Mohon tunggu...
Hennypatria
Hennypatria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dosen

Indarr Pratayu, merupakan perempuan muda, yang menyukai politik dan sosial, Dan Dia Merupakan seorang mahasiswi Pasca Sarjana di Kelas DobelDegre salah satu PTN di Jatim. walaupun tidak mengambil jurusan Politik ataupun hukum , dia sanggat mencintai kegiatan yang bersifat sosial. kecintaan nya dengan ketidak adilan mengantarkannya berjibagu dengan mereka yang termajinalkan. Dan kali ini dia meluangkan sebagian waktunya untuk berbagi dengan LPKA atau yang kita kenal dengan Lapas Anak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenapa Harus Dia #4 [Indarr Pratayu]

13 Juni 2016   19:07 Diperbarui: 13 Juni 2016   19:21 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kenapa Harus Dia #4

 ….Siang itu menunjukan pukul 13.17 waktu Surakarta, Sapta dan teman – teman barunya sedang berada di salah satu cafe tempat anak muda berkumpul. Tepat di atas meja yang berwarna merah serta lima kursi yang terbuat dari kayu lengkap dengan bantalan spon yang lembut bermotif bulat – bulat menjadi pilihanya untuk mengahabiskan waktu bersantai. Lengkap degan suguhan Lemon tea, ice mocacino, kopi hitam ala aceh, dan ice jeruk nipis serta camilan yang berupa kentang goreng , jamur crispy, pisang kipas lengkap dengan coklatnya.Sapta mencoba untuk melupakan segala permasalahan yang pernah dialaminya dan membukka lembaran baru di kota yang baru serta dengan teman – teman barunya.

Selang beberapa jam Sapta dan teman – temanya berada di café tersebut datang lah seorang perempuan dengan ibunya, sesok perempuan berambut panjang dengan tubuh standart perempuan pada umumnya. perempuan dan ibu terebut mengambil tempat duduk tepat di samping mereka duduk. Kemudian sang ibu mengambil ponselnya entah siapa yang ditelpon nya “” Nampak nya suara laki – laki.. iya sapta mendengar dengan jelas lha..wong duduk nya berdekatan dan sangat dekat..

sang ibu”…hallo…sudah sampai mana?...?

Mr.a…”…Perjalanan…

sang ibu”…baik kami sudah sampai..

Kira– kira 40an menit pria itu datang, berjabatan tanggan dengan sang ibu tersebut. Kemudian sang ibu memperkenalkan diri sang pria itu kepada sang anak Kenalkan Nduk..” ini  Airlangga putra pak sentanu teman bapak kamu dulu di kesatuan. Airlangga kenalkan ini Kinanti Prameswari putri semata wayang ibu. [ sambil menatapa mata airlangga]. Silahkan duduk sahut sang ibu kepada airlangga… trimakasih jawab nya. Dan terjadilah percakapan yang agak serius diantara mereka..”

Kinanti : Buk..apa ibu berniat menjodohkan ku..[ dengan wajah bingung dan bertanya – Tanya]

Ibuk : Airlangga ini putra teman nya bapak kamu loo”

Kinanti : ya” tapi kami kan belum saling mengenal buk.. ibuk ndak bisa begitu

Airlangga : Kan nanti bisa kenalan lalu jalan bareng dulu, lha saya sudah mengenal dek kinanti dari kecil. ..Tapi ndak bisa begituc ta,,mas airlangga [ sahut kinanti]

kemudian kinanti marah dan berdiri sambil berkata saya itu sudah punya pacar ibu, jadi ibu tidak bisa memaksa saya begituh…..Entah apa yang dipikirkan kinanti saat itu sembari berdiri dia”..

 mengangkat “tanggan sapta yang sedang berdiri [ secara kebetulan dan bersamaan sapta hendak ke kamar mandi untuk buang air kecil tiba – tiba tanggan sapta di rtarik dan di pegang oleh kinanti] kemudian kinanti pun berkata ini pacar saya buk..dia juga anak kesatuan  baik orang  nya, namanya Arya Sapta mas Arya Sapta…[ kinanti membaca nik name yang ada di seragam sapta] Sapta pun binggung dan oh..sambil tangan nya ,melambai – lambai kearah sang ibu kinanti. Sang ibu pun marah dengan meningalkan café tersebut. Tak lama kemudian Airlangga pun juga meningalkan café tersebut sambil berkata kamu itu jodoh saya kinanti.

Teman – teman sapta pun bertanya..ohh jadi rupanya kalian saling kenal to…Engkak ..ndes [Pangilan akrab diantara mereka].

Sapta pun bertanya kepada kinanti” apa maksud kamu begitu..melibatkan saya yang tidak tau menanu, kenal pun juga tidak.

Kinanti” maaf kan saya, saya  spontanitas saja , menarik tanggan anda tolong jangan marah kepada saya

Sapta “ ini pertama dan  terakhir, lain kali jangan anda ulang lagi [ sembari berjalan menuju kamar mandi] , setelah dari kamar mandi mereka semua meninggalkan tempat tersebut dan kembali ke rumah masing – masing.

Dia yang berjalan pelan di hadapanku

Seakan memberi tanda bagiku untuk mendahulinya

Dan akupun berjalan tiga langkah lebih jauh darinya

Sembari menoleh kebelakang apakah ia masih berjalan atau berhenti dari langkahnya

Langkah ku tidaklah terlalu cepat seperti kebanyakan orang….yang berjalan dengat ritme cepat

Aku sadar hal itu..sadar ..sesadarnya…akan langkah ku ini

Langkah yang seakan pelan namun cepat itu katanya..bukan kata ku

Langkah yang Pelan namun pasti…Itu menurutnya

Langkah yang searah dan lurus dalam satu rel  itu pemikirannya

Langkah ku adalah langkah ku, Langkah mu menjadi langkah mu

Ketika Langkah tak lagi searah maka kuatkan Lah Langkah itu

Agar Langkah ini menjadi berirama dan berjalan beriringan,

Tanpa menyakiti siapapun, Tanpa Merugikan penguna jalan lain

Untuk berjalan kita harus mengatur Langkah, Setiap Langkah mengandung Doa serta harapan sang pemilik Langkah

Langkah Awal ku menuju Langkah selanjutnya, Dan akupun Berirama Dengan Kodrat

Dijalani, Dinikmati, Disyukuri  sembari berdoa serta semangat untuk berusaha

Salam Dariku Untukmu

Malang, 13 Juni 2016

Indarr Pratayu 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun