Sholat merupakan suatu kebutuhan bagi kita yang beragama Islam selama sehari semalam. Kebutuhan yang tidak bisa ditawar bahkan ditinggalkan setiap manusia yang mengakui Allah yang Esa dan Muhammad Rosullah.
Proses pengakuan itu telah kita ikrarkan dalam mengucapkan Syahadat sebagai bentuk kesadaran kita dalam mengakui ke Esaan Allah SWT dan bentuk meyakini kebenaran ajaran Agama Islam. Ikrar mengucapakan Dua Kalimat Syahadat termaktub di dalam kita melaksanakan sholat karena bagian dari rukun Islam yang kita yakini dan percayai.
Sholat merupakatan kata yang mudah diucapkan akan tetapi sulit untuk dijelaskan dan digerakkan oleh umat Islam. Karena masih banyak diantara umat Islam yang masih enggan untuk melaksanakan sholat yang merupakan perintah langsung dari Allah SWT. Banyak alasan ketika diantara kita tak mau segera melaksanakan sholat. Beribu kata alasan umat Islam untuk melaksankan sholat karena sibuk, masih dalam perjalanan, pakaian kotor, dan sederet kata untuk meninggalkan sholat.
Kesibukan yang kita dalam melakukan rutinitas pekerjaan sehingga tak memiliki waktu sejenak menghadap Sang Pencipta Alam semesta raya Allah SWT. Rasa keengganan dalam hati untuk melaksanakan sholat diantara kita umat Islam karena didalam hatinya belum terpatri merasakan kehadiran dan campur tangan Allah dalam proses kehidupan yang dijalaninya. Rasa kehadiran dan giat bekerja dan giat belajar seolah-olah hanya timbul dari dalam dirinya tak ada pengaruh kehadiran Allah yang menciptakanNya.
Padahal secara konektifitas kita melaksanakan sholat memakan waktu 5 sampai 10 menit dan bisa dikerjakan diwaktu istirahat ketika sholat zuhur, ketika ashar bisa meluangkan waktu sebelum pulang dari kantor atau meluangkan waktu rehat sekitar 15 menit pas di awak waktu ashar, ketika maghrib dalam perjalanan bisa minggir mencari masjid terdekat atau mampir ke Rest Area kemudian ketika menggunakan trasnportasi umum khususnya dijakarta seperti transjakarta, LRT, MRT, Commuter Line disetiap stasiun dan halte saat ini sudah tersedia musholla. Sampai rumah pas waktu sholat Isya.
Saat ini sudah banyak musholla atau masjid di semua fasilitas umum yang dimiliki swasta atau pemerintah. Jadi mau bicara apa lagi kita untuk tidak melaksanakan sholat ketika pakaian dirasa kotor ada sarung atau mukena yang di bisa dipinjamkan di mushola atau masjid di tempat fasilitas umum. Sekarang tinggal kita mau atau tidak memanfaatkan semua yang sudah tersedia untuk dimanfaatkan menghadap yang Maha Rahman dan Rahim. Perlu dipaksakan sedikit untuk menjalankan sholat dan perlu ada hentakkan kesadaran berupa punishment yang datang dari dalam diri kita ketika meninggalkan sholat.
Sejatinya kita manusia yang membutuhkan kahadiran Allah dalam setiap jengkal nafas kehidupan yang dijalani. Manusia yang butuh dekat dengan Allah karena merupakan seorang hamba yang taat dan patuh kepada PerintahNya. Sebagai seorang yang merasa membutuhkan Allah maka harus ada proses jalinan ikatan yang harus dilakukan dengan penuh rasa tunduk taat dan patuh menjalani proses segala perintah dan ajaranNya yang tertuang dalam teks Ayat Suci Al Quran.
Perintah Sholat lima waktu juga terdapat di beberapa ayat al Quran. Pertama QS. An-Nuur: 58 disebut langsung nama sholat Isya' dan salat Fajar (subuh). Allah Swt berfirman: Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan perempuan) yang kamu miliki dan orang-orang yang belum balig (dewasa) di antara kamu meminta izin kepada kamu tiga kali, yaitu sebelum salat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)-mu di tengah hari, dan setelah salat Isya. (Itu adalah) tiga (waktu yang biasanya) aurat (terbuka) bagi kamu.Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu. (Mereka) sering keluar masuk menemuimu. Sebagian kamu (memang sering keluar masuk) atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat kepadamu. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (An-Nūr :58)
Kedua, dalam QS. Qaaf: 39-40 disebutkan waktu sholat yaitu (a) sebelum terbit matahari yakni sholatt Subuh (b)sebelum terbenam matahari yaitu sholat Zuhur dan Asar dan (c) pada waktu malam hari yaitu Magrib dan Isya. Firman Allah Swt.: Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah seraya bertahmid (memuji) Tuhanmu sebelum terbit dan terbenamnya matahari. Bertasbihlah pula kepada-Nya pada sebagian malam hari dan setiap selesai salat. (Qāf :39-40)
Ketiga, di dalam QS al-Isra' : 78 disebutkan perintah mendirikan sholat dimulai dari waktu tergelincirnya matahari (duluukis-syams) sampai waktu gelapnya malam (ghasyaqil-lail) serta pada waktu yang bersamaan dengan terbitnya fajar (qur'aanal-fajr) dalam firman Allah Swt.: Dirikanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula salat) Subuh! Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Al-Isrā' :78)
Keempat, QS. al-Ruum: 17-18 disebut berangkaian salat di waktu petang (hiina tumsuun), di waktu pagi (hina tusbihuun), di waktu sore ('asyiyyan), serta di waktu luhur (hiina tuzdhiruun). Allah Swt berfirman: Bertasbihlah kepada Allah ketika kamu berada pada waktu senja dan waktu pagi. Segala puji hanya bagi-Nya di langit dan di bumi, pada waktu petang dan pada saat kamu berada pada waktu siang (Ar-Rūm :17-18)