Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Pancasila Melalui Perayaan Idul Adha

25 Juni 2023   23:05 Diperbarui: 25 Juni 2023   23:08 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pelaksanaan Idiologi Pancasila pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widowo sedang digencarkan kembali dalam spectrum kehidupan kebangsaan Republik Indonesia. Pancasila kembali dijadikan sebagai sebuah symbol pemersatu bangsa dan sebagai lambang Negara memiliki peran penting dalam konteks kehidupan global dan milieneal pada masa kini. Karena Pancasila lahir dari kultur budaya masyarakat Indonesia dan perjalanan sejarah kebangsaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Jika saat ini terlihat semangat untuk mengejawantahkan Pancasila masih jauh dari sikap dan perilaku masyarakat Indonesia sehari-hari. Perlu penghayatan secara lebih mendalam agar Pancasila dapat diterima oleh masyarakat Indonesia ditengah kehidupan global pada saat ini. Beragam konflik kepentingan mewarnai perjalanan kehidupan kebangsaan Indonesia sehingga Pancasila terkesan hanya menjadi simbolisasi semata belum menjadi ruh giat kebangsaan.

Bagimana tidak di media sosial sering timbul perdebatan terkait pelaksanaan Pancasila. Karena masih ada sebagaian kecil masyarakat yang hanya mementingkan simbolisasi Pancasila ketimbang pengejawantahan Pancasila dalam setiap lapangan kehidupan. Sebagai contoh adanya stigma kadrun dan kampret, Saling hujat dan saling membuly sesama anak bangsa serta sikap egoisme yang ditonjolkan oleh setiap anak bangsa ditengah kehidupan masyarakat. Sadar atau tidak kita pernah bersikap yang anti pancasilais kepada orang lain sehingga kita banyak menyinggung perasaan orang lain.

Dalam proses pembelajaran dibangku sekolah dasar hingga menengah atas aktualisasi pelaksanaan Pancasila melalui kegiatan P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. P5 adalah upaya untuk mewujudkan Pelajar Pancasila yang mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. IKM P5 menjadi istimewa karena penerapannya tidak terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran melainkan mempunyai porsi khusus dalam setiap alokasi jam mata pelajaran yang membuat peserta didik memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka dengan belajar dari teman mereka, guru, bahkan sampai pada tokoh masyarakat sekitar dalam menganalisis isu-isu hangat yang terjadi di lingkungan sekitar. Maka keberadaan kegiatan P5 sangat penting dalam menumbuhkembangkan karakter kebangsaan peserta didik untuk cinta tanah air. https://bgpsulawesiutara.kemdikbud.go.id/2023/03/10/apa-itu-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila/.

Ada satu hal pembelajaran yang patut kita pahami secara sederhana mengenai Pancasila yakni peringatan Idul Adha yang setiap tahun kita rayakan dan peringati. Di dalamnya ada proses pemahaman tentang Pancasila bagaimana sikap pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam baktinya kepada Sang Pencipta Allah SWT. Ke dua orang Hamba Tuhan yang taat saling menghormati keduanya dan memparturahkan nyawanya untuk kepentingan yang lebih besar.

Iduladha adalah sebuah hari raya dalam agama Islam. Hari ini memperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya Isma'il sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah. Sebelum Ibrahim mengorbankan putranya, Allah menggantikan Ismail dengan domba. Untuk memperingati kejadian ini, hewan ternak disembelih sebagai kurban setiap tahun. Iduladha jatuh pada tanggal 10 bulan Zulhijah atau 70 hari setelah Idulfitri. Hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik merupakan hari yang diharamkan untuk berpuasa bagi umat Islam. Pada hari Iduladha, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan salat Id bersama-sama di tanah lapang atau di masjid. Setelah salat, penyembelihan hewan kurban dilaksanakan. Sepertiga daging hewan dikonsumsi oleh keluarga yang berkurban, sementara sisanya disedekahkan atau dibagikan kepada orang lain. Terkadang Iduladha disebut pula sebagai Idulkurban atau Lebaran Haji. https://id.wikipedia.org/wiki/Iduladha

Salah satu perintah Allah terhadap Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih Putranya Nabi Ismail AS termaktub dalam Firman Allah SWT. "Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar." A-fft Ayat 102

Akan tetapi ketika Nabi Ibrahim akan menyembelih putranya Ismail kemudian Allah menggantikan dengan Ismail dengan hewan sesembilihan sebagaimana Firman Allah SWT: "Ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan (untuk melaksanakan perintah Allah), Kami memanggil dia, "Wahai Ibrahim, sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar." A-fft Ayat 103-107.

Keikhlasan dan ketabahan atas ujian yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menjadikan contoh teladan untuk kita sebagai warga Negara Indonesia yang memiliki Idiologi Pancasila. Keteladan itu menjadi suatu perayaan dan peringatan setiap tahunnya untuk melaksanakan ibadah haji yang didalamnya ada penyembelihan Hewan Qurban.

Makna Kurban berarti seorang Hamba yang pasrah mendekatkan diri kepada Allah SWT dan beribadah meningkatkan keimanan dan ketaqwaanNya. Makna yang lain seorang Hamba yang pasrah dan patuh kepada Allah SWT untuk menyembelih segala hawa nafsunya yang membelenggu dirinya. Begitulah kata "qurban" artinya "sesuatu yang dekat atau mendekatkan", yakni dekat dan mendekatkan diri kepada Allah, sehingga setiap yang berkurban semakin taat hidupnya kepada Allah, yang diwujudkan dengan segala ibadah dan amal shalih atasnama-Nya. https://www.kompasiana.com/indar22058/62becb057062827bb04247f2/idul-adha-dan-pendidikan-welas-asih?page=all#section2  Kreator: Indar Cahyanto

Keutamaan ibadah kurban telah disampaikan oleh Rasulullah dalam sabdanya, "Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya."(HR. At-Tirmidzi)

Sikap Pancasila akan timbul dalam perayaan Idul Adha atau Idul Qurban yakni sikap welas asih kepada sesama. Spirit di depan memberi contoh, di tengah membangun semangat, dan di belakang memberikan dorongan" adalah refleksi pentingnya pedagogi yang dibangun atas dasar kasih sayang yang tulus. Itulah yang dimunculkan oleh sosok Nabi Ibrahim kepada putranya Nabi Ismail. Karena di dalamnya ada metode asah, asih, asuh yang saling terpatri diantara keduanya dalam menyelami sebagai Hamba Allah SWT.

Konsep pembelajaran yang bersendikan welas asih dengan dilandasi oleh semangat profesionalism, care and dedication based on love. Tiga aspek ini sangat universal dan membumi.   Kata asah atau memahirkan yaitu memberi makna  bahwa dialog pembelajaran yang dibangun guru beserta peserta didik patut dilandasi atas hal yang esensial, substantif dan perlu, guna mengusung aspek perolehan pengalaman belajar yang bermakna. Meaningful learning experience. Kata asih atau kasih sayang yaitu mengedepankan dialog pedagogis yang dibangun guru kepada peserta didik yang dilandasi atas dasar profesionalisme dan cinta kasih. Relasi empati dan simpati dalam dialog edukatif menjadi penciri pembelajaran yang welas asih. Profesionalisme dan kelemahlembutan pendidik dalam merawat peserta didik dengan segala keragamannya sangat dipertaruhkan. Profesional dalam menguasai keilmuan atau bidang masing masing tak cukup bagi seorang guru. Ia masih dituntut untuk mampu dan peduli dalam merawat  peserta didiknya dengan sentuhan welas asih. Kasih sayang sepenuh hati  dalam merawat   peserta didik inilah sering disebut nurturing love. Kondisi ini lah yang tak boleh diabaikan. https://berita.upi.edu/pedagogi-welas-asih%EF%BF%BC/

Dari perayaan Idul Adha kita dapat mengambil pembelajaran untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila dari sila pertama hingga kelima dapat kita aktualisasikan dalam hubungan bernegara walaupun masyarakat Indonesia beranekaragam. Hikmah yang besar dalam perayaan Idul Adha selain pembelajaran welas asih ada juga semangat pengorbanan dan kasih sayang keduanya. Belajar dari sosok Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang tak menonjolkan egonya malah keduanya menimbulkan rasa kepasrahan yang begitu mendalam.

Tiap tahun kita merayakan Idul Adha maka pada setiap tahun pula semangat pengorbanan kita harus bertambah dan harus kita tingkatkan. Pentingnya literasi dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik, guru dan masyarakat sangat penting dalam proses pembelajaran sepanjang hayat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun