Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gerakan Pramuka dalam Pembinaan Karakter Bangsa

14 Agustus 2022   21:52 Diperbarui: 14 Agustus 2022   22:21 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan Pramuka Dalam Pembinaan Karakter

Oleh : Indar Cahyanto

Hari ini tanggal 14 Agustus 2022 gerakan Pramuka Indonesia tepat berusia 61 tahun. Usia yang sudah tidak terbilang muda dalam pembinaan karakter pemuda dan remaja Indonesia. Ragam giat pembinaan karakter gerakan pramuka telah terbukti banyak menghasilkan karya bagi kemajuan peradaban kehidupan masyarakat Indonesia.

Sebuah gerakan pembinaan generasi muda melalui gerakan Pramuka yang telah memiliki legalitas formal berbentuk Undang-Undang NOMOR 12 TAHUN 2010 tentang Gerakan Pramuka. Refleksi penghargaan dan apresiasi membina generasi muda diberikan oleh Negara kepada Gerakan Pramuka melalui Undang-Undang.

Didalam UU No.12 Tahun 2010 dijelaskan gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

Proses pembinaan karakter yang berjiwa kepemimpinan terpatri dalam pembinaan sistem among dalam metoda kepramukaan tergambar dalam giat dan aktifitas sehari-hari. 

Giat pembinaan yang digariskan dalam UU Pramuka melalui sistem among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kepemimpinan: di depan menjadi teladan; tengah membangun kemauan; dan di belakang mendorong dan memberikan motivasi kemandirian.

Sebenarnya selaras dengan apa yang diharapkan oleh kementrian pendidikan nasional berkaitan dengan sistem among yang dipakai dalam proses ragam pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran sistem among menurut Ki Hajar Dewantara dimaksudkan adalah pengajaran yang mendidik anak akan menjadi manusia merdeka batinnya, merdeka fikirannya, merdeka tenaganya. 

Sehingga akan tumbuh, subur, tertib dan damai tanpa paksaan, hukuman yang dapat memperkosa hak kodrat anak.

Sistem Among berasal dari bahasa Jawa yaitu mong atau momong, yang artinya mengasuh anak. Para guru atau dosen disebut pamong yang bertugas untuk mendidik dan mengajar anak sepanjang waktu dengan kasih sayang.

 Tujuan dari Sistem Among adalah membangun anak didik untuk menjadi manusia beriman dan bertaqwa, merdeka lahir dan batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketrampilan, serta sehat jasmani dan rokhani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya. 

Dalam pelaksanaan Sistem Among, setelah anak didik menguasai ilmu, mereka didorong untuk mampu memanfaatkannya dalam masyarakat, didorong oleh cipta, rasa, dan karsa.( Muhammad Nur Wangid; 2009)  

Profil pembelajaran secara konsep pada saat ini yang diharapkan oleh kementrian pendidikan nasional secara konstruksi peserta didik dapat membangun ide dan pikirannya yang kreatif dan inovatif dibawah bimbingan guru.

 Oleh karena itulah nilai-nilai yang harus dimiliki oleh guru, yaitu (keteladanan) Ing ngarsa sung tulada, ketika berada di depan, seorang guru harus memberi teladan atau contoh dengan tindakan yang baik; 

(motivasi) Ing madya mangun karsa pada saat berada di antara peserta didik, guru harus menciptakan prakarsa dan ide; dan Tut wuri handayani, dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan. Tut wuri handayani di dalam pelaksanaan pendidikan disebut sistem among.

Peran pamong menurut pandangan Ki Hajar Dewantara sangat mulia karena semua aktivitas pamong difokuskan untuk kepentingan pengoptimalan potensi yang ada pada diri anak didik. Hal inilah yang mendasari adanya gerakan Pramuka yang memberikan pesan pembinaan peserta didik dengan berpusat kepada peserta didik.

Pelaksanaan pembelajaran perlu juga sinergi dengan pola pembinaan Pramuka kepada peserta didik. Metode belajar interaktif dan progresif dalam metoda kepramukaan dalam UU diwujudkan melalui interaksi: a. pengamalan kode kehormatan pramuka; b. kegiatan belajar sambil melakukan; 

c. kegiatan yang berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi; d. kegiatan yang menantang; e. kegiatan di alam terbuka; f. kehadiran orang dewasa yang memberikan dorongan dan dukungan; g. penghargaan berupa tanda kecakapan; dan h. satuan terpisah antara putra dan putri.

Menarik memang jika metode pembelajaran dalam gerakan Pramuka perlu ditumbuhkan kembangkan di dalam kelas. Sehingga akan muncul suatu proses pengembangan kepribadian yang diharapkan dengan nilai-nilai karakter Pancasila. 

Enam profil pelajar Pancasila yang dijadikan acuan kementrian pendidikan nasional jika ditrasnformasikan lebih lanjut dengan elemen gerakan Pramuka maka akan terjadi proses simbiosis mutualisme yaitu hubungan yang saling menguntungkan dan saling berkoloborasi dalam membina kaum generasi muda.

Ambil contoh dalam Pramuka ada kegiatan belajar sambil melakukan artinya guru dapat memciptakan kondisi pembelajaran yang didalamnya peserta didik sambil beraktifitas atau melakukan dengan membaca, menulis, atau menggambar dan lain sebagainya. Dapat juga dengan berdiskusi dalam membuat sesuatu produk atau karya pembelajaran. Peserta didik secara merdeka untuk merefleksikan ide dan gagasannya dalam proses pembelajaran.

Kemudian di dalam pembinaan project profil pelajar Pancasila jika dipadukan dengan elemen gerakan Pramuka dapat memberikan warna yang sangat baik dalam pelaksanaannya. Perlu kecermatan dan ketelitian jika pelaksanaan project profil pelajar Pancasila dapat disinergikan dengan pola pembinaan Pramuka. 

Dalam project pengutan profil Pancasila ada tujuh tema antara lain Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa Dan Raganya, Berekayasa Dan Berteknologi Untuk Membangun Nkri, Dan Kewirausahaan.

Menemukan titik temu yang saat ini harus didorong agar pembinaan generasi muda lebih fleksibel dan terarah. 

Ketika pada kurikulum 2013 Pramuka menjadi acuan pembinaan karakter wajib bagi peserta didik dan hingga saat ini Permendikbud No.63 tahun 2014 masih dapat dipakai secara regulasinya dan dapat dipadukan dengan Program Project Profil Pelajar Pancasila pada saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun