Sejak saya duduk di bangku sekolah hingga perguruan tinggi sampai hari ketika sudah menjadi seorang pendidik soal untuk penilaian harian, pts dan pat menggunakan pola soal pilihan ganda pada umumnya sedangkan essay untuk penilaian harian, tugas. Seorang guru dapat menentukan bentuk soal untuk dijadikan sebagai bahan pengambilan nilai kepada peserta didik. Tentunya semua ini mengacu kepada kompetensi dasar atau capaian pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru mata pelajaran dalam mengajar di dalam kelas kepada peserta didik.
Tes merupakan alat penilaian yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan, tulisan dan dalam bentuk perbuatan. Tes ini dilaksanakan sesuai dengan tujuan untuk mengukur atau menentukan nilai yang menjadi acuan keberhasilan siswa setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Tentunya dalam membuat variabel soal Pilihan Ganda atau Essay tak menjadi soal ketika guru itu telah mengetahui kompleksitas soal yang akan diujikan. Serta mata yang diajarkan sesuai dengan apa yang diujikan dalam Penilaian Harian ataupun jenis penilaian lainnya. Paling tidak peserta didik mampu memahami soal yang akan diujikan sebelumnya dengan berlatih soal yang diberikan ketika proses pembelajaran berlangsung. Bagi guru hasil pengukuran berfungsi untuk membandingkan tingkat kemampuan siswa dengan lain dalam kelompok yang diajarnya.
Di sekolah pengukuran dilakukan guru untuk menaksir prestasi siswa. dengan menggunakan alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan pengukuran.
Kompleksitas soal pilihan ganda atau essay mana yang lebih dominan dalam evaluasi pembelajaran di kelas bagi seorang guru. Tentunya tergantung instrumen yang akan digunakan oleh guru bidang study dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Kemudian apakah instrumen tes pilihan ganda dan essay memiliki kelebihan dan kekurangan dalam melakukan evaluasi pendidikan. Secara pasti kedua instrumen tes PG atau Essay memiliki ragam kompleksitasnya sendirinya.
Tentunya bagi guru PG lebih fleksibel karena untuk saat ini banyak konten ragam penilaian terkait dengan PG langsung ada skornya seperti menggunakan Google Form, Quiziz dan lainnya. Begitu pun juga essay dapat di buat dalam Quiziz dan G form akan tetapi untuk jawabannya peserta didik harus sama persis dengan jawaban yang diberikan sebelumnya oleh guru. Berbeda ketika tidak menggunakan aplikasi dengan menggunakan sarana kertas dan peserta didik menulis tangan guru dapat fleksibel dalam memberikan penilaian asalkan sesuai dengan panduan yang dibuatnya.
Dalam Permendikbud NOMOR 21 TAHUN 2022 pasal 1 ayat 2 yang dimaksud Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar dan capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik. Kemudian di Pasa 2 menjelaskan Penilaian hasil belajar Peserta Didik dilakukan sesuai dengan tujuan Penilaian secara berkeadilan merupakan Penilaian yang tidak bias oleh latar belakang, identitas atau kebutuhan khusus Peserta Didik.
Kedua objektif merupakan Penilaian yang didasarkan pada informasi faktual atas pencapaian perkembangan atau hasil belajar Peserta Didik Edukatif merupakan Penilaian yang hasilnya digunakan sebagai umpan balik bagi Pendidik, Peserta Didik, dan orang tua untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar. Kemudian Prosedur Penilaian hasil belajar disesuaikan dengan karakteristik jalur, jenjang, dan jenis Satuan Pendidikan.
Penilaian seharusnya dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu assessment of learning (penilaian akhir pembelajaran)merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai, assessment for learning (penilaian untuk pembelajaran) dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar dan assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran) peserta didik juga dapat dilibatkandalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman penilaian sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar memperoleh capaian belajar yang maksimal.
Guru berhak memilih proses penilaian yang akan diambilnya dalam proses kegiatan belajar mengajar tentunya harus sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh pemerintah. Hal ini tertuang dalam aturan pemermendikbud no 21 tahun 2022 yang menjelaskan prosedur penilaian hasil belajar Peserta Didik meliputi: perumusan tujuan Penilaian; pemilihan dan/atau pengembangan instrumen Penilaian; pelaksanaan Penilaian; pengolahan hasil Penilaian; dan pelaporan hasil Penilaian. Proses penilaian yang diharapkan adalah dapat mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan, ketrampilan serta sikap dalam proses pembelajaran. Tentunya proses penilaian dapat membangun motivasi kepada siswa untuk memperbaiki proses pembelajarannya.
Jenis penilaian yang terdapat permendikbud ada dua hal yakni Penilaian formatif dan Penilaian sumatif. Penilaian Formatif memiliki tujuan untuk memantau, memperbaiki, mengevalusi proses pembelajaran dan mengevaluasi capaian pembelajaran. Sehingga didapatkan kelemahan dan kelebihan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Beberapa contoh metode penilaian formatif meliputi: Tes formatif digunakan untukmengukur pemahaman siswa terhadap materi yang baru dipelajari.
Tes ini biasanya berbentuk soal pilihan ganda, isian singkat, atau pertanyaan terbuka yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari.Kedua .Observasi dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran untuk mengamati dan mencatat tingkah laku, partisipasi, dan pemahaman siswa dilakukan melalui pengamatan langsung, wawancara, atau penilaian perorang dengan orang.Ketiga.Diskusi kelompok memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbagi pemikiran, bertukar ide, dan memberikan umpan balik satu sama lain. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk memperluas pemahaman mereka melalui interaksi dengan teman sekelas
Kedua penilaian sumatif digunakan oleh guru untuk melihat perkembangan peserta didik pada akhir pembelajaran bertujuan untuk pencapaian pembelajaran yang digunakan sebagai dasar kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan. Beberapa contoh metode penilaian sumatif meliputi:Pertama.Ujian akhir dilakukan pada akhir suatu periode atau unit pembelajaran dan melibatkan pertanyaan yangmencakup materi yang telah dipelajari selama periode tersebut. Ujian ini dapat berbentuk tes tertulis, tes lisan, atau kombinasi dari keduanya.
Kedua .Proyek akhir melibatkan siswa dalam kegiatan yang melibatkan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari. Proyek ini dapat berupa presentasi, penelitian, atau karya kreatif yang memperlihatkan pemahaman mendalam tentang materi pembelajaran.Ketiga.Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang mencerminkan progres belajar mereka selama periode pembelajaran tertentu. Portofolio dapat berisi tugas-tugas, proyek, dan refleksi siswa yang menunjukkan kemajuan mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran
Tentunya ketika kita mempelajari dari permendikbud no 21 tahun 2022 bentuk soal tidaklah menjadi suatu persoalan yang berarti dalam melakukan proses penilaian. Tergantung bagaiamana guru dalam mengajar dan memberikan materi di dalam kelas serta menggunakan instrumen penilaian yang telah dibuat dalam perencanaan. Guru dapat menggunakan lebih dari satu dalam menggunakan instrumen penilaiandisesuaikan dengan tingkat materi yang dipelajari. Kemudian apakah siswa akan mencontek atau tidak ketika mengerjakan tes hal terkait dengan proses rancanangan pembelajaran. Hal mungkin didapat ketika proses penilaian sumatif ketika menggunakan Pilihan ganda atau Essay dalam menentukan suatu kelulusan.
Dalam memahami soal pilihan ganda merupakan salah satu bentuk soal obyektif yang memuat pertanyaan, perintah, ataupun kalimat tidak sempurna.Kemudian terdapat suatu variabel jawaban kunci dan jawaban option yang memiliki pengecoh bertujuan mempersulit proses pencapaian jawaban yang benar. Sedangkan soal uraian atau essay merupakan bentuk soal yang mengandung persoalan atau permasalahan yang menuntut siswa untuk menguraikan jawabannya yang sesuai dengan konsep yang dipelajari.
Guru pun dalam memberikan soal pilihan ganda atau essay dapat menggunakan kertas, aplikasi ataupun dapat juga digunakan tes secara langsung seperti wawancara. Artinya guru dapat melihat kelebihan dan kekurangan siswa dalam memahami proses pembelajaran sesuai dengan data yang didapatkan. Kemudian guru dapat mempetakan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran berikutnya.
Bagi guru bentuk soal pilihan ganda itu lebih mudah dan fleksibel serta bersifat onyektif dalam membuat dan mengkoreksi jawaban peserta didik karena sesuai dengan nalar dan jawaban yang sudah diberikan untuk mengukur kemampuan pesera didik dalam hal membuat tafsiran, melakukan pemilihan, mendiskriminasikan menentukan pendapat atas dasar alasan tertentu, dan menarik kesimpulan. Proses koreksinya pun lebih ringan dan Keluar hasilnya pun akan lebih cepat daripada essay karena tinggal menghitung benar dan salah untuk menentukan skor jawaban. Akan tetapi dalam proses membuat membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mengolah dan membuat soal pilihan ganda.
Sedangkan essay itu sedikit lebih mudah dalam membuat asalkan sesuai kriteria pembuatan soalnya. Siswa membutuhkan sedikit analisa dalam menjawab kerangka soal yang diminta dengan menggunakan kata-kata sendirinya sesuai dengan konsep yang dipelajarinya. Siswa dalam mengerjakan soal essay dapat lebih berani dalam menggunakan ide dan gagasannya. Proses memeriksa soal essay sedikit lama karena terkait tulisan peserta didik.
Kedua bentuk soal itu dalam kurikulum saat ini diramu dalam assesmen kompetensi minumun atau disebut juga dengan soal AKM dimaksudkan dimana dalam satu penialain terdapat berbagai macam bentuk soal seperti pilihan ganda terstruktur, essay, menjodohkan, benar salah yang paling penting adalah terkait dengan literasi dan numerasi. penilaian kompetensi ini akan mencakup tiga hal, yakni:Kecakapan dalam berpikir logis-sistematis, Kemampuan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari. Keterampilan memilah dan mengolah informasi yang didapatkan oleh siswa
Komponen AKM yang dijelaskan oleh kementrian pendidikan meliputi Numerasi (Literasi Matematika) Kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam menggunakan pengetahuan matematika yang dimilikinya dalam menjelaskan kejadian, memecahkan masalah, atau mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Literasi Membaca Kemampuan peserta didik untuk memahami, menggunakan, merefleksi, dan berinteraksi dengan teks tulis agar seseorang mampu meraih tujuan pribadi, mengembangkan pengetahuan dan potensinya, sehingga dia mampu berpartisipasi sebagai warga masyarakat.
Jadi terkait dengan soal pilihan ganda dapat dimodifikasi dengan bentuk pilihan ganda kompleks dengan lebih dari satu jawaban, jawaban yang mengandung benar atau salah, ya atau tidak, Siwa dapat juga mencentang atau memilih jawaban lebih dari 1. Kemudian pilihan ganda yang sesuai pokok soal dan beberapa pilihan jawaban dengan satu jawaban yang benar. Siswa hanya boleh memilih satu jawaban saja yang dianggap paling benar. Bentuk lain seperti menjodohkan pertanyaan dan jawaban yang terdapat pada lajur kanan dan kiri.
Ketika guru menggunakan bentuk soal AKM sudah barang tentu bersifat High Other Thingking Skil jenis soalnya lebih mengarah pada kemampuan siswa dalam menganalisis, mengevaluasi, dan menemukan jawaban yang tepat.Kebutuhan saat ini peserta didik harus dapat berfikir secara kritis dan meningkatkan proses literasi serta numerasinya. Kemampuan ini yang dapat digunakan oleh siswa dapat proses pembelajarannya sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H