Sanding adalah nama sebuah kampung di wilayah utara kabupaten Garut. Tepatnya berada di wilayah Kecamatan Malangbong, sebuah kecamatan yang terkenal akan kelezatan ladunya.Â
Pada mulanya kampung Sanding ini merupakan "ibu kota"-nya Desa Sanding. Namun, setelah terjadi pemekaran wilayah desa, kampung Sanding malah berada di wilayah Desa Girimakmur, desa baru pecahan dari Desa Sanding.
Kampung Sanding terletak di sebuah dataran tinggi, di kaki Gunung Ringgeung. Karena letaknya yang berada di dataran tinggi yang air dan tanahnya subur, wilayah ini sangat cocok dijadikan area pertanian.Â
Maka tidak heran jika kemudian sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Dengan penuh semangat mereka bekerja mengolah tanah, sebagai bukti syukur atas anugerah terindah yang mereka dapatkan dari Sang Pencipta.
Sanding bukanlah sebuah kampung ataupun desa yang besar, tapi namanya sudah cukup dikenal baik oleh masyarakat Kabupaten Garut.Â
Hal ini merupakan dampak dari adanya sebentuk kesenian tradisional yang khas dan sangat unik, serta masih hidup dan berkembang di masyarakat Sanding, Malangbong dan sekitarnya.Â
Kesenian buhun (tua) ini dikenal dengan istilah Seni Badeng, sebentuk seni pertunjukan yang cukup unik dan menarik.
Awalnya, kesenian ini digunakan sebagai salah satu media penyebaran agama Islam. Biasanya dipertunjukkan pada saat dilaksanakan pertemuan atau musyawarah warga.Â
Kini, fungsi Seni Badeng sudah bergeser menjadi sarana hiburan yang bisa dipertontonkan pada berbagai kegiatan perayaan seperti menyambut tamu besar, peringatan hari-hari besar Islam, menyambut pengantin, khitanan, dan perayaan-perayaan lainnya.
Sekitar abad ke-17 masehi, ketika masyarakat kampung Sanding masih menganut agama Hindu, Budha, dan bahkan animisme/dinamisme, datanglah seorang ulama dari Banten yang hendak menyebarkan agama Islam di daerah tersebut.Â