di tanah kosong
di antara puing-puing dendam
orang-orang mengibarkan kegembiraan
untuk sebentuk kesumat yang terlunaskan
oleh segenang anyir darah yang tumpah di Abbotabbad.
Â
di belahan lain
orang-orang membangun sepagar kebencian
menyusun kerangka dendam untuk diledakkan di tengah peradaban yang entah.
Â
di belahan lain lagi
para penjaga terus berjaga dan terjaga
sambil menyaksikan perseteruan kata-kata.
Â
di sini, kita hanya membaca dan meraba
dan tak sempat berkaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!