Perdebatan seorang perempuan menjadi pemimpin merupakan persoalan tugas tanggung dan jawab serta peran yang dimainkan di dalam unit terkecil masyrakat yakni keluarga. Jika keluarga memperbolehkan sang perempuan untuk menjadi seorang perempuan maka wajib diberikan kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin dimasyarakat dan negara.
Dalam catatan kaki Quran kemenag dijelaskan Sebagai kepala keluarga, suami bertanggung jawab untuk melindungi, mengayomi, mengurusi, dan mengupayakan kemaslahatan keluarga. Maksud nusyuz adalah perbuatan seorang istri meninggalkan kewajibannya, seperti meninggalkan rumah tanpa rida suaminya.
Dalam Al-Qur’an Surah An-Naml ayat: 23 Artinya : Sesungguhnya aku mendapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka (penduduk negeri Saba’).
Dia dianugerahi segala sesuatu dan memiliki singgasana yang besar. Secara tersurat proses kepemimpinan perempuan di akomodir dalam Islam. Hal ini dijelaskan namanya Ratu Balqis yang memimpin kerajaan Saba’ (Yaman) pada masa Nabi Sulaiman AS.
Ayat ini menerangkan bahwa burung hud-hud menyampaikan kepada Nabi Sulaiman berbagai pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya selama dalam perjalanan ke negeri Saba’.
Sebuah negeri yang besar dan kaya raya serta diperintah oleh seorang ratu yang cantik dan mempunyai singgasana yang besar lagi indah.
Dalam ayat ini dipahami bahwa ada tiga hal mengenai negeri Saba’ yang disampaikan oleh burung hud-hud kepada Nabi Sulaiman: 1. Negeri Saba’ itu diperintah oleh seorang ratu yang cantik, dan memerintah negerinya dengan baik dan bijaksana. 2. Ratu itu memerintah dengan tegas dan bijaksana karena dilengkapi dengan segala sesuatu yang diperlukan dalam pemerintahan, seperti harta dan kekayaan, tentara yang kuat, dan sebagainya.
3. Ratu mempunyai singgasana yang indah lagi besar, yang menunjukkan kebesaran dan pengaruh kekuasaannya, baik terhadap rakyat maupun terhadap negeri-negeri yang berada di sekitarnya.
Menurut sejarah, Saba’ adalah ibu kota kerajaan Saba’ atau Sabaiyah. Kerajaan Saba’ atau Sabaiyah ini didirikan oleh Saba’ bin Yasyjub bin Ya’rub bin Qaḥṭān yang menjadi cikal-bakal penduduk Yaman kurang lebih tahun 955 Sebelum Masehi di Yaman. Nama kota Saba’ terambil dari nama Saba’ bin Yasyjub, begitu juga nama kerajaan Saba’ atau Sabaiyah.
Adapun wanita atau ratu yang memerintah kaum Saba’ yang disebutkan dalam ayat itu menurut budaya Arab disebut Balqis. Masa pemerintahannya semasa dengan pemerintahan Nabi Sulaiman.
Ia adalah putri dari Syurahil yang juga berasal dari keturunan Ya’rub bin Qaḥṭān. Sekalipun Balqis adalah seorang wanita, namun ia sanggup membawa rakyat Saba’ kepada kemakmuran dan ketenteraman.