Dalam kamus besar bahasa Indonesia mengakar atau meng·a·kar; 1 menjadi akar; 2 menyerupai akar; 3 mendalam atau menyatu benar di dalam hati, pikiran, dan sebagainya (tentang ajaran, adat, dan sebagainya). Artinya seorang kader dapat benar-benar bersatu dalam rajutan makna dan hati pikiran perjuangan membesarkan organisasi.
Sebagai contoh terkait dengan mengakar itu dapat dilihat dari filosofi Sahabat UGM adalah mengakar kuat dan menjulang tinggi. Ibarat pohon yang baik, sahabat UGM akarnya kuat menghunjam ke bumi memperoleh asupan nutrisi yang baik dan kuat menghadapi guncangan. Batang dan dahannya menjulang tinggi ke langit dengan dedaunan yang rimbun meneduhkan, yang memberikan buahnya setiap saat tak kenal musim kepada siapapun yang bernaung di bawahnya. sumber Silahkan di klik Hal ini merupakan contoh positif dalam merekam setiap persoalan kehidupan yang dihadapi oleh suatu organisasi.
Ada kata mandi dapat kita artikan dari memantaskan diri. Artinya mandi merupakan kebiasaan kita saat akan melakukan aktifitas rutin maupun aktifitas khusus. Gunanya adalah untuk menyegarkan badan, sekaligus untuk kebersihan dan keindahan penampilan agar terlihat bagus dan baik. Sebab, sesudah mandi biasanya kita berdandan, serta merapikan diri dan pakaian yang dikenakan, supaya terlihat pantas. Tujuannya adalah membuat diri kita merasa nyaman dan percaya diri. Sedangkan kata "mengakar", adalah singkatan dari mengabdikan diri dengan karya.
Idealnya, sesuatu yang mengakar akan tumbuh dan berkembang dengan baik, serta menghasilkan manfaat. kata "mengakar", agar senantiasa para kader termotivasi untuk berkarya dan menjadi insan yang bermanfaat bagi semesta. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. " (Hadits Riwayat Ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-Ausath, juz VII, hal. 58, dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu. Dishahihkan Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam kitab: As-Silsilah Ash-Shahîha.sumber Silahkan di klik
Ketika berbicara dua kata dalam judul di atas yakni mengakar dan mengukir. Bagi seorang kader dapat dijadikan sebagai preferensi untuk mengembangkan kepentingan sayap organisasi menjadi suatu hal yang bermakna. Kader itu dapat mengukuhkan dirinya dalam membersamai seluruh gerak dan aktifitas organisasi. Organisasi tanpa kader yang tangguh dan militan di dalamnya maka organisasi itu lemah dan mati suri.
Bagi seorang kader unsur mengakar akan memiliki makna kemelakatan dan dapat mengukir prestasi yang dapat diraih oleh organisasi itu. Tentunya dibutuhkan rasa kesabaran dan keikhlasan dalam membina diri para kader untuk memiliki rasa kemelakatan itu. Banyak kader organisasi yang tidak melekat kepada induk organisasinya karena proses rekrutmen dan pola pembinaan yang sudah tak sesuai dengan pedoman organisasi dan sesama kader memiliki kepentingan yang tak sama.
Terkadang bagi seorang kader untuk mengakar ditengah kehidupan organisasinya pun sangat sulit berkembang. Karena keterbatasan gagasan ide serta narasi yang akan dibangunnya untuk kepentingan organisasi. Ada juga seorang kader hanya menumpang ke dalam suatu organisasi hanya untuk membangun citra dirinya. Serta ada juga seorang kader yang hanya tampilan gagasannya yang bagus akan tetapi mengembangkan manajemen organisasi sebatas wacana. Kemudian ada juga kader yang dapat mengembangkan gagasannya serta idenya dalam memunculkan suatu narasi positif yang dapat mengakar ke dalam masyarakat organisasi. Sehingga kader itu dapat mengukir rekam jejak positif bagi kebermanfaatan dirinya.
Salah satu tujuan organisasi adalah bagaimana mengembangkan potensi kader yang dimilikinya untuk dapat mengakar ditengah kehidupan masyarakat organisasi ataupun ditengah kehidupan masyarakat luas. Seorang kader yang mengakar ditengah kehidupan organisasinya dia dapat mengembangkan manejerial budaya positif sesuai dengan kaidah yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Tak bisa seorang kader yang ujug-ujug berada di atas tanpa ada proses pengkaderan yang jelas dan terstruktur. Bagi organisasi yang berbasis kader pasti memiliki jenjang pembinaan struktur organisasi yang harus dijalaninya. Walaupun kader itu ganteng, pinter, bodo dan lain sebagainya proses pengkaderan itu penting guna menunjang keberlangsungan hidup pola pembinaan organisasi.
Sebagai contoh dalam pernyataan penutup dalam debat kandidat calon Presiden 2024 ketiga calon keder pemimpin bangsa menyampaikan. Pertama pernyaatan Anies Rasyid Baswedan (AMIN) ketika kita berbicara tentang masa depan, maka saya ingin sampaikan kepada semua, kebebasan berpendapat akan dijamin, kita tidak mengizinkan lagi situasi di mana orang takut. maka itu saya sampaikan wakanda no more, indonesia forever. Kedua Prabowo-Gibran, Koalisi Indonesia Maju, siap melanjutkan fondasi yang sudah dibangun oleh pendahulu-pendahulu kita. Kita yakin Indonesia akan melompat menjadi negara hebat, negara maju, negara makmur, negara adil.
Hanya dengan demikian syaratnya kita harus harus rukun, kita harus bersatu, kita tidak boleh menghasut, memecah belah. Kita tidak boleh untuk kepentingan sesaat, untuk kepentingan jangka pendek, untuk kepentingan diri kita, kelompok kita, kita tidak boleh mengorbankan persatuan, kesatuan, kerukunan bangsa Indonesia.
Ketiga Ganjar-Mahfud Bagaimana pemerintah bisa betul-betul melayani dengan memberikan teladan dari pemimpin tertinggi yang antikorupsi, yang menunjukkan integritas, yang menunjukkan layanan pemerintah yang mudah, murah, cepat, sat set Kalau itu bisa kita lakukan, maka betapa bahagianya rakyat ini, pemerintah ini ada. Yang ketika dikritik tidak baperan, yang ketika media menulis mereka merasa ini vitamin buat dirinya, bukan sedang merongrong apalagi kemudian merasa terancam. sumber Silahkan di klik