Mohon tunggu...
Indah Yulianti_12
Indah Yulianti_12 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

no trying to stop, no stoping to try

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penerapan Sila Ke-3 Dalam Kehidupan Gotong Royong dan Kekeluargaan di Desa Lebeng Timur, Pasongsongan, Sumenep

2 Mei 2020   16:13 Diperbarui: 8 Juni 2021   16:42 7344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh Penerapan Sila Ke-3 Dalam Kehidupan Gotong Royong dan Kekeluargaan (dokpri)

"Gotong royong adalah budaya khas Indonesia yang apabila masyarakat meninggalkan nilai-nilai gotong royong, maka masyarakat tersebut akan mengalami kekacauan sosial."

Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak  pernah lepas dari interaksi sosial dan pasti dalam hidupnya yang selalu membutuhkan orang lain. Kehidupan manusia tidak lepas dari nilai-nilai yang menjadi tolak ukur pelaksanaan sebuah kegiatan dalam kelompok masyarakat, melalui aturan-aturan yang di sepakati bersama sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. 

Mengenai nilai, nilai adalah suatu gagasan pengalaman, nilai pada hakikatnya adalah pertimbangan perilaku seseorang tanpa menghakimi benar atau salah pada prilaku tersebut.Nilai juga termasuk dalam bagian penting dari suatu kebudayaan .

Masyarakat yang hidup bersama, tentunya tidak hanya di pengaruhi oleh faktor geografis saja,melainkan identitas dan rasa solidaritas juga di dukung oleh nilai yang berlaku pada suatu masyarakat tersebut.

Baca juga : Gotong Royong Menciptakan Kerukunan dan Kebersamaan.

Gotong Royong merupakan salah satu budaya Khas Indonesia yang serat akar nilai luhur,sehingga sangat perlu untuk dijaga dan dipertahankan.Untuk meraih kesejahteraan bersama, maka masyarakat harus menanamkan nilai serta menguatkan budaya gotong royong .

Karena apabila masyarakat meninggalkan nilai-nilai gotong royong, maka masyarakat tersebut akan mengalami kekacauan sosial.

Desa Lebeng Timur,Pasongsongan, Sumenep yang merupakan Daerah Madura bagian ujung paling timur,sampai saat ini ,detik inipun masyarakat masih memegang teguh adat istiadat yang masih kental dan sering di lakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni’Gotong Royong’.

Masyarakat setempat melakukannya tanpa ada unsur paksaan, melainkan muncul karena adanya  kesadaran dan solidaritas yang tinggi antar masyarakatnya.

Sebagai masyarakat yang tinggal di daerah pelosok, umumnya mereka awam akan pengetahuan. Namun, dibalik semua itu mereka memiliki segi positif yakni masih melekatnya adat istiadat yang telah ada sejak dahulu, walau seiring berjalannya waktu kadang ada daerah yang mulai luntur adat istiadatnya. Tapi di desa Lebeng Timur masyarakat di sana masih menjunjung tinggi adat istiadat mereka, yakni gotong royong. 

Seperti istilah yang sering kita dengar”Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Kalimat singkat namun memiliki makna yang jelas, yakni bahwa setiap pekerjaan jika dilakukan bersama-sama pasti akan cepat selesai. Bagi mereka masyarakat desa Lebeng Timur, tidak bisa hidup sendiri. 

Baca juga : Gotong Royong Menjunjung Kekeluargaan dan Semangat Warga dalam Menjaga Lingkungan

Ketika hendak melakukan pekerjaan yang membutuhkan tenaga lebih dari 1 maupun 2 orang, tanpa diminta mereka langsung membatu sesamanya yang membutuhkan bantuan, karena mereka memiliki rasa solidaritas yang tinggi dan sudah tertanam dalam jiwa pribadi mereka

Masyarakat desa umumnya melakukan gotong royong mulai dari menanam hingga memanen pertanian mereka. Seperti saat ini hal yang sering dan marak sekali dilakukan oleh masyarakat lebeng timur adalah gotong royong dalam hal panen padi di sawah.Karena salah satu mata pencaharian masyarakat sumenep, khususnya daerah lebeng timur, pasongsongan ialah bercocok tanam yakni mrenanam padi .

Ketika panen masyarakat di sana bergotong royong saling membantu satu sama lain.Hampir setiap harinya bergantian hari ini panen punya si A, hari berikutnya panen punya si B, si C, dan seterusnya  sampai benar-benar panen padi di daerah tersebut.

Tidak hanya khusus dalam masalah penen padi, melaikan dalam setiap pekerjaan yang membutuhkan bantuan orang lain. Masyarakat di sana suka rela bahu-membahu saling membantu satu sama lain. 

Karena pada dasarnya masyarakat di sana beranggapan bahwasanya mereka itu adalah bersaudara. Bukan hanya faktor geografis yang membuat rasa solidaritas mereka sangat tinggi, melainkan dalam Islam juga telah dijelaskan bahwa “sesama umat muslim adalah bersaudara”.

Tolong menolong merupakan suatu perbuatan yang mulia yang harus dibangun sebagai bentuk kepedulian soaial, dalam alQur’an juga telah dijelaskan dalam Q.S Al-Maidah: 2 yang artinya : 

Dan tolong menilonglah kamu dalam hal kebaiakan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya adzab Allah sangat pedih. Maka dari itu, rasa solidaritas mereka sangat kental.

Baca juga : Antara Kerja Keras, Kerja Pintar, dan Kerja Cerdas Gotong Royong? Anda Pilih Mana?

Nilai-nilai dalam Gotong Royong:

  • Kebersamaan
  • Gotong royong mencerminkan kebersamaan yang tumbuh dalam masyarakat. Dengan gotong royong masyarakat secara suka rela mau bekerja bekerja bersama-sama.
  • Persatuan
  • Melalui kebersaaman yang terjalin dalam gotong royong juga sekaligus melahirkan perrsatuan antar anggota masyarakat.
  • Rela Berkorban
  • Mereka yang sudah bergotong royong tentunya mereka juga mau berkorkorban, baik itu berkorban waktu, tenaga, fikiran, bahkan uang demi kepentingan bersama.
  • Tolong Menolong
  • Gotong royong membuat masyarakat bahu-membahu untuk tolong menolong satu sama lain.
  • Sosialisasi
  • Seperti saat ini, masyarakat yang hidupnya mengikuti perkembangan zaman (Modern). Mereka biasanya cenderung dan individualisme, dan tidak mau tahu urusan yang lainnya (Masyarakat). Dengan adanya gotong royong, menyadarkan manusia bahwasanya mereka adalah makhlik sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain.

Manfaaat Gotong Royong:

  • Meringankan beban pekerjaan
  • Menumbuhkan sikap suka rela, tolong menolong, dan kekeluargaan antar sesama
  • Anggota masyarakat.
  • Menjalin dan membina hubungan sosial yang baik dan harmonis antarwarga masyarakat.
  • Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional.

Melihat nilai-nilai yang terkandung dalam gotong royong tersebut, secara tidak langsung, para masyarakat desa Lebeng Timur, Pasongsongan, Sumenep telah mengimplementasikan sila ke-3 yakni persatuan Indonesia.

Refrensi

Anggorowati,Puput.2015.Pelaksanaan Gotong Royong di Era Global (Studi Kasus di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan).Jurnal kajian moral dan kewarganegaraan Vol. 01 No. 03. Diakses pada tanggal 28 April 2020, pukul 15.23.

Noer Effendi,Tadjuddin.2013.Budaya Gotong Royong Masyarakat dalam Perubahan Sosial Saat Ini.jurnal pemikiran sosiologi Vol.2, No. 1. Diakses pada tanggal 28 April 2020, pukul 16.32.

Rolitia,Meta, dkk.Nilai Gotong Royong Untuk memperkuat Solidaritas dalam Kehidupan Masyarakat Kampung Naga. Diakses pada tanggal 28 April 2020, pukul 17.06.

http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/15/gotong-royong-dan-manfaat-gotong-royong-bagi-kehidupan.Diakses pada tanggal 01 Mei 2o2o pukul 20.03

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun