Mohon tunggu...
Indah Permatasari
Indah Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya tertarik dengan dunia komunikasi, film, kuliner, dan masih banyak lagi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Telaah Konflik Sosial di Organisasi: Dampak dan Strategi Penyelesaian Konflik dalam Organisasi

31 Maret 2024   19:02 Diperbarui: 31 Maret 2024   19:03 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesuksesan sebuah organisasi tercermin dalam kinerja yang mencakup aspek finansial, manusia, metode kerja, dan lingkungan yang kondusif. Kinerja sumber daya manusia (SDM) dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pengetahuan, semangat, sikap, kepuasan, kedisiplinan, stress, dan komitmen karyawan, yang secara langsung memengaruhi kinerja. Faktor eksternal seperti lingkungan kerja, kebijakan pemerintah, persaingan, sistem manajemen, budaya, peran pemimpin, dan faktor lainnya juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja SDM.

Dalam proses interaksi antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya tidak ada jaminan akan selalu terjadi kesesuaian atau kecocokan antara individu pelaksananya. Setiap saat ketegangan dapat saja muncul, baik antar individu maupun antar kelompok dalam organisasi. Banyak faktor yang melatar belakangi munculnya ketidakcocokan atau ketegangan, antara lain; sifat-sifat pribadi yang berbeda, perbedaan kepentingan, komunikasi yang "buruk", dan perbedaan nilai. Perbedaanperbedaan inilah yang akhirnya membawa organisasi ke dalam suasana konflik. Agar organisasi dapat tampil efektif, maka individu dan kelompok yang saling tergantung itu harus menciptakan hubungan kerja yang saling mendukung satu sama lain, menuju pencapaian tujuan organisasi.

Aktivitas organisasi yang efektif sangat bergantung pada ketergantungan antarindividu dan kelompok kerja yang menciptakan hubungan kerja yang saling mendukung, yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi tanpa menciptakan konflik. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, strategi dalam mengelola konflik diperlukan.

Dalam konteks pengelolaan konflik dalam organisasi, strategi penting untuk mengurangi potensi terjadinya konflik dan menyelesaikan konflik yang muncul dengan efektif. Penggunaan strategi yang tepat dapat membantu organisasi menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, meningkatkan produktivitas, dan memelihara kesejahteraan anggotanya. Upaya ini memberikan dampak positif bagi psikis individu dan kelompok kerja karena terdapat rasa keterlibatan dan penghargaan atas kemampuan dan keahlian yang dimiliki, yang kemudian dimanfaatkan untuk mencapai tujuan perusahaan atau lembaga. Dampaknya dapat meningkatkan kinerja, baik kinerja individu maupun kinerja kelompok kerja, karena adanya kerjasama yang efektif dan lingkungan kerja yang mendukung.

PENGERTIAN KONFLIK

Konflik, berasal dari kata kerja Latin "configere", yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau bahkan kelompok) dimana salah satu pihak berusaha untuk mengalahkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik mencerminkan adanya perbedaan kepentingan, nilai, atau tujuan antara individu atau kelompok yang terlibat, dan sering kali diwarnai oleh emosi, ketegangan, dan konfrontasi. Konflik bisa muncul dalam berbagai konteks, termasuk dalam hubungan personal, lingkungan kerja, maupun arena politik dan sosial.

KLASIFIKASI KONFLIK

Klasifikasi konflik menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel, yang disajikan dalam Wirawan (2010: 22), meliputi lima jenis konflik:

  • Konflik Intrapersonal, terjadi saat seseorang mengalami pertentangan dengan dirinya sendiri karena memiliki dua keinginan yang tidak dapat dipenuhi secara bersamaan.
  • Konflik Interpersonal, merupakan pertentangan antara individu dengan individu lainnya karena perbedaan kepentingan atau keinginan. Ini sering terjadi antara individu dengan status, jabatan, atau bidang kerja yang berbeda.
  • Konflik antar Individu-individu dan Kelompok-kelompok, terkait dengan cara individu menghadapi tekanan dari kelompok kerja untuk mencapai konformitas. Individu dapat menghadapi hukuman dari kelompok kerja jika tidak dapat memenuhi norma produktivitas kelompok.
  • Konflik antara Kelompok dalam Organisasi yang Sama, jenis konflik ini sering terjadi di dalam organisasi. Misalnya, konflik antara kelompok lini dan staf, atau antara pekerja dan manajemen.
  • Konflik antara Organisasi, biasanya terjadi dalam konteks persaingan ekonomi antara organisasi, seperti persaingan antara Amerika Serikat dan negara-negara lain. Konflik ini dapat mendorong inovasi, pengembangan produk baru, teknologi baru, serta peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya.

PENYELESAIAN KONFLIK DALAM ORGANISASI

Menurut Stevenin dalam Handoko (2001: 48), terdapat lima langkah mendasar dalam mengatasi konflik:

1. Pengenalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun