Selain menggarap seni pertunjukan drama atau teater, dramatisasi puisi, musikalisasi puisi, musik kolaborasi, dan lain-lain, Posstheatron juga menggarap seni kriya atau handycraft, penerbitan buku sastra, diskusi dan pelatihan penguatan budaya, dan sebagainya.
Dalam menjalankan aktivitas kebudayaannya, Posstheatron berpijak pada motto, "Mengubah yang ada menjadi yang semestinya." Ketika menemukan nilai-nilai seni budaya yang tidak sesuai, Posstheatron berusaha sebisa mungkin untuk mengembalikannya ke nilai yang seharusnya.
Begitu banyak seni pertunjukan (terutama seni tradisional) di Garut yang semakin terlupakan akibat tergerus kemajuan zaman, kehilangan ruang ekspresi, kehilangan panggung, atau kehilangan apresiator.
Bahkan tidak jarang para pelaku seni tradisi itu akhirnya menggunakan keseniannya untuk mengamen di jalanan, mengais remah-remah rejeki dari para dermawan yang melintas.Â
Maka berpijak pada motto tersebut, Posstheatron terus berupaya memfasilitasi kelompok-kelompok seni tradisi untuk mempertontonkan kreasi seninya di Padepokan Sobarnas Martawijaya, melalui kegiatan-kegiatan yang sudah diprogramkan.
Mencatat Agenda Budaya di Padepokan Sobarnas Martawijaya
Padepokan Sobarnas Martawijaya juga menjadi semacam ruang apresiasi bagi para pecinta, penikmat dan pemerhati seni. Berbagai kegiatan seni dan budaya sering digelar di sini, mulai dari pagelaran atraksi seni, diskusi seni budaya, hingga pelatihan seni. Setidaknya, dalam satu bulan ada satu pagelaran seni dan satu kegiatan diskusi seni budaya yang dilaksanakan di Padepokan ini.
kesenian, kebudayaan, dan kehidupan sosial, bahkan hingga isyu-isyu yang berbau politik. Kegiatan ini biasanya menghadirkan narasumber yang memang bergelut di bidang yang akan didiskusikan.
Pada hari Jumat (biasanya minggu ketiga), rutin digelar acara bertajuk Jumat Ngaliwet, sebuah acara ngawangkong (diskusi santai) yang membicarakan berbagai isyu lintas disiplin, mulai dari isyu yang berkaitan denganSementara untuk peserta, diskusi ini biasanya dihadiri oleh para pelaku dan pemerhati seni dan budaya, aktivis komunitas seni budaya, aktivis komunitas kreatif, mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum.
Di akhir acara, semua peserta duduk bersama untuk menikmati sajian nasi liwet khas Padepokan, sambil diselingi senda gurau. Sungguh sebuah pemandangan yang indah dan mengasyikan, dalam balutan suasana penuh keakraban dan kekeluargaan.
Kemudian pada hari Sabtu (biasanya minggu kedua atau minggu ketiga), digelar acara Pentas Sore : Pentas Seni Sabtu Sore, yakni pagelaran aneka tampilan kesenian, baik seni tradisi maupun modern atau kontemporer. Pengisi acaranya tidak hanya dari warga padepokan, tetapi juga mengundang seniman atau kelompok seni lain, baik dari Garut maupun dari luar Garut.