Serta banyak interpretasi yang muncul dalam memahami struktur kurikulum yang dimaksud sesuai dengan peraturan yang dibuat kementrian pendidikan kebudayan dan riset tekonologi.
Memahami implementasi kurikulum merdeka guru harus sedikit bergerak untuk menambah pengetahuannya. Tidak boleh statis dalam melihat gejolak perubahan kurikulum yang terjadi.
Dia bergerak untuk belajar dan merasakan serta melakukan praktik baiknya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasilnya akan dinikmati oleh peserta didik dalam pengetahuan dan pengalaman dalam proses pembelajaran.
Seperti ketika orang membuka warung kopi atau kedai kopi pastilah dia akan berusaha membuat citarasa pengolahan kedai dan menunya yang bervariatif. Tentunya dengan standar harga yang bersaing dengan kedai dan warung kopi yang lain. Sehingga pengunjung akan merasakan kenikmatan ketika dia berada di dalam kedai kopi itu.
Sambil merasakan menu aroma kopi yang diracik oleh seorang barista. Bahkan menu makanan pendamping yang diracik oleh para koki atau juru masak yang hebat dan handal.
Proses pembalajaran sepanjang hayat sebelum diberikan pemahaman ke peserta didik kita dulu sebagai seorang guru mau tidak untuk belajar. Tuntunan dunia informasi dan digitalisasi yang luar biasa menuntut guru pun juga harus mau bersiap berubah dan bersiap belajar.
Guru harus menjadi role model pembelajaran kreatif dan inovatif sebelum diarahkan ke peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H