Di era digital, teknologi dan new media telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Teknologi merujuk pada perangkat, sistem, dan metode yang diciptakan untuk memecahkan masalah atau meningkatkan efisiensi. Sementara itu, new media adalah media berbasis internet yang memungkinkan interaksi dua arah, seperti media sosial, layanan streaming, dan aplikasi mobile. Mulai dari media sosial hingga layanan streaming, platform digital ini tidak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tetapi juga memengaruhi budaya, ekonomi, dan pendidikan. Namun, di tengah peluang yang dihadirkan, ada tantangan yang perlu diatasi agar teknologi dapat memberikan dampak positif yang maksimal.
1. Teknologi dan New Media di Indonesia
Indonesia adalah salah satu pasar terbesar untuk teknologi digital. Berdasarkan laporan We Are Social (2024), Indonesia memiliki lebih dari 212 juta pengguna internet aktif. Media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube menjadi platform populer untuk berbagi informasi, hiburan, hingga berbisnis.
Fakta menariknya juga yaitu:
- Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara dengan jumlah pengguna TikTok terbesar di dunia.
- Platform seperti Shopee dan Tokopedia memanfaatkan new media untuk mendukung transaksi e-commerce yang tumbuh hingga 20% setiap tahun (Statista, 2023).
Selain itu, layanan streaming seperti Netflix dan Disney+ kini menjadi bagian penting dari gaya hidup masyarakat urban. Konten lokal seperti film dan serial Indonesia semakin mendominasi platform tersebut, menunjukkan bagaimana teknologi mampu mempromosikan budaya nasional di panggung global.
New media juga mengubah cara masyarakat Indonesia menjalankan bisnis. UMKM kini dapat menjangkau pasar global hanya dengan memanfaatkan media sosial atau platform marketplace. Hal ini tidak hanya memperluas pangsa pasar tetapi juga membantu menciptakan peluang kerja baru.
2. New Media Mengubah Pola Konsumsi Informasi
Media tradisional seperti surat kabar dan televisi kini beradaptasi dengan era digital melalui platform daring. Namun, media sosial sering menjadi sumber utama informasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
Namun pasti ada beberapa resikonya yaitu:
- Penyebaran Hoax: Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat penyebaran berita palsu tertinggi di Asia Tenggara.
- Konsumsi Informasi Cepat: Banyak pengguna hanya membaca judul berita tanpa memahami konteksnya, yang berpotensi memicu misinformasi.
- Bubble Filter: Algoritma platform seperti Instagram atau YouTube cenderung menampilkan konten yang sesuai dengan minat pengguna, menciptakan ruang gema (echo chamber) yang mempersempit wawasan.
Untuk mengatasi masalah ini, literasi digital menjadi sangat penting. Kampanye pemerintah dan komunitas untuk melawan hoaks, seperti Gerakan Nasional Literasi Digital (Cyberkreasi), perlu terus diperkuat.
3. Peran Teknologi dalam Pendidikan dan Ekonomi
Teknologi dan new media juga berperan besar dalam mendorong sektor pendidikan dan ekonomi. Â
- Edukasi Digital: Platform seperti Ruangguru dan Zenius membantu siswa mengakses materi pembelajaran dengan mudah, terutama selama pandemi COVID-19.
- Ekonomi Digital: UMKM di Indonesia kini menggunakan media sosial untuk memasarkan produk mereka. Laporan Bank Indonesia (2023) mencatat bahwa ekonomi digital menyumbang hingga 20% dari PDB nasional.
- Peluang Karir Baru: Teknologi juga menciptakan profesi baru seperti content creator, digital marketer, dan data scientist, yang semakin diminati oleh generasi muda.
Namun, tantangan besar seperti kesenjangan akses teknologi di daerah terpencil masih menjadi hambatan.
4. Budaya dan Identitas Lokal di Era New Media
Salah satu dampak menarik dari new media adalah bagaimana budaya lokal dipromosikan secara global.
* Konten Lokal Mendunia: Lagu-lagu tradisional yang di-remix di TikTok atau kebaya yang diperkenalkan oleh influencer menunjukkan bagaimana teknologi dapat melestarikan sekaligus memodernisasi identitas budaya.
* Bahasa Indonesia di Media Digital: Platform seperti YouTube dan podcast kini menjadi media untuk memperkenalkan bahasa dan dialek lokal kepada audiens yang lebih luas.
Namun, masuknya budaya global melalui new media juga membawa tantangan. Masyarakat perlu lebih selektif dalam menyerap budaya asing agar tidak kehilangan jati diri.
5. Tantangan yang Harus Diatasi
Meskipun teknologi membawa banyak manfaat, ada beberapa tantangan besar yang perlu diperhatikan:
- Kesenjangan Digital: Tidak semua wilayah di Indonesia memiliki akses internet yang memadai. Menurut laporan APJII (2023), sekitar 40% masyarakat di daerah terpencil masih belum terjangkau layanan internet.
- Keamanan Data: Kasus pelanggaran data pengguna meningkat, terutama di platform e-commerce dan aplikasi publik
- Kecanduan Digital: Ketergantungan pada media sosial dan aplikasi daring dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, terutama di kalangan remaja.
6. Masa Depan Teknologi dan New Media di Indonesia
Untuk memaksimalkan potensi teknologi, Indonesia perlu fokus pada beberapa hal:
1. Pemerataan Infrastruktur Digital: Investasi dalam jaringan internet di daerah terpencil sangat penting.
2. Literasi Digital: Edukasi masyarakat tentang cara menyaring informasi dan menjaga keamanan data.
3. Regulasi yang Tepat: Pemerintah perlu mengawasi penyalahgunaan teknologi, seperti hoaks dan pelanggaran privasi.
Â
Teknologi dan new media telah memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan potensi untuk memajukan pendidikan, ekonomi, dan budaya, teknologi ini membuka banyak peluang bagi kemajuan bangsa. Namun, tantangan seperti kesenjangan digital, keamanan data, dan literasi digital membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat.
Masa depan teknologi dan new media di Indonesia tergantung pada kemampuan kita untuk memanfaatkan potensi yang ada secara bijak dan bertanggung jawab. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, investasi dalam infrastruktur digital, serta edukasi literasi digital adalah langkah-langkah strategis untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Â
 Referensi:
1. We Are Social & Hootsuite. (2024). Digital 2024 Global Overview Report. Diakses dari [www.wearesocial.com](https://www.wearesocial.com).
2. Kominfo RI. (2023). Statistik Penyebaran Hoaks di Indonesia. Diakses dari [www.kominfo.go.id](https://www.kominfo.go.id).
3. APJII. (2023). Laporan Penetrasi Internet Indonesia 2023. Diakses dari [www.apjii.or.id](https://www.apjii.or.id).
4. Bank Indonesia. (2023). Ekonomi Digital di Indonesia. Diakses dari [www.bi.go.id](https://www.bi.go.id).
5. Statista. (2023). E-commerce Growth in Indonesia. Diakses dari [www.statista.com](https://www.statista.com).
6. ID-SIRTII. (2022). Cybersecurity Incidents in Indonesia. Diakses dari www.idsirtii.or.id.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H