Masyarakat kini menantikan siapa bakal calon wakil presiden yang diusung oleh Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto apakah akan ada kejutan dalam proses pemilu tahun 2024.
Berharap para pemdamping bawapres nanti memiliki kapasitas yang mumpuni dan memiliki rekam jejak yang baik. Keduanya akan menjalankan visi dan misi yang akan dijalankan nanti ketika terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2024.
Sebagai masyarakat pemilih kita hanya menantikan bakal calon wakil presiden perempuan yang nantinya akan diusung oleh para koalisi partai politik.
Proses pemilu merupakan tahapan untuk memilih pemimpin untuk 5 tahun ke depan dengan harapan pemilu 2024 menghasilkan produk pemimpin yang sesuai dengan amanat rakyat pemilih. Pemimpin ke depan merupakan pemegang amanah rakyat yang harus dijalankan dengan baik sesuai Pancasila dan UUD 1945.
Kepemimpinan perempuan dalam Islam memang sudah lama diperdebatkan boleh atau tidak boleh karena terkait kaidah fih dan ushul Fiqh oleh para ulama dan para cendekiawan.
Akan tetapi di era kepemimpinan modern dengan demokrasi menjadi panglimanya harus menjadi harmoni diantara keduanya. Paling tidak jika perempuan ingin menjadi pemimpin politik dan pemerintahan harus ada izin ke keluarganya dalam hal ini izin suami atau ada sepengetahuan keluargnya.
Dalam tradisi budaya timur ada adab yang harus dilakukan terutama di Indonesia dikenal dengan budaya musyawarah dan tepo seliro. Dukungan awal dari keluarga sangat penting baik perempuan atau laki-laki menjadi calon pemimpin terutama restu ibunda yang telah melahirkan kita ke dunia.
Dalam surat Annisa ayat 34 dijelaskan yang artinya: Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya.
Perempuan-perempuan saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga (mereka).
Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, berilah mereka nasihat, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu,) pukullah mereka (dengan cara yang tidak menyakitkan).
Akan tetapi, jika mereka menaatimu, janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.