: 0888.7211.300)
Galery Photo:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H