Kemudian Raslullh Shallallahu 'alaihi wa sallam menemui 'Utsmn seraya berkata, "'Utsmn, sesungguhnya kependetaan tidak diwajibkan atas kita. Tidakkah pada diriku terdapat uswah (teladan) bagimu? Demi Allh, aku adalah orang yang paling takut kepada Allh dan orang yang paling menjaga hukum-hukumNya di antara kamu'. [HR. Ahmad dan dishahhkan oleh al-Albni dalam Silsilah ash-Shahhah no.1782]
Referensi : https://almanhaj.or.id/3623-memahami-makna-nabi-muhammad-adalah-uswah-hasanah.html
Inilah yang diharapkan oleh calon pemimpin masa depan bangsa yang akan terpilih melalui proses demokrasi dengan pelaksanaan Pemilu 2024. Seorang pemimpin merupakan contoh atau uswah bagi umatnya atau masyarakatnya yang memiliki karakter dan identitas sesuai dengan keyakinanan yang dipleuknya. Ketika seorang pemimpin itu Islam maka identitas keislamanan harus dibawa dan melekat dalam dirinya, begitu juga dengan yang diluar Islam kemelekatan harus ditunjukkan bukan sebagai primordialisme kana tetapi sebagai membangun masyarakat majemuk.
M. Yunan Nasution dalam bukunya Kepemimpinan Rasulullah dikatakan bahwa: Pembaharuan yang dilakukan oleh Rasulullah meliputi segala bidang, walaupun dalam proses pelaksanaannya ada prioritas mengenai sesuatu bidang dengan memakai tahapan-tahapan.
Tetapi pada hakekatnya perombakan dan perubahan itu dijalankan sekaligus, yang dalam istilah sekarang disebut "Revolusi simultan" Revolusi serempak. Dimulai dan dititik beratkan kepada pembaharuan mengenai Aqidah. Bersamaan dengan itu, dilaksanakan pula pembaharuan dilapangan sosial kehidupan,seperti politik, ketatanegaraan dan pertahanan. Kebanyakan pemimpin-pemimpin yang telah muncul hanya melakukan perombakan dan pembaharuan mengenai bidang kehidupan keduniaan saja,dan mengebelakankan asfek kerohanian (Aqidah, agama). Tetapi Rasulullah menjalankan semua itu secara beruntun (simultan).
Membangkitkan semangat maulid kedalam kehidupan masyarakat sehari-hari menjadi perjalanan dakwah yang panjang di Indonesia. Kecintaan kepada Rosullah SAW merupakan bagian identitas sebagai umat nabi Muhammad SAW. Terintegral dalam pembacaan syahadat ketika mau masuk Islam dalam rukun Islam. Begitu sakralnya uacapan syahadat sebagai wujud persaksian seorang Hamba kepada Allah dan Rosulnya.
Maka identitas itu sangat penting dalam pergumulan kehidupan kebangsaan bukan buat pemecah belah tapi untuk merangkul setipa perbedaan yang ada. Sejak zaman Nabi pun juga perbedaan dengan kaum Nasrani hingga memunculkan perjanjian Hudaibiyah yang bisa saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Di Indonesia diikat oleh burung garuda Pancasila Bhineka Tungga Ika sebagai simbol lambang negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai anak bangsa saya hanya menitipkan ke kantong baju para pemimpin untuk tidak lupa dengan tujuan negara kesatua Republik Indonesia yang terdapat di dalam Pembukaan UUD 1945. Tujuan negara Indonesia adalah melindungi seluruh rakyat Indonesia dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Tujuan negara itu merupakan pijakan bagi para pemimpin negri dalam melakukan pembaharuan dan pembangunan.
Rasullah Muhammad SAW dalam memimpin umatnya memiliki uswah yang didapat dicontoh pada saat ini yakni yang telah berhasil melembutkan hati manusia yang sesat, menundukkan sikap manusia yang keras, menimbulkan respek orang-orang yang terhormat, menambah kecintaan orang-orang yang lemah dan miskin kepada beliau meyakinkan kaum wanita terhadap perlindungan yang beliau dan lain-lain sebagainya
Negri ini butuh contoh yang baik dari seluruh pemimpin yang ada di Indonesia sehingga para generasi mudanya dapat menirunya perilaku yang baik itu. Demi generasi bangsa ke depan membangun perilaku baik merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hari ini ketika terjadi bullying, terjadi kekerasan dan hal yang buruk kepada generasi muda karena mereka hari ini sangat mudah mendapatkan informasi secara langsung dari gawai mereka. Tentunya ketika terjadi kasus korupsi, kasus kekerasan yang tampil dilayar gawai dapat masuk merekam ke dalam memori anak.
Untuk para bacapres, para calon legeslatif persoalan utama bangsa ini adalah contoh yang baik untuk generasi unggul bangsa Indonesia. Karena di dalam Alquran memberi penjelasan dan penegasan bahwa perikehidupan Nabi Muhammad SAW adalah Uswatun Hasanah atau contoh teladan bagi umat manusia, yaitu: Siddiq (jujur/benar), Amanah (bisa dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathonah (cerdas). Dan Pancasila merupakan ideologi negara yang didalamnya terkandung makna uswatun hasanah dalam menjalankan kehidupan kebangsaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H