Hai saudaraku se tanah air lihat nasib guru
Guruku Guru mu Guru kita semua
Yang dulu mengajarkan kita dengan ilmu
Membuka cakrawala berfikir menjadi seorang intelektual
Mendidik mental karakter menjadi mental pejuang
Kini nasib guru ku tak menentu tat kala mendidik generasi bangsa
Dan Hatiku hancur kini melihat nasib guru
Terbelenggu kemerdekaan untuk mendidik dan membina generasi bangsa
Kini Mendidik dan membina generasi bangsa
Yang Tak lagi nyaman untuk memdidik dan membina
Ditengah diserupsi kemajuan ilmu teknologi
Ucapan dan gerak takut disangkakan
kasus kekerasan dan intoleran
Padahal guru hanyalah membina
mental karakter pejuang generasi penerus bangsa
Kini Kecemasan guru dalam mendidik di era milineal lebih menakutkan dari zaman kuda gigit besi
Sekarang Lantas siapa Yang melindungi hak-hak guru di negeri ini
Menjadi guru ibarat buah simalakama
Mengajarkan agama dan kebaikan
Tak diterima oleh segelintar orang yang merasa berkuasa
Mendidik menjadi mental pejuang bangsa
Tak dihargai oleh segelintir orang yang tak peka akan soal narasi keberanian
kini Kehidupan guru tengah terjepit oleh keadaan zaman
Di pundak guru terlalu banyak beban kehidupan yang diembannya
Beban memikirkan ketercapaian pembelajaran
Beban memikirkan gaji dibawah standar penghasilan
Belum lagi memikirkan hutang yang harus dibayarkan
Dan Guru kini korban perundungan
Nasib guru entah siapa yang membela
Mengajar dan mendidik peserta didik di zaman mileneal benar salah tak ada kepastian
Generasi z dan generasi alpha dinina bobokkan oleh kemajuan teknologi
Segenggam teori HAM menghantui pengajaran guru di dalam kelas
Disangkakan pasal pasal kekerasan dan intolerasi oleh orang jalanan
Peradaban maju menjadi kamuflase narasi di dalam kelas
Kelas menjadi alergi dengan kritik peradaban untuk kemajuan bangsa
literasi dan narasi menjadi momok yang menakutkan sebagian anak bangsa
Mungkinkah Hanya Tuhan Yang bisa melindungi guru dari kecemasan dan kekhawatiran
Bergeraknya organisasi Profesi guru belum mendorong kesadaran hati pengambil kebijakan
Padahal keberkahan hidup tat kala guru dihormati dan dihargai
Cuma orang yang berhati egois memandang guru tak berarti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H