Agnesh menggeleng, hingga seseorang duduk berjongkok di depannya sembari meniupi lengan yang baru saja tertumpahi kuah soto. "Ke UKS aja ayo, gue yang anter," ujarnya
"Nggak perlu Aakash, aku gapapa kok. Ntar juga kering sendiri," sahut Agnesh.
Ya, lelaki itu adalah Aakash. Mereka memang satu kelas sejak kelas sepuluh. Tetapi Aakash tak pernah tahu, apa alasan yang membuat wajah Agnesh selalu dipenuhi luka dan lebam. Dan hal itu terjawab pagi tadi.
Agnesh mencoba berdiri, namun dia terjatuh. Aakash yang melihatnya membantu gadis itu untuk berdiri.
"Tangannya yang kena, tapi kakinya yang bermasalah. Playing victim, upss!" Sindir salah satu teman Agnesh yang menggunakan name tag Angel.
Agnesh hanya diam mendengar itu, menjelaskan pun akan percuma. Tak ada gunanya, karena mereka tak akan peduli.
"Kalau gak bisa bantu, seenggakknya gausah bacot!" maki Aakash lalu menggendong Agnesh menuju UKS.
Agnesh yang tak siap pun secara refleks mengalungkan tangannya ke leher Aakash. Teman-temannya yang ada disana hanya dibuat melongo. Ada apa sebenarnya?
Bersambung...
Stay tuned yaaa!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H