Baru kemarin kurikulum merdeka belajar diluncurkan oleh Kementrian Pendidikan kebudayaan Riset dan Pendidikan Tinggi. Ada harapan baru dalam membangun struktur kurikulum yang dapat memahami persoalan pendidikan yang ada di Tanah air tercinta Indonesia. Setelah diterpa pandemic covid 19 selama 2 tahun lebih kondisi pendidikan mengalami penurunan pembelajaran kualitas pendidikan atau Learning loss.
Learning loss adalah istilah yang digunakan untuk menyebut hilangnya pengetahuan dan keterampilan, baik itu secara umum atau spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu. Hal ini terjadi akibat pandemic covid 19 proses pembelajaran tak bisa dilaksanakan secara tatap muka akan tetapi melalui daring. Sehingga terbangun dan terbentuknya karakter manusia pembelajar akan hilang dan mengalami kemunduran.
Kemudian hilangnya kreatifitas ssesaat peserta didik pada saat pandemic covid 19 karena kurangnya sosialisasi dan interaksi secara langsung baik dengan guru maupun dengan teman sekelasnya. Kegiatan pembinaan ekstrakurikuler pun berganti dengan kegiatan secara daring juga. Biasanya kegiatan esktra kurikuler peserta didik penuh dengan warna dan ragam kegiatan peserta didik.
Pratiwi dan Utama (2020) mengidentifikasi setidaknya enam strategi yang dilakukan sekolah pada masa pandemic dalam melakukan pembelajaran.
Pertama, di wilayah dengan akses internet dan perangkat digital memadai, serta didukung oleh guru dan siswa yang melek digital pembelajaran dapat berjalan relatif baik dengan kelas di ruang maya (interactive virtual classroom) dan mengoptimalkan aplikasi belajar daring.
Kedua, di sekolah-sekolah dengan akses internet dan perangkat digital yang memadai namun tidak didukung dengan keterampilan digital guru/siswa, PJJ dilakukan secara terbatas dimana penugasan dan pembimbingan oleh guru umumnya dilakukan melalui aplikasi media sosial WhatsApp.
Ketiga, beberapa sekolah dengan akses internet terbatas melaksanakan proses belajar dalam kelompok kecil rumah guru atau siswa. Keempat, beberapa sekolah yang juga tanpa jaringan internet memanfaatkan radio lokal/ radio amatir untuk menyebarkan penugasan. Kelima, terdapat sekolah yang menggunakan pesan berantai ("mouth to mouth" massage) untuk menyampaikan tugas ke siswa. Keenam, beberapa sekolah bahkan terpaksa harus meliburkan siswanya. (Yogi Anggraena dkkk. 2022)
Dibutuhkan penyederhanaan dari kebijakan kurikulum agar persoalan lerning loss dan persoalan kaitannyaa dapat teratasi dengan baik. Karena begitu luasnya Indonesia sehingga tidak semua daerah atau wilayah tersedia suatu layanan komunikasi dan jaringan dengan baik serta pemanfaatan teknologi. Terkadang hambatan yang esensial adalah terkendala jaringan internet contohnya ketika mengalami hujan atau cuaca yang tidak mendukung pasti ketersedian jaringan internet mengalami hambatan atau putus ditengan jalan.
Didalam buku saku Tanya jawab kurikulum merdeka dijelaskan. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020). Permendikbud tersebut mengindikasikan bahwa Merdeka