Keempat, Kesalehan Sosial. Dalam qurban, seperti juga zakat, haji, puasa dan shadaqah, terkandung di dalamnya nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Islam adalah agama yang tidak dapat dipisahkan dari dimensi sosialnya.
Dalam konteks ini, ibadah Sunnah qurban tidak boleh hanya dipahami sebagai upaya untuk mencapai kemaslahatan ukhrowi belaka, tapi lebih dari itu bertujuan untuk terciptanya kemaslahatan dan kebaikan duniawi Setiap pensyariatan dalam Islam, terkandung tujuan syariat yaitu tercapainya kemaslahatan dan kebaikan bagi umat manusia di dunia dan akhirat. Maka akan muncul dari penyembelihan Sunnah ibadah Qurban akan mewujudkan kesalehan social bagi pelakunya dan meningkatkan derajat Ketaqwaan.
Kelima, Keadilan Sosial. Kalau kita asumsikan ibadah qurban dengan fenomena sosial di negara Indonesia, sesungguhnya persoalan paling mendasar yang sedang kita hadapi adalah persoalan kemiskinan dan ketidakadilan. Kita melihat, kemiskinan lebih banyak dirasakan orang, sementara kekayaan hanya dicicipi segelintir orang.
Karena itu, persoalan utama yang harus kita perjuangkan adalah bagaimana kita bisa menegakkan keadilan dalam struktur sosial. Kalau persoalan itu yang kita hadapi, maka relavansi Ibadah Sunnah Idul Qurban saat ini adalah mewujudkan keadilan sosial diantara manusia, memberantas kemiskinan, sehingga kekayaan tidak menumpuk pada sekelompok orang saja. Inilah komunikasi Simbolik ajaran islam dalam tataran keadilan sosial
Proses kelima unsur diatas merupakan bagian dari ajaran nilai-nilai universal Pancasila yang dimiliki oleh bangsa Ini sejak puluhan tahun yang silam. Ajaran itu bagian juga dari proses sejarah yang telah dilalui oleh bangsa Indonesia sejak lama. Nilai-nilai sejarah perjuangan Nabi Ibrahim dengan nilai-nilai filosofi universal Pancasila harusnya menjadi hal yang dapat dijadika sebagai unsur pemahaman bagi masyarakat Indonesia yang tengah membangun peradaban adi luhung dari setiap sisi kehidupan.
Dalam setiap perjalanan kehidupan kita sejarah sejatinya menjadi suatu yang harus menjadi pelajaran hidup. Bukan sejarah dijadikan sebagai unsur sebelah mata dalam memahami persoalan hidup. Sejarah harus dapat dijadikan sebagai pelajaran hidup bagi kita umat manusia dan masyarakat Indonesia
Sejatinya dalam Al Quran banyak kisah sejarah yang dapat kita jadikan pembelajaran hidup untuk lebih baik. Akan tetapi kisah sejarah dalam Al Quran kadang kita abai dan lalai dalam menyelami makna hidup. Kita kadang hanya sepanggal dalam memahami sehingga tak tuntas dalam menyelami setiap kandungan dalam Al Quran.
Tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dengan demikian, pendidikan nasional memiliki tujuan yang sangat luas tidak saja terkait dengan kecakapan akademik, melainkan pula kecakapan-kecakapan lain seperti religius, kepribadian, dan sosial.
Dalam konsepsi pembelajaran sejarah, tujuan-tujuan itu lebih terwujud secara spesifik seperti kesadaran sejarah, nasionalisme, patriotisme, wawasan humaniora, di samping kecakapan akademik, yang sampai sekarang belum disosialisasikan secara intensif sehingga substansi utama dari kurikulum tersebut kurang mencapai sasaran. Untuk mewujudkan itu semua adalah mutlak diperlukan usaha peningkatan kualitas pendidikan nasional secara terus-menerus.
Dalam keputusan kepala badan Assesman dan Kurikulum KemendikbudRistek NOMOR 032/H/KR/2024 Tujuan mata pelajaran Sejarah antara lain
1. menumbuhkembangkan kesadaran sejarah;