Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka Bikin Pembelajaran Jadi Berkualitas

15 Maret 2023   23:35 Diperbarui: 15 Maret 2023   23:37 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan kurikulum merdeka belajar melalui mas Mentri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Riset dan Tekonologi Nadiem Anwar Makariem. Memberikan perdebatan ditengah ruang publik terkait pelaksanaan Kurikulum Merdeka karena memang pada awal penerapan merdeka belajar belum banyak orang memahami secara langsung terkait dengan pelaksanaan kurikulum merdeka belajar. 

Informasi yang diterima terkait pelaksanaan Kurikulum merdeka belajar belum meluas dan hanya terbatas beberapa sekolah yang memang menjadi pilot project yang menjadi sekolah penggerak ditunjuk oleh pemerintah. Saya pun mencari informasi terkait kurikulum merdeka dari berselancar di dunia maya melalui mesin pencari google dan melalui group WA temen-teman guru se Jakarta maupun se Indonesia.

Di dalam buku tanya jawab kurikulum merdeka yang dikeluarkan oleh kemendikbudristek Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru dapat memanfaatkan waktu memberikan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik dengan memanfaat konten pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Guru pun memiliki keluluasaan dalam mengajarkan materi pembelajaran kepada peserta didik sesuai dengan minat dan kemampuan peserta didik.

Proses pembelajaran kurikulum merdeka sebenarnya ketika guru sudah memahami lebih lanjut bagaimana  proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar yang memberikan rangsaan kepada peserta didik untuk dapat aktif, kreatif serta koloboratif dan inovatif. 

Proses pembelajaran yang menyenangkan kepada peserta didik sebagaimana yang diamanatkan dalam permendikbusristek nomor  16 TAHUN 2022 yang berbunyi  Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b diselenggarakan dalam suasana belajar yang: a. interaktif; b. inspiratif; c. menyenangkan; d. menantang; e. memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan f. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.

Di dalam pelaksanaan kegiatan kurikulum merdeka yang harus diperhatikan oleh guru sebagai pengajar atau pendidik adalah bagaimana pengusaan metode pembelajaran di dalam kelas. Kemudian juga menggunakan model pembelajaran juga harus lebih variatif dalam membangun imajinasi pemikiran peserta didik. Ruang kelas menjadi terbuka dengan ragam pemikiran peserta didik dan menerima akses pembelajaran yang variatif. Guru memudahkan peserta didik untuk mencari sumber dan berkoloborasi dalam proses pembelajaran.

Dalam terminologi pemahaman Ki Hajar Dewantara seperti yang dimuat dalam buku kajian pemulihan merdeka belajar keluaran kemendikbudristek menjelaskan tugas seorang guru adalah ibarat menanam jagung. Jagung hanya akan dapat tumbuh dengan selalu memperbaiki tingkat kesuburan tanah, memelihara tanaman, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur yang mengganggu hidup tanaman dan lain sebagainya (KI Hadjar Dewantara, 2009). Tentu tingkat pertumbuhan jagung akan berbeda dari tiap-tiap kekhasan tanah. 

Karena tanah yang berada di dataran tinggi akan berbeda dengan kontur tanah di dataran rendah. Tentu petani lebih mengetahui bagaimana merawat jagung yang disesuaikan dengan kondisi kekhasan tanah dan lingkungannya. Begitu juga guru pada tingkat satuan pendidikan, mereka lebih mengetahui kekhasan peserta didik dan satuan pendidikannya. 

Salah satu upaya penulis dalam mengembangkan kurikulum merdeka menjadi pembelajaran yang berkualiatas adalah Pertama dengan menggunakan metode dan model pembelajaran yang variatif hal ini sebagai seorang guru dapat mengembangkan terminologi pendekatan model pembelajaran yang dinamakan covid yang pernah ditulis dalam kolom retizen dengan judul tulisan metode pembelajaran sejarah.Metode pembelajaran COVID terdiri dari rangkaian kata yang bermakna untuk memahami proses pembelajaran dengan cara Contekstual, Obyektif, Visioner, Interaktif dan Demontrasi.

Dengan metoda pembelajaran Covid peserta didik dapat terbangun motivasinya untuk pembelajaran dan terbangun untuk melakukan literasi  Pertama pembelajaran sejarah didekatkan dengan kontekstual artinya dalam proses pembelajaran sejarah peserta didik dihadapkan dengan pembelajaran yang mendekatkan dengan proses pengalaman peserta didik.  Walaupun materi yang diberikan terkait masa lalu dalam konteks perjalanan kehidupan umat manusia. Kemudian pembelajaran sejarah dikaitkan dengan capaian pembelajaran yang hendak dicapai. Kedua obyektif pembelajaran sejarah melalui pendekatan sumber keilmuan melalui referensi yang dipercaya akan kebenarannya. 

Kemudian menggunakan pendekatan metode pembelajaran sejarah dalam menganalisis materi sejarah yang dipelajari. Ketiga Visioner yaitu pembelajaran sejarah didekatkan dengan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam capaian pembelajaran yang sudah ditetapkan pemerintah. Sehingga pembelajaran sejarah tidak terjadi penyimpangan dalam pengajaran sejarah di kelas. 

Keempat Interaktif guru dalam mengajarkan sejarah dalam kelas dapat membuka kesempatan peserta didik untuk interaktif dan tercipta suasana pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik. Kelima demonstrasi artinya peserta didik dapat mengkomunukasi hasil karyanya dengan mendemonstrasikan melalui media social ataupun dalam bentuk media massa online. Sehingga karya pembelajaran sejarah dapat dinikmati oleh semua unsur masyarakat.     https://retizen.republika.co.id/posts/152323/metode-pembelajaran-sejarah

Unsur Kedua menggunakan konten pembelajaran yang dapat memudahkan peserta didik dapat mengakses dan mempelajarinya. Dalam hal ini sebagai seorang guru saya menggunakan google clasroom, google site, dan beberapa fasilitas yang tersedia dalam google untuk pembelajaran. 

Yang paling sering menggunakan google clasroom sebagai media untuk menaruh, merekam informasi pembelajaran dan penilaian peserta didik. Sehingga peserta didik dapat memudahkan untuk mengakses nilai dan materi pembelajaran yang telah dirangcang oleh guru bidang study.  Selain itu juga menggunakan fitur google site yang dapat membuat informasi pembelajaran yang berdeferensiasi. Karena dapat menaruh video, tulisan dan gambar dalam satu fitur. Sehingga peserta didik dapat memanfaatkan fitur tersebut untuk pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya oleh guru bidang study.  Contoh penggunaan fitur Google Classroom seperti contoh di bawah ini

Dokpri google classrom
Dokpri google classrom

Dokpri google classroom
Dokpri google classroom

Contoh penggunaan G site yang penulis buat dalam rangka proses pembelajaran di dalam kelas. Di dalam g site pun saya sebagai seorang guru sudah memberikan proses pembelajarn yang berdeferensiasi secara konten karena di dalam nya dapat diakses video, gambar dan tulisan dari blog atau website. Penggunaan google site memudahkan guru untuk membuat media pembelajaran terutama dalam pembelajaran berdeferensiasi dilihat dari penggunaan konten materi pembelajaran. 

Pemahaman peserta didik pun semakin kompleks dan terstruktur dalam memahami materi yang diampuh. Proses pembelajaran dapat diakses selain dari sekolah bisa juga dapat diakses dari rumah. Kapan pun dan dimanapun materi pembelajaran dapat dilihat.  Dalam hal ini penulis pernah membuat tulisan di dalam konten kompasiana ini dengan judul penggunaan media g site. https://www.kompasiana.com/indar22058/63b3daf04addee69d3339d52/pembelajaran-menggunakan-media-g-site

Tangkapan layar akun kompasiana Indar Cahyanto
Tangkapan layar akun kompasiana Indar Cahyanto

Dua hal dalam rangka pembelajaran berkualiatas pertama adalah motode pembelajaran dan kedua pemanfaat konten pembelajarn yang dapat memudahkan peserta didik dalam mengakses informasi materi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran abad ke 21 ada enam kecakapan abad ke-21 kemudian dikenal dengan istilah 6C, yakni character (karakter), citizenship (kewarganegaraan), critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreatif), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi). 

Salah satu ciri dari implementasi kecakapan 6C dalam pengajaran bahasa di abad ke-21 adalah munculnya aspek humanis dalam pendidikan, seperti pendidikan dan kurikulum yang berpusat pada nilai dan karakter, tidak lagi hanya berfokus pada penguasaan materi mata pelajaran.  https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/09/mengenal-peran-6c-dalam-pembelajaran-abad-ke21      

Upaya membangun proses pembelajaran yang bermutu dan berkualitas merupakan proses dari seorang guru yang mampu menggerakkan potensi dalam dirinya dan potensi peserta didik untuk dapat belajar sepanjang hayat. Dalam pemahamannya konsep belajar sepanjang hayat jika kita mau mengaplikasi proses tahap model pembelajaran yang dikenal dengan covid dan menggunakan konten pembelajaran dalam google. Belajar sepanjang hayat senantiasi peserta didik dan guru mau turus berupaya belajar dan berproses dalam menggerakkan giat kehidupannya.
  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun