Bersyukur pada saat tahun ini kita dipertemukan kembali bulan suci Ramadhan. Kita bisa merasakan kehangatan beribadah di dalam bulan suci Ramadhan yang selalu dinantikan dalam kehidupan. Walaupun Shaum Ramadhan ditahun ini masih dalam suasana pandemic covid 19. Sejuta harapan dan makna memasuki Shaum Ramadhan di tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu.
Kehadiran bulan suci Ramadhan selalu dinantikan oleh setiap kamu muslimin dipenjuru dunia. Bulan suci yang menggerakan seluruh potensi yang ada dalam kaum muslimin untuk dikeluarkan dan digerakkan dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Menggerakan ibadah wajib dan ibadah sunnah yang akan mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Shaum Ramadhan yang menggerakkan dan membangkitkan semangat keberagamaan dalam memahami haikat perjalanan kehidupan.
Apalagi Shaum Ramadhan di tahun ini ada perbedaan pandangan pemahaman dalam menentukan awal Ramadhan. Pandangan yang memahami akan datangnya "hilal" sebagai bulan baru dalam kalender Islam. Karena melaksanakan ibadah bulan suci Ramadhan dengan melihat hilal menandakan adanya bulan baru dan kewajiban melaksanakan ibadah shaum Ramadhan.
Ada dua pandangan berkaitan melihat posisi hilal yang dianjurkan oleh Rasullah yaitu dengan menggunakan wujudul Hilal atas dasar Hisab (bulan sudah berada di atas ufuk) dan ada juga yang merujuk pada pendapat Rukyatul hilal (bulan berada di atas ufuq dengan ketentuan Imkanu ar- rukyah. Kedua ketentuan yang menjadi rujukan dalam mengambil dasar dalam menentukan datangnya bulan baru.
Diriwayatkan dari Abdurrahman ibn Salam al-Jumahi, dari alMuslim), dari Muhammad (yaitu Ibn Ziyad), dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Berpuasalah kalian karena melihat Hilal (bulan sabit Ramadlan) dan berbukalah (berhari raya) kalian karena melihat Hilal (bulan sabit Syawwal), jika kalian terhalang mendung maka sempurnakanlah hitungan Syaban menjadi 30 hari". (HR. al-Bukhari dan Muslim serta Ashhab as-Sunan).
Firman Allah SWT: Artinya: "Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan." [QS. ar-Rahman (55): 5].
Kedua dasar itu yang mewajibkan bagi kita untuk berpuasa dalam bulan Ramadhan. Momentum Ramadhan datangnya Ramadhan memiliki perbedaan dalam praktek keagamaan tapi harus disikapi dengan saling asah, asih dan asuh sesame umat Islam. Pada dasarnya ketika kita melakukan keyakinan beragama menggunakan dasar ilmu dan rujukan yang sesuai dengan tuntunan. Serta momentum perbedaan merupakan sunnah Rasullah yang setiap manusia atau insan memiliki perbedaan satu sama lain dan perbedaan itu rahmat untuk kehidupan manusia di dunia.
Perbedaan pandangan dalam memahami jatuhnya bulan suci Ramadhan justru menggerakkan keyakinan untuk memperdalam ilmu pengetahuan, memperdalam sikap social dan toleransi dalam mewujudkan hubungan kemanusian. Menggerakkan untuk meraih keberkahan dalam suci bulan Ramadhan dengan menundukkan pandangan dan egoism.
Kehadiran Bulan Suci Ramadhan tanpa kita minta, tanpa kita mau serta tanpa kita undang karena bulan suci Ramadhan dengan sejuta makna dan pesona serta sangat istimewa menghampiri jutaan umat islam dipenjuru dunia atas dasar rasa kasih sayang dan ketentuan dari Allah SWT.
Madrasah dan Training Manajemen Diri.