Â
Piala Sudirman setelah tahun 1989 tak pernah menginjakkan kakinya kembali ke Indonesia. Piala dengan kemegahan Candi Borobudur di bagian atas itu berpaling selama 34 tahun. Indonesia memiliki kesempatan untuk merebutnya kembali pada 14 Mei 2023.ÂKejuaraan internasional yang mengirimkan nomor beregu di kelima sektor itu kembali dilaksanakan di Suzhou, Tiongkok. Timnas Indonesia siap unjuk gigi, bahkan PP PBSI menargetkan untuk juara.
Berangkat dengan membawa tiga unggulan di sektor tunggal putra, ganda putra dan ganda putri harusnya cukup untuk menciutkan nyali lawan. Tetapi ternyata Indonesia kembali absen untuk mencapai Final.
Indonesia keluar sebagai Runner Up Grup B setelah kalah 3-2 dari Thailand. Butuh lebih banyak evaluasi untuk menghadapi lawan selanjutnya yang telah diundi malam itu juga. China yang menjadi tuan rumah terpilih menjadi lawan main Indonesia di babak Quarter Final.Â
Dengan keyakinan penuh bahwa Indonesia mampu mengambil poin pertama, maka PBSI mengeluarkan pasangan ganda campuran yang berbeda dari biasanya.Â
Strategi yang apik dan cukup berani untuk memasangkan Gloria Widjaja/Rinov Rivaldy melawan Zheng Siwei/Huang Yaqiong di babak knock out.Â
Pasangan ini belum pernah tertuliskan dalam sejarah tetapi sudah mampu menembus pertahanan permainan pasangan China di set pertama. Gloria sebagai playmaker mampu merusak rotasi dan Rinov dengan attacking smash andalannya.Â
Sayangnya, kemampuan adaptasi Siwei/Yaqiong kembali lebih cepat dan mampu menyamai kedudukan hingga memaksa untuk rubber game. Diakhiri dengan Indonesia harus mengakui keunggulan permainan China dari segi mentalitas.Â
Tak beda jauh dengan hasil di partai kedua dan ketiga. Anthony Sinisuka Ginting mampu berlari pada babak pertama tetapi terpaksa menginjak rem dan membiarkan Shi Yuqi mencapai garis finish nya.Â
Pola permainan ini bahkan terulang dalam laga Tunggal Putri yaitu Gregoria Mariska Tunjung melawan Chen Yufei. Sempat memimpin permainan hingga jatuh dalam skema lawan. Selesai sudah perjuangan mereka yang berakhir sama dengan Sudirman Cup 2021.
Jika menilik lebih jauh, kemampuan pemain Indonesia tidak bisa diragukan lagi. Kebocoran ini datang dari segi mentalitas mereka.Â
Terbukti dari permainan pertama yang unggul jauh memimpin kemudian melakukan kesalahan sendiri sehingga lawan memanfaatkan momentum tersebut untuk menjadi pijakan titik balik.Â
Mereka sulit keluar dari tekanan sebesar itu dan tidak mampu mengatasinya. Ini bukan kali pertama Indonesia pulang tanpa membawa medali. Ini merupakan pekerjaan utama PBSI untuk mengevaluasi dan berbenah.
Kejuaraan bergengsi ini menuntut mereka harus tampil dengan kualitas merata di setiap sektor. Meskipun belum berhasil, usaha mereka patut diapresiasi.Â
Walaupun masih banyak yang perlu diperbaiki tetapi mereka mampu memberikan perlawanan yang baik hingga akhir. Dalam hal ini konsisten perlu dibuktikan.Â
Perjalanan Timnas Indonesia adalah sebuah tangga naik bukan eskalator cepat, dan tahun 2025 adalah ajang pembuktian bahwa mereka telah tuntas menyusunnya dan berdiri di podium juara.Â
Hasil pertandingan kemarin memang belum memihak tim Indonesia. Tetapi optimisme itu harus selalu dibakar sebagai alat untuk berprestasi dan ambisi membawa Piala Sudirman pulang. Kekalahan mereka adalah sebuah evaluasi besar. Sekali lagi, mental yang berbicara. Ayo kembali kuat dan bangkit.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H